Akbar diam. Pengakuan Ayu barusan bagai sambaran petir yang begitu menggelegar. Sementara Ayu, dia gelagapan. Wanita itu merasa sangat bersalah telah berkata lancang pada suami sendiri.Dia terus melangkah mengikuti Akbar yang semakin mundur. "Jangan salah paham, tadi aku tersulut emosi, By. Tolong, maafkan aku.""Maaf? Aku tahu kamu tidak menginginkan pernikahan denganku atau lelaki lain karena ada Gio dalam hati kamu, iya, kan? Kalau kamu masih mencintainya, bilang saja. Tidak usah pura-pura bahagia dan mencintaiku.""Akbar, tolong. Aku gak ada maksud ke sana. Tadi itu cuman lagi emosi saja. Kamu suamiku, kamu imamkuâ""Tetapi kamu tidak mencintaiku!" tegas Akbar memotong kalimat Ayu.Lelaki itu terluka, dia menahan tangis sambil melangkah masuk kamar dan menutup pintu perlahan. Matanya berkaca-kaca, kalimat Ayu terngiang-ngiang dalam benak. Andai saja saat itu Ayu jujur sejak awal, maka dia tidak akan menikahinya.Sungguh, siapa pun tahu bahwa mencintai orang yang mencintai orang l
Read more