Beranda / Pernikahan / KEMBALILAH SUAMIKU / Kamu Bukan Anak Kandungnya

Share

Kamu Bukan Anak Kandungnya

Penulis: ER_IN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Jadi kalian saudara?” tanya Nara penuh penekanan.

Aku menggeleng.

“Tidak ada hubungan apa-apa diantara kami.”

“Lalu?”

Aku menjelaskan semuanya kepada Nara siapa sebenarnya Roy. Dia bukan anak kandung ayah. Bibinya yang baru saja aku tahu namanya Nana menipu Yusuf agar menikahinya dengan menjebak Yusuf. Sementara saat itu Yusuf menaruh hati kepada ibu, karena hati yang sedang tak baik-baik saja setelah mengetahui bahwa Roy bukan anaknya ia datang berkali-kali kepada ibu, tetapi ibu menolak hingga istri juragan Barja yang mengetahui bahwa suaminya menaruh hati kepada ibu memberikan siasat keji demi keuntungan dirinya. Ia menyuruh Yusuf yang sedang dilanda gundah melakukan hal keji terhadap ibu, itu yang dikatakan bibi Ning.

“Lan aku masih tidak percaya dengan semua ceritamu.”

“Aku cuma minta satu hal Ra, aku juga ingin semuanya berakhir. Tolong tanyakan kepada Roy kenapa ia begitu membenciku? Anak Lilis Wati. Aku tak berniat merebut ayah darinya, aku tak bermaksud merebut kebahagiaanny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Wanita Yang Mengirimkan Racun

    Fajar yang datang akan selalu memberikan diri kesadaran bahwa kita masih memiliki kesempatan untuk tetap menikmati indahnya dunia dengan tipu daya ini.Ya Rabb, ya Tuhanku, sesungguhnya dunia ini hukuman untuk adam dan hawa, tolong kami agar tidak terlena begitu dalam dengan keindahan dan kenikmatan dunia yang fana ini dan jauhkan kami dari sifat kufur.Aku bergegas menghubungi umi, mengingat aku sudah dua hari tak menghubunginya. Panggilan video menjadi pilihanku karena kami bisa bertatap muka walaupun hanya dari sebuah layar ponsel.“Assalamualaikum, Umi?”sapaku setelah umi menjawab panggilan videoku.“Walaikum salam, Sayang, kenapa dua hari gak telepon? Kamu di mana? Kata Bi Ijah kamu gak pulang, kami sudah khawatir sekali. Zafar dan zakir sudah nanyain terus.”Umi memborong pertanyaan, entah mana dulu yang mau aku jawab.“Maaf Umi, kemarin ponselku rusak dan ada sedikit masalah di kantor jad

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Rindu

    “Mbak Bulan beneran mau melawan orang itu? Dia orang berkuasa," ucap Anwar.Aku tertawa kecil.“Mau orang berkuasa juga kalau salah tetap salah di mata Tuhan, Anwar.”“Tapi saya khawatir Mr. Black akan nyakitin Mbak Bulan.”“Insyaallah Allah bersama orang-orang yang selalu menyembahnya.”Aku dan Anwar kembali ke ruanganku , memeriksa beberapa dokumen penjualan beras yang sudah diproses oleh perusahaan.“Penjualan kita beberapa bulan ini melonjak naik Mbak.”“Alhamdulillah, apa kamu sudah mengetahui keberadan Azam?”Aku memang masih mencari tahu di mana keberadaan Azam, meminta pertanggungjawaban karena telah korupsi dan meninggalkan hutang.“Dia masih di Turki, Mbak. Menurut mata-mata yang kami sewa dia akan kembali akhir tahun ini, mungkin ia mengira Mbak Bulan sudah melepaskannya.”“Kita lakukan sesuai rencana agar dia tidak curiga dan semua info tentang aset miliknya sudah kamu urus?”“S

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Siapa yang Benar

    Aku berjalan pelan menghitung langkah hendak memasuki ruangan yang didalamnya telah menunggu seorang wanita yang menyambutku dengan senyuman, tetapi melihat senyumnya marah dalam dadaku semakin berkobar. Berkali-kali ku ucapkan istigfar, tak ingin setan dalam sisi kiriku terus menghasutku sehingga aku dapat melakukan hal bodoh yang akan merugikan diri sendiri.“Maaf Bu, saya terlambat.”“Ah, tidak apa-apa saya juga baru datang,”ucapnya lembut.Kenapa orang-orang rela memakai topeng untuk diterima di lingkar persahabatan? Memberikan senyum fiksi di saat kenyataan sedang mencekik.Saat ini kami hanya duduk berdua, memesan beberapa hidangan dengan senyum kepura-puraan yang sama-sama kita lukiskan. Meski begitu aku tidak lupa ada malaikat yang selalu mencatat tingkah lakuku, mencatat semua dusta yang kulakukan.“Ada apa Nona ingin bertemu saya?” tanya Nana di sela acara makannya.“Aku hanya ingin sedikit berbincang.”Setelah selesai makan aku membuk

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Kotak Usang

    “Kenapa koko nyakitin bulan?” tanya Nara begitu serius.“Damasareru igai ni riyū wa arimasen,” jawab roy.(Tidak ada alasan untuk itu selain tertipu)“Subete no kōdō ni wa tsuneni riyū ga arimasu,”(Selalu ada alasan untuk setiap perbuatan) ucap Nara yang tampak serius.Fāhan o tasuke mashita ka?(Apa kamu membantu Farhan?) Roy tak menjawab pertanyaan Nara.Aku tak mengerti apa yang mereka ucapkan sehingga aku hanya bisa melihat saja diantara mereka yang terus berucap bahasa Jepang. Aku hanya memperhatikan mimik wajah Nara yang terlihat sangat kesal. Hingga kami sampai di halaman rumahku.“Makasih ya, Ra?”Aku melambaikan tangan kepada Nara sebelum ia pergi meninggalkan kediamanku.Sampai di rumah kujatuhkan bobot tubuhku di sofa ruang tamu. Memijat pelipis yang sedikit terasa pusing. Entah apa yang harus aku lakukan, sementara ucapan Nana tadi selalu terngiang di kepalaku. “Sebenarnya apa yang

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Rekaman

    Hari demi hari aku lalui dengan mencari jawaban untuk semua pertanyaanku, tapi nyatanya Allah belum memberiku jawaban untuk semuanya. Aku semakin bingung diputarkan oleh semua teka teki ini.Aku teringat dengan kotak yang tadi kubawa dari rumah ibu, aku kembali membuka isinya. Kulihat satu persatu foto kecilku juga foto yang sebagian rusak.“Siapa yang ada di dalam foto ini?” gumamku lirih.Beralih dengan memori yang sudah usang.“Semoga masih bisa di pasang.”Berkali-kali mencoba memasang memori tersebut, tetapi tetap saja tak mau masuk di ponselku. Kembali kulepas.“Bismillahirohmanirohim.”Kupejamkan mata sambil memasukan memory card tersebut.“Subhanallah sudah bisa," ucapku girang.Mulai memeriksa setiap file di dalam memori itu, tak ada yang spesial hanya beberapa foto ibu bersama teman-teman, sepertinya diambil secara tidak sengaja. Aku

  • KEMBALILAH SUAMIKU    RAHASIA

    Ponselku terus bedering, panggilan dari Amara membnagukanku. Sengaja habis Subuh aku tidur kembali karena kepalaku masih sangat pusing.Tawa ricuh putra kembarku yang berebut ingin melihatku membuatku sadar sepenuhnya, bahasa kecilnya yang selalu bisa membuat bibir ini tersenyum mengembang walau hanya beberapa saat. Dari semua ini yang paling kusyukuri adalah mendapat anak dan keluarga baru, keluarga yang menerimaku dengan tulus, keluarga yang selalu mengingatkanku dengan kesalahan, dan aku sangat beruntung mendapatkan itu semua.Setelah berbincang dan bercanda dengan Amara serta kedua putraku rasa hati ini memiliki sedikit kekuatan untuk kembali mencari tahu. Aku menyambar handuk dan membasuh tubuhku, kesegaran walau sesaat setidaknya bisa memberi otak sedikit ruang sebelum kembali dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.Aku menatap diriku dalam cermin, diri yang terombang ambing hanya ingin mencari kebenaran dan keadilan. Menghela nafas berat kemudian mengucap basmalah, berharap hari in

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Apakah Takdirku telah Selesai?

    “Kamu dengar tadi kan Ra, mereka merencanakan ini buat keuntungan mereka. Mereka buat ibuku seolah orang jahat di mata Nana, bagaimana kamu bisa nyuruh aku pergi gitu aja?”tanyaku kesal pada Nara yang masih terlihat tenang.“Udah kamu jangan terbawa emosi dulu, kita main cantik dong. Katanya kamu pengen usut tuntas ini semua, kita gak boleh terbawa emosi yang ada kita gak tahu titik terangnya, yang penting sekarang aku akan temui Koko, kita balik dulu ke kota.”Dengan perasaan yang berkecamuk akhirnya aku tetap menuruti Nara yang memaksaku untuk kembali ke kota, ia mengantarku pulang lebih dulu.“Kamu jangan ke mana-mana, ya? d5an jangan lakukan hal bodoh. Ingat kita belum punya bukti yang kita pegang, jaman sekarang gak ada bukti orang akan lebih mudah lolos, sedangkan yang punya bukti saja dengan mudah lolos.”Aku mengangguk mendengarkan penuturan Nara, dia anak hukum pasti tahu semuanya. Aku percayakan semuanya kepada Nara.Setelah kepergian Nara sku berdiam diri di halaman rumah,

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Aku Masih Hidup

    Perlahan kupaksa mata untuk terbuka, meski kepala masih terasa sangat sakit, tetapi aku harus memaksa mata ini agar terbuka sepenuhnya. Menatap langit-langit putih.“Di mana aku?”Pandanganku mengedar ke seluruh ruangan, apa ini surga? Ah, sepertinya aku bermimpi jika ini surga, aku masih di sini di dunia yang imitasi.Kupaksa tubuh untuk kuat, berdiri perlahan meski masih sempoyongan, aku berjalan pelan menuju jendela, membuka tirai penutup jendela dengan perlahan dan mengamati seluruh keadaan luar.Aku beralih menuju pintu, menarik perlahan daun pintu, rupanya tidak terkunci, berjalan pelan menuruni tangga, di mana sebenarnya kini aku?“Nona sudah bangun?”Hampir saja aku melonjak karena kaget mendengar suara yang menyapaku dari belakang.“Siapa anda?” tanyaku kepada wanita dengan pakaian sangat rapi itu, ia tersenyum manis menatapku.“Saya orang yang dipercaya Tuan Roy

Bab terbaru

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Pasrah (TAMAT)

    Setelah puas menuntaskan aktivitas tidak masuk akal yang kulakukan di samping gundukan tanah, aku dan Bayu kembali ke rumah umi. Tiga jam terasa cepat sekali, lelah dan letih tak kuhiraukan. Biasanya aku akan berangkat setelah Magrib menginap semalam di rumah Bandung kemudian seharian berada di makam dan kembali setelah Azhar.“Umi.” Zakir dan Zafar berlari, berebut ingin memelukku. Kusambut keduanya dalam pelukan dan menciumi kedua pipinya.Perasaan bersalah kepada mereka semakin besar karena aku terlalu sibuk dengan sakitku dan tak memikirkan perasaan anakku.“Bagaimana hafalannya?”“Zakir sudah hafal al baqoroh,”“Zafar juga.”Aku mengacak gemas pucuk kepala mereka.“Alhamdulillah, pintar anak Umi.”“Zafar sama Abang bakalan rajin ngaji, tapi umi janji jangan nangis lagi, ya?”Aku tersenyum dan mengangguk pelan. Zakir dan Zafar tak lagi menanyakan Roy setelah abi menjelaskan panjang lebar kepada mereka da

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Menenangkan Hati

    Kalau saja hati ini, tubuh ini buatan Jepang atau China mungkin sudah tak dapat digunakan dan sudah berada di tumpukan sampah. Kalau saja pikiran ini sebuah chip dengan memori terbatas mungkin sudah tak terpakai lagi. Namun, semuanya ciptaan yang maha agung, ciptaan yang maha sempurna sehingga sampai detik ini aku masih menggunakannya dengan baik. Meski sudah remuk berkali-kali, patah tak terhitung.Setelah satu minggu berada di rumah sakit menjalani perawatan, saat itu kondisi tubuhku sudah mulai membaik, tetapi tidak dengan keadaan otakk yang mulai terganggu, psikologis mulai tak beres dan aku harus melakukan terapi sekali seminggu. Aku senang berdiam diri di bawah jendela menatap awan berjam-jam, kadang menangis seorang diri, tertawa dan berbicara dengan fot Roy atau Bang Amar yang sengaja kutaruh di bawah jendela tempat ternyamanku saat ini, entah itu pagi, siang atau malam.Kadang aku tak mengenali kedua putraku, kadang aku mengenali mereka. Kadang aku me

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Kemalangan Kembali

    “Roy!” Aku hendak berlari menghampiri Roy yang tergeletak tak berdaya di bawah kaki Azen. Namun, tanganku dicekal kuat oleh Azen.“Jangan dekati dia atau aku akan menembaknya.” Azen mengeluarkan pistol dan memperlihatkan di depan wajahku.Bayang-bayang malam pilu dimana Bang Amar kehilangan nyawa kembali berputar di otakku. Aku bersimpuh di bawah kaki Azen “Apa maumu?” tanyaku dengan uraian air pala pilu.“Menikahlah denganku.” Seringai setan terukir di bibir Azen.“Jika aku menikah denganmu maka lepaskan Roy dan anak-anakku.”Azen berlutut di depanku membelai wajahku. “Tentu saja.”“Tapi bukankah kamu masih ingat ilmu agama? Aku baru saja menikahi Roy, dan jika Roy menjatuhkan talak kepadaku kau perlu waktu empat bulan untuk mengucap ijab.”Azen kembali berdiri dan tersenyum.“Tentu saja aku paham, aku akan menunggu masa idahmu dan kau tinggal di tempat yang telah kutentukan.”“Tidak, aku tak

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Rencana Azen 2

    “Mang lebih cepat,” pintaku tak sabar. “Ramai kendaraan Mbak Bulan, entah kenapa malam ini ramai sekali,” jawab mamang.Aku semakin tak tenang, berkali-kali kuhubungi nomor Azen, tetapi ia tetap tak menjawab panggilan teleponku.“Aku akan naik ojek saja, Mamang pulang saja.”“Loh, Mbak Bulan mau naik ojek pakai baju seperti itu, ribet Mbak.”Aku tak menghiraukan ucapan Mang sopir dan segera turun melambai kepada siapapun yang menggunakan motor. Tidak aku pikirkan entah itu orang baik atau jahat, yang ada dalam pikiranku sekarang adalah anak-anakku dan juga Roy, ketakutan yang luar biasa tak dapat kusembunyikan. Aku takut Azen akan bertindak seperti dulu. Bagaimana jika ia sampai menyakiti Roy atau kedua putraku?“Cepat sedikit Mas,” ucapku kepada pemuda yang mengendarai motor.“Mana alamatnya Mbak?” tanya pemuda tersebut, aku memperlihatkan alamat pada ponselku. Pemuda itu menancap gas dengan kecepatan tinggi.“Itu

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Rencana Azen

    Bagaimana aku bisa berjalan di atas altar dengan hati tenang? Sementara aku tahu musuh mungkin akan datang begitu saja. Menjelang hari pernikahanku, sejak Roy datang melamar bersamaan dengan Azen ketenangan hatiku kembali terusik. Namun, aku mencoba menyampingkan semuanya demi orang-orang yang mencintaiku, demi anakku yang begitu dekat dengan Roy.“Mbak, sudah siap?” Amara membuka pintu kamarku perlahan dengan senyum di bibirnya.“Duduk sebentar,” pintaku.Amara mengikuti keinginanku dan duduk tepat di sebelahku.“Meski Mbak sudah menikah kalian tetap keluarga Mbak, kan?” Kugenggam jari-jemari Amara, aku takut kehilangan, aku takut ditinggalkan.“Mbak ini ngomong apa? Kan kita sudah sepakat gak bahas ini lagi. Kita tetap keluarga sampai kapanpun, dan aku tetap adikmu yang manja dan selalu merepotkan,” ucapnya sambil memelukku.Kuusap titikan air mata yang sempat lolos.“Terimakasih, Mara.”“Aduh, kenapa nangis? Nanti make up l

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Adakah Cinta Tanpa Maksiat?

    “Ada apa Bulan?” tanya umi yang melihatku begitu tegang.Aku kembali membaca pesan dari Azen.[Jangan pernah menikahi Roy!] Pesan dengan sebuah emo iblis mampu membuat jantungku berpacu layaknya pacuan kuda.Di saat yang bersamaan masuk pesan dari Roy.[Jangan pikirkan apapun, pikirkan saja kebahagiaan kita dan Zakir juga Zafar.]Bisakah aku hanya memikirkan itu? Bisakah aku mengabaikan pesan dari Azen? Bagaimana jika ia berbuat nekat lagi? Ya Rabb, kuserahkan semuanya kepadamu.Memasukan nasi dengan sedikit memaksa, aku harus terlihat baik-baik saja agar umi dan abi tak berpikir aku tengah menyembunyikan sesuatu.Setelah sarapan umi mengajakku untuk langsung berangkat menuju butik Mommy Nana, sebenarnya aku ingin pernikahan yang sederhana saja. Namun, umi dan abi ingin menggelar pesta mengingat dulu aku dan Bang Amar tak melakukannya. Umi bilang ingin sekali saja melihatku memakai baju selayar putih walaupun tak bersama dengan Bang Am

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Menerima Lamaran

    Aku memandang jari jemariku yang mengepal kuat, aku harus mengambil keputusan agar Azen tak terus menggangguku, setidaknya aku harus memiliki pendamping agar dia tak terus mengharapkanku.“Terimakasih telah datang untuk melamarku Azen, dulu memang aku mengharapkan itu berbagi shaf shalat bersamamu." Azen tersenyum lebar, kepercayaan semakin meningkat dan menyunggingkan senyum sinis kepada Roy. “Tetapi aku menerima lamaran Roy.” Seketika Azen terdiam mengepalkan tangannya, wajahnya berubah menyiratkan kemarahan.“Aku mempunyai alasan untuk itu, terutara anak-anakku begitu dekat dengan Roy, dan yang kedua dia datang lebih dulu untuk mengkhitbahku, jadi mohon maaf jika aku lebih memilihnya.” Kali ini Roy yang tersenyum menatap Azen.“Tidak, aku tak terima Bulan, sampai kapanpun kamu milikku!” seru Azen sebelum pergi meninggalkan kediaman kami tanpa pamit.“Maaf Bulan dan semuanya atas sikap anak saya,” ucap Nyonya B

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Dua Lamaran

    Seringkali aku beratnya, kadang di subuh yang sunyi, atau malam yang berbalut bintang. Apakah ini sebuah kenyamanan yang hakiki, atau sebuah kesesakan yang dibungkus dengan indah oleh sebuah narasi? Pasalnya aku tak pernah mengerti bagaimana adam bisa melakukan apapun untuk mendapatkan seorang hawa. Aku tak pernah mengerti itu, dan saat ini setelah kulakukan shalat subuh Roy mengirimiku pesan akan membawa mommynya mengunjungiku bertemu dengan abi dan juga umi. Entah apa yang akan mereka lakukan, ia bilang hanya ingin berdamai dengan keadaan hatinya yang terus mengusik.Aku tak ambil pusing, mungkin dia hanya ingin memperbaiki hubunganku dengan mommynya. Kusiapkan makanan untuk Zafar dan Zakir, sementara abi dan umi akan tiba siang ini. Aku masih menemani kedua putraku yang sedang menyantap makanan di meja makan, sesekali bercanda bersama mereka. Hari ini aku full menikmati me time bersama kedua anak kesayanganku.Selalu kuucapkan maaf berkali-kali karena aku tak bisa selalu bersama

  • KEMBALILAH SUAMIKU    Berjamaah

    Kutarik dengan pasti gagang daun pintu mobil milik Roy, di dalam putraku sudah duduk dengan manis, meminum sebotol teh. Aku mengamati keduanya, masih menikmati sesekali menggoyangkan kaki dan kepalanya mengikuti irama shalawat yang diputar oleh Roy.“Makan dulu, ya?” tanya Roy kepada keduanya, yang langsung dijawab oleh anggukan semangat.Mungkin Allah mempertemukan kami agar kedua putraku bisa mendapatkan sedikit kasih sayang layaknya seorang ayah. Meski tak dipungkiri pertemuan kami penuh dengan derita dan air mata, mengalahkan salah satu diantara kami, hingga Allah memberikan setitik cinta di hati Roy untukku dan kedua putraku.Namun, kehadirannya tak akan bisa menggantikan Bang Amar, kehadirannya, mungkin jika Allah mengizinkan akan mempunyai tempat yang sama di hatiku seperti milik Bang Amar, tetapi sekali lagi aku tegaskan bukan untuk menggantikan Bang Amar. Jika dia mampu menerima dan mau bersebelahan dengan milik Bang Amar kenapa aku tidak menerimanya? Karena hidup memang haru

DMCA.com Protection Status