"Assalamualaikum, Mas," jawab Asri dengan suara serak dan malas. Sepertinya dia masih tidur."Waalaikumsalam, Sri. Bangun, Sri. Buka mata kamu!" tegasku."Iyo ... Iyo, Mas. Asri bangun ini.""Sri, kamu ambil surat nikah yang saya simpan di laci meja kerja saya. Sekarang! Dan berangkat ke Bandung, sekarang juga!" perintahku pada Asri, hanya Asri yang aku harapkan sekarang.Mendengar pembicaraanku dengan Asri, wajah Tari tampak pucat pasi."Hah? Bandung? Mau ngajak saya liburan, Mas?""Iya liburan di Bandung, alamatnya saya kirim." Berbicara terlalu panjang dengan Asri hanya akan membuang waktu."Lah, Asri sama siapa to, Mas, ke sananya?" Astaga, aku lupa bahwa Asri tidak pernah pergi kemana-mana selain ke Pasar dan mini market dekat perumahan. Bagaimana bisa menyuruhnya ke Bandung. "Gini ya, Sri. Pokoknya kamu siap-siap. Nanti saya suruh sopir kantor. Pak Rudi. Kamu tau kan Pak Rudi?""Iya, Mas, Asri ingat. Yang suka ngambil dokumen di rumah kalau Mas Abi lupa bawa itu kan, Mas?""Y
Read more