“Palsu?” Setelah mendengar penjelasan Abi mengenai surat wasiat almarhumah Sinta yang ternyata palsu, tatapan Bening sontak beralih pada Rohit. Pria yang dulunya adalah penasihat hukum Sinta ketika masih hidup. “Pak Rohit juga baru tahu?”Rohit mengangguk. “Saya baru dikasih tahu Abi tadi siang. Makanya saya mau langsung ketemu, supaya nggak ada salah paham, karena wasiat terakhir beliau waktu itu memang berbeda. Mbak Bening masih ingat, kan, almarhumah bu Sinta memang minta untuk revisi surat wasiat. Tapi, sebelum ditandatangani, beliau sudah wafat duluan.”“Ya, ya, saya ingat itu.” Bening juga masih ingat, dengan pertemuannya yang terjadi antara dirinya, Rohit dan Vira. Wanita itu memberi “edukasi” pada Bening, tanpa rasa segan dan sungkan sama sekali. “Tapi, kan, Pak, pembagian itu sudah sesuai dengan hukum waris. Karena pak Ilham itu anak satu-satunya, jadi, yaaa, dia yang dapat.”“Betul,” kata Rohit. “Tapi apa kamu lupa? Almarhumah bu Sinta, sebelumnya juga sudah buat surat wasia
Read more