Home / Romansa / PERNIKAHAN YANG TIDAK KUIMPIKAN / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of PERNIKAHAN YANG TIDAK KUIMPIKAN: Chapter 71 - Chapter 80

126 Chapters

Bab 71

Lelaki hidung belang itu semakin mendekat, dia terus menampilkan seringai yang menakutkan. Ketika Ayu hendak berlari melewati pagar, tangannya sudah dicekal duluan.Wanita itu berteriak dalam heningnya malam. Entah, seperti tidak ada yang mau menolongnya. "Kamu siapa?" tanya Ayu menangis."Aku orang suruhan Akbar dan sekarang kamu sudah menjadi milikku!""Akbar?""Iya, suami kamu. Akbar Wijayuda kan nama dia? Dia sudah menjualmu.""Nggak, nggak mungkin! Kamu pasti bohong kan?""Bacot lu!" geram lelaki itu, kemudian menarik Ayu secara paksa.Di detik yang sama, lelaki tambun itu terlempar sedikit jauh padahal badannya penuh dengan lemak. Ya, dia memang besar, tetapi hanya dipenuhi lemak jahat bukan otot yang bisa memberi kekuatan tersendiri.Ayu tentu saja kaget melihat pemandangan itu. Siapa yang mencoba menyelamatkan dirinya? Apakah benar menyelamatkan atau justru ingin mengambil alih tugas lelaki hidung belang itu?"Pergi atau kupecahkan kepalamu!" Suara yang tidak asing itu membuat
Read more

Bab 72

Akbar datang dengan kondisi wajah yang penuh dengan luka lebam. Kepalanya terus menunduk lemah membuat Ayu bergegas membuka pintu.Lelaki itu kini jatuh di pelukan sang istri, dia tidak lagi kuat menopang berat badan. Walau dalam keadaan hamil muda dan masih gemetar, Ayu tetap memposisikan diri dengan baik. Dia memapah suaminya ke sofa, setelah itu mengunci pintu rumah kembali."Aku ambilkan air ya, By."Baru saja wanita itu hendak berdiri ketika tangannya sudah dicekal kuat. Akbar menggeleng pelan sambil meringis menahan sakit. "Tidak, aku sudah minum tadi. Tetaplah di sini, aku merindukanmu."Hati Ayu begitu teriris mendengar kalimat yang Akbar lontarkan barusan. Namun, dia menepikan perasaan larut itu untuk kemudian berlari kecil ke dapur. Dia memasukkan es baru ke dalam mangkuk, meraih kain tebal persegi dan membawanya ke sofa di ruang tamu."Kenapa bisa begini, Sayang?" Ayu bertanya sambil mengompres luka lebam itu. Akbar menahan sakit, dia memejamkan mata membuat Ayu semakin pen
Read more

Bab 73

"Iya, By. Seriusan, mereka nolongin aku loh."Akbar menautkan kedua alisnya. "Emangnya ada kejadian apa? Kenapa mereka harus nolongin kamu?"Dengan suara pelan Ayu menceritakan semua kejadian sejak Akbar pergi dari rumah, mengobrol dengan Dani dan juga Dian sampai harus nekat menunggu di depan pagar."Laki-laki?""Iya, By. Masa laki-laki itu bilang dia suruhan kamu, katanya kamu itu ngejual aku. Jujur, tadi aku sempet kecewa, tetapi Dani sama Gio ngeyakinin kalau dia itu bohong.""Terus mereka mana?""Balik ke rumahnya mungkin.""Syukurlah kalau kamu selamat. Aku jadi penasaran apa yang terjadi sebenarnya. Kamu ngerasa ada yang ngeganjal gak sih?"Ayu memaksakan senyum, dia menggeleng pelan berusaha menutupi ketakutannya. Dia mengajak Akbar masuk kamar saja karena malam pun sudah semakin larut.Sementara di tempat lain, tepatnya pada sebuah rumah besar yang berdiri kokoh di samping kediamana Ayu dan Akbar berkumpul tiga orang dewasa.Mereka adalah Gio, Dani dan Dian. Ketiganya duduk m
Read more

Bab 74

Pukul tiga subuh, alarm berbunyi membangunkan Dani yang tidur dalam keadaan duduk. Dia mengucek kedua mata karena pandangan masih mengabur.Lelaki itu berdiri, melangkah gontai menuju pintu kamar di mana adik kembarnya berada. Dia ketuk dengan pelan sambil terus memanggil namanya. Butuh lima menit untuk Dian bisa beranjak dari tempat tidur.Kepala gadis itu berdenyut sakit, dia sampai memejamkan mata keras berulang kali. Begitu pintu terbuka lebar, dia langsung dikejutkan oleh perkataan Dani. "Gio tidak di sini. Kita harus segera pulang sebelum Tante Dania kembali!""Gio ke mana?""Entahlah, kamu tidak perlu tahu. Sekarang siap-siap, kita harus segera pulang!"Dani menarik lengan kiri adiknya, kemudian menuruni anak tangga bersama. Cahaya remang membantu mereka melihat pintu keluar. "Cepat!" bisik Dani merasa was-was.Pintu utama sudah mereka buka, kemudian Dani kembali menarik lengan kiri Dian membawanya menjauh dari sana. Di kejauhan terlihat sebuah mobil berwarna putih sedang menya
Read more

Bab 75

"Sayang, kok aku kayak ngerasa ngeliat Dani sama Dian di depan rumah, ya?" kata Ayu begitu baru kembali dari menjemur handuk.Wanita itu juga terkejut melihat pintu pagar yang terbuka, tetapi kemudian berpikir mungkin ulah suaminya sendiri. Namun, ketika melihat si saudara kembar, dia tidak berani mendekat apalagi sampai membangunkannya.Alasan sederhana, yakni Ayu khawatir dua manusia itu bukan manusia asli melainkan makhluk astral yang sengaja menumpang tidur. Apalagi sekarang Ayu tengah mengandung, jadi takutnya itu jin penunggu yang sedang menjebaknya.Dia bergidik ngeri membayangkan hal buruk yang mungkin saja terjadi, kemudian menarik tangan suaminya yang sedang sarapan. "Buruan!""Gak mungkin ada mereka di depan rumah. Ngapain juga di sana? Aku aja waktu ke masjid tadi subuh gak nemu mereka kok, Ay. Perasaan kamu aja kali!" Akbar berusaha mencegah."Ih, enggak, By. Coba deh sekarang kita ke depan, ngecek dia itu bener ada apa enggak. Aku mah takut kalo sendiri, jangan sampai di
Read more

Bab 76

Keduanya terdiam. Dani khawatir kalau jujur sekarang malah memperkeruh keadaan. Sekalipun Ayu telah menikah, tetapi dia tahu kalau wanita itu masih memiliki sedikit cinta untuk Gio. Bahkan Dani bisa menebak, Ayu bertanya bukan karena sebatas penasaran, tetapi karena cinta. Dia takut lelaki yang dicintainya ada dalam masalah besar. Sebagai istri normal pada umumnya, seharusnya Ayu kesal karena suaminya sudah digebukin sahabat sendiri sekalipun karena terpaksa. Dia juga harus mencari tahu lebih dalam rencana mereka tentang bagaimana cara menjawab telepon padahal harus mengikuti Akbar dan lain sebagainya. Pada kenyataannya, Ayu sama sekali tidak menanyakan hal itu dan seandainya ada Akbar di antara mereka, maka sudah pasti lelaki tampan itu akan menelan rasa cemburunya. Setelah hamil, harusnya Ayu sudah semakin sadar bahwa lelaki yang menjadi suaminya kini adalah Akbar, dia harus mengabdi dengan penuh cinta dan kasih sayang padanya. Ayu belum dewasa, tepatnya karena tidak ingin meneri
Read more

Bab 77

"Jangan bodoh, Ayu. Kamu gak boleh bersikap seperti itu. Kamu itu kayak anak kecil tahu nggak sih?!" Dian semakin geram.Pasalnya Ayu tidak mau menerima masukan, dia selalu saja merengek kalau sudah menyangkut urusan Gio. Tidak mengapa jika hal itu dia lakukan sebelum menikah, sekarang prioritasnya sudah harus berbeda.Dian memukul jidat sendiri berulang kali. Gadis itu sangat kesal dan kalau saja Ayu adalah adiknya, maka pasti dijitak tanpa ampun. Siapa pun akan melihat wajah Ayu sekarang pasti merasa marah."Lagian kamu kenapa sih masih mikirin Gio? Ingat, Ayu, ingat! Kamu itu sudah menikah, gak pantes mikirin laki-laki lain. Sudah berkali-kali loh aku ngomong kek gini dan kamu gak mau dengerin. Kamu kenapa, sih? Atau kenapa gak sekalian jujur sama Akbar kalo kamu gak suka sama dia?" lanjut gadis itu lagi sambil memperbaiki posisi jilbabnya."Kamu yang kenapa? Kamu itu gak ada rasa peduli sama aku–""Ayu, cukup! Kamu harus sadar, kamu itu bukan anak kecil lagi. Kalo kamu gak mau men
Read more

Bab 78

"Jadi, kamu cemburu Akbar kuatir sama Naima?"Ayu refleks mengangguk, sementara Dian tersenyum kecut. "Kuatir aja, kan? Itu juga wajar dan boleh kalau misal Akbar nikah sama Naima karena cinta. Lah, kamu sama Gio? Apa boleh seorang istri nikah lagi alias poliandri?""Ya gak boleh lah!" Wanita itu menatap kesal pada sahabatnya sebelum beranjak masuk kamar.Sepertinya keadaan Naima benar-benar gawat. Ayu memutuskan untuk berganti pakaian saja karena ribet kalau harus mandi dulu. Kebetulan ada Dian, jadi dia bisa minta tolong ditemani ke rumah mertua.***Jam sudah menunjuk pukul sepuluh pagi, Ayu dan sahabatnya sudah tiba di depan rumah mertua. Mobil Akbar sudah ada di depan, itu artinya lelaki itu tiba lebih dulu."Naima!" teriak seseorang dari dalam."Yu, gawat itu!" pekik Dian.Mereka berdua lekas masuk tanpa mengetuk pintu lagi. Kedua mertuanya sudah menangis menatap Naima yang memejamkan mata dalam keadaan telentang. Ternyata perutnya sudah kempis, itu berarti Naima baru saja melah
Read more

Bab 79

"By, tadi katamu Naima kepeleset di kamar mandi, gak pendarahan, tetapi sekarat. Gimana sih?" bisikku pada Akbar ketika acara pemakaman sedang berlangsung."Aku juga gak tahu, kata ibu tadi ya gitu. Tau-taunya kemarin Naima sudah melahirkan dan entah, mungkin dia ke kamar mandi dan jatuh.""Kayak ada yang aneh," gumam Ayu tanpa sengaja.Sekalipun Akbar mendengarnya, dia tidak menanggapi gumaman sang istri. Lelaki itu yakin, ibunya hanya salah bicara sebagaimana orang panik pada umumnya.Ketika panik, terutama orang yang sudah berumur, tentu sering salah dalam menyampaikan berita. Entah dilebih-lebihkan atau malah berbanding jauh dari fakta.Sementara Ayu, dia terus menghela napas panjang. Pikiran wanita itu melayang-layang. Entah kenapa dia menaruh curiga pada Bu Laila kalau wanita paruh baya itu sudah sengaja mencelakai Naima.Dia ingin selamat dari hukum dan polisi, makanya penyebab kematian Naima mereka sembunyikan. Sangat tidak masuk akal kalau orang sehat tiba-tiba dipaksa melahi
Read more

Bab 80

"Kamu tuh gak bisa ngehargain perasaan aku, Akbar. Kamu egois dan semua laki-laki sama, cuma mikirin perasaannya sendiri!" cetus Ayu berusaha memelankan suara karena teringat di luar kamar masih banyak orang yang berlalu lalang.Kalau dia berteriak dan tidak bisa menahan emosi, maka rumah tangganya yang baru seumur jagung akan langsung menjadi perbincangan publik. Dia tidak mau hal itu terjadi, atau mukanya akan tebal menahan malu."Aku gak nyangka ya kamu bisa seegois itu!" Ayu melanjutkan, air matanya benar-benar mengalir deras. Dia sesegukan, lalu meraih bantal dan memeluknya erat.Wanita itu merasa sangat terluka. Akbar yang dia anggap baik ternyata masih menyimpan kenangan masa lalunya. Lelaki itu terlalu pandai menutupi kebusukannya sehingga yang terlihat hanya kebaikan.Ayu lalu merasa menyesal menerima pinangan Akbar kemarin. Kalau saja dia tahu, maka alasan itu bisa menjadi sebab dia tidak jadi menikah dan memiliki peluang yang besar untuk bisa bersama Gio. Kehadiran Akbar da
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status