Home / CEO / Gairah Istri Kelima Juragan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Gairah Istri Kelima Juragan: Chapter 61 - Chapter 70

95 Chapters

Orang Kaya Baru

...Paramita mengerjapkan mata beberapa kali saat sinar mentari menelusup masuk melalui celah-celah gorden ketika Prayogi membuka gorden-gorden berwarna cerah di kamar mereka.Berusaha meregangkan badannya menguap beberapa kali dan ada bias wajah manis menyambutnya dengan senyum yang tak kalah manis."Selamat pagi, sayang ...."sapa Prayogi sambil membawa baki kayu yang berisi makanan dan susu hangat.Paramita tersenyum lalu beringsut pelan menuju tepi ranjang."Kamu tak harus melakukan ini. Aku bisa melakukannya sendiri," ucapnya tapi menahan rasa tersipu dalam hatinya karena suaminya itu selalu saja melakukan hal-hal kecil yang sangat manis."Kita harus bangun pagi-pagi sekali, bukankah kamu ada janji?""Janji?" tanya Paramita karena ia benar-benar lupa janji apa yang dimaksudkan oleh Prayogi."Hari ini Mbak Pitaloka meminta kita untuk main kerumahnya dan kita sudah berjanji untuk itu. Apa kamu lupa?" tanya Prayogi akan mulai menyuapi Paramita makan."Aku belum mandi Mas, masa sud
last updateLast Updated : 2022-09-19
Read more

Pitaloka Bertemu Chandrakanta

...Chandrakanta menutup tumpukan berkas-berkas terakhir yang sudah ia tanda tangani saat seseorang bernama Philips menghubunginya untuk membeli kebun miliknya dan Yuvati dengan harga 3 kali lipat.Sebenarnya Chandrakanta sedang tidak membutuhkan uang lebih, tapi mendengarkan kalimat tiga kali lipat membuat pria itu bersemangat."Ada yang bisa saya bantu Mas," tanya Yuvati ketika Chandrakanta memanggilnya."Bagaimana menurut pendapatmu, sayang?""Masalah tanah perkebunan teh yang akan dibeli seseorang dengan harga 3 kali lipat itu?" tanya Yuvatu sambil menyodorkan teh pahit tanpa gula."Iya, sebenarnya Mas sedang tidak ingin sedang tidak membutuhkan uang lebih. Tapi dibeli dengan harga 3 kali lipat, bukankah itu sedikit menguntungkan untuk kita? Kita bisa membeli lahan lain dan membangun panti asuhan sesuai dengan keinginanmu dan Malini, bagaimana?""Kalau saya, menurut saja mana yang baik menurut, Mas.""Tapi saya akan ke perkebunan karet hari ini. Tidak bisa menemani Mas untuk me
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more

Susuk Yang Kadaluarsa

...Chandrakanta dan Malini tidak menyangka bahwa seseorang yang akan membeli tanah perkebunan teh milik mereka adalah wanita yang pernah membuat konflik dengan keduanya bahkan sebelum mereka menikah.Pitaloka tersenyum senang karena berhasil melihat jelas wajah-wajah yang ada di hadapannya saat itu. Ya ... Malini dan Chandrakanta benar-benar terkejut.Apakah terkejut karena melihat perubahan Pitaloka yang menjadi orang kaya baru atau terkejut karena tiba-tiba saja memiliki pesaing--seorang juragan wanita baru."Maaf saya tidak jadi menjualnya," ucap Chandrakanta dengan mantap.Pitaloka terhenyak atas pernyataan Chandrakanta."Mengapa susuk dan mantra yang aku gunakan tidak mempan? Awas saja kau, Mak Pikat!" gumam Pitaloka dalam hati dengan perasaan berang.Chandrakanta menarik tangan Malini dan meninggalkan tempat itu dengan segera. Sementara Pitaloka yang marahnya hingga ke ubun-ubun merasa kesal. Ia meminta Philips untuk menggendongnya karena jijik dengan tanah-tanah basah yang m
last updateLast Updated : 2022-09-21
Read more

Bekas Suaminya Menikah Lagi

...Kamera Canon jadul dan handycam menyorot keluarga Chandrakanta yang baru saja menuruni mobil mereka. Kekaguman tak henti-henti didengungkan oleh para tamu undangan dan warga desa yang datang ke acara pernikahan Prabawa dan Wina.Acara pernikahan yang dilangsungkan ini lebih megah dan lebih mewah bila dibandingkan dengan acara pernikahan yang diselenggarakan oleh Juragan dan Malini. Tapi mungkin saja ada penyebabnya.Siapa yang tidak mengetahui, bahwa suhita tak pernah mengizinkan ada orang lain yang melebihi dari dirinya walau itu termasuk bekas menantunya sendiri.Jari jemari lentik Malini yang memegang kipas nampak malu-malu menutupi wajahnya. Tangannya tak lepas mengamit lengan Chandrakanta dan di sebelah kirinya ada Yuvati yang juga sedang mengamit tangan suaminya."Kamu sedang jadi pusat perhatian!" ucap Yuvati terkekeh memandangi Malini yang selalu saja menunduk."Angkat wajahmu itu sayang. Jangan malu-malu. Ada kami yang akan selalu menemanimu!" ucap Chandrakanta pelan la
last updateLast Updated : 2022-09-23
Read more

Once Upon a Time in Bangkok (1)

...Keputusan pria itu untuk meninggalkan acara pernikahan adiknya di tengah tamu yang sedang datang ramai-ramainya, menurutnya sangatlah tepat. Lagipula ia memiliki rasa yang lebih hebat dibandingkan untuk bersama keluarganya.Apalagi Malini yang tampil begitu cantik dan menggoda di acara pesta pernikahan adiknya itu membuat debar-debar jantungnya tak menentu. Mungkin memang ia sudah mengidap sebuah gangguan kejiwaan yang menyebabkan ambisinya untuk memiliki Malini sangat berlebihan."Aku akan menyelamatkanmu dari Chandrakanta, Malini sayang. Aku sudah tak sabar untuk menunggu hari ini tiba dan semuanya berjalan sesuai rencanaku!" ucap pria itu senang.Diusapnya wajah dan kening Malini yang tertidur pulas di sebelahnya. Masih dalam keadaan yang tak sadarkan diri.Pria bernama Moko itu membawa Malini kabur mengendarai mobil yang sudah diisi minyak full tank. Berpuluh ribu-ribu kilometer jauhnya dari tempat mereka tinggal.Tiba di daerah perbatasan ...Seorang pria sudah menunggunya d
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

Once Upon a Time In Bangkok (2)

...Pintu kamar itu mengayun dan terbuka. Ada seorang wanita cantik berambut sedikit ikal dan panjang termenung memandangi hamparan hutan-hutan hijau dan laut biru yang luas terbentang di hadapannya.Wanita itu tersenyum menyambut pria yang sedang membawa baki berisi makanan."Mas ingin kamu mencoba beberapa makanan khas Thailand sayang!"Si Wanita hanya tersenyum lalu menggeleng pelan."Sebenarnya saya rindu masakan Mbak Yuvati, Mbok Giyem dan Gendis.""Malini sayang. Ini memang masakan khas Thailand. Tapi tangan suamimu ini yang membuatnya. Tidak kah kamu hargai sedikit saja dan mencicipinya."Pria yang selalu saja mengenakan kemeja putih selama berada di Bangkok itu pura-pura merajuk.Diulurkan sebuah piring cembung putih berisi sebuah makanan yang penuh dengan sayuran. Meminta Malini sedikit pembuka bibirnya lalu."Ya ... ampun Ini enak sekali, Mas!" ucapnya dengan mulut yang penuh.Pria itu tersenyum puas. Ia melingkarkan lengan kekarnya memeluk pinggang Malini membuat tubuh i
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

Pitaloka, Mari Bertemu!

***Seorang pria tengah berkendara bersama istri pertamanya dengan wajah yang bermuram durja. Rasanya ketika setiap hari tidak mendapatkan hasil yang baik membuatnya frustasi.Seluruh orang dikerahkannya. Baik itu orang-orang terdekat, kerabat bahkan kolega-kolega yang berjauhan jaraknya."Di mana kamu Malini, sayang?" tanyanya mengusap wajahnya dengan kasar.Merasa mencurigai seseorang tapi tidak memiliki bukti. Tentu rasa geram, amarah dan murka tak bisa dilampiaskan begitu saja."Mas yakin betul Malini dibawa kabur oleh Moko. Tapi mengapa ibu, istri bahkan adiknya tidak mengetahui hal itu.""Mungkin memang benar Suhita, Walimah dan Prabawa tidak mengetahui apa-apa. Mungkin itu rencana Moko sendiri. Mas harus membedakan itu," terang Yuvati mencoba menenangkan suaminya."Lalu, Mas harus bagaimana, sayang? Sudah beberapa hari tidak ada kabar dari Malini. Mas takut terjadi apa-apa kepada dirinya!""Kalau tidak bisa mengerahkan yang kasar lalu kita akan mengerahkan yang halus!" bisik Yu
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

Pitaloka, Astungkara dan Hotel Asia Afrika

..."Bukankah itu hotel milik Tuan Astungkara?""Iya, Mas itu memang hotel milik Mas Astungkara lalu?""Mohon maaf, Nyonya Pitaloka. Mohon maaf jika saya lancang. Tapi tidakkah anda berpikir Nyonya? Tuan Astungkara memiliki hubungan yang lebih dari sekedar pertemanan dengan anda. Saya mengetahui hal itu semua dan semua harta kekayaan yang Nyonya Pitaloka miliki saat ini berasal dari beliau. Tapi Nyonya malah membuat janji dengan Tuan Chandrakanta di sana. Tidakkah itu akan membuat Tuan Astungkara murka? Mengapa anda kerap bermain-main dengan api? Aku hanya takut Nyonya akan terkena imbas kemurkaan Tuan Astungkara?""Ah, Philips! Mengapa kau tidak memberitahuku sejak tadi. Aku refleks saja dan merasa amat senang karena juragan mengajakku bertemu dan hanya hotel itu satu-satunya hotel yang aku ketahui. Kalau ingin membuat janji bertemu dengan juragan di luar, tidak kah itu lebih berbahaya?Orang-orang Astungkara banyak berkeliaran di luar sana.""Itu memang benar Nyonya. Mengapa tidak
last updateLast Updated : 2022-09-28
Read more

Semua Itu Tidak Gratis, Juragan!

...Aku rasa Tuan Chandrakanta tidak mengetahui hal itu. Bukankah tidak ada yang mengetahui hubungan Nyonya dengan Tuan Astungkara selain saya.""Ya, siapa tahu. Lagi pula aku heran, mengapa Tuan Astungkara bermain di hotel miliknya sendiri. Aku takut kapan hari istrinya akan memergoki kami dan akan memenggal kepalaku," gumam Pitaloka. Tatapannya menerawang melihat ke arah luar jendela.Philips tertawa."Ternyata Nyonya Pitaloka memiliki ketakutan juga. Aku pikir ingin memiliki Tuan Chandrakanta adalah keinginan Nyonya dan semua rintangan dan aral tidak ada artinya untuk Nyonya Pitaloka.""Sebenarnya bukan istri Astungkara itu yang aku takuti. Tapi jika istrinya mengetahui hubungan spesial suaminya dengan wanita lain, tidakkah ia akan murka dan mengurung suaminya di rumah saja. Biar bagaimanapun mungkin istri Astungkara memiliki kartu mati suaminya dan untuk itu ketika aku memintanya untuk berpisah dengan istrinya pria itu amat sangat marah.""Kalau tidak bisa dilakukan dengan cara
last updateLast Updated : 2022-09-29
Read more

Malini Diculik Moko

...Wanita yang mengenakan rok lebar berwarna putih itu duduk di atas tubuh pria itu yang masih nampak tertidur lelap. Rambut panjang yang sedikit bergelombang berwarna gelap nampak tertiup angin pelan. Memberi kecupan lembut dan hangat pada pria yang dianggap suaminya. Padahal bukan. Pria itu masih enggan membuka matanya karena peraduan yang panas semalam. Ia benar-benar menyukai kebersamaannya bersama wanita yang dicintainya. Bahkan tak peduli bahwa ibu dan istrinya sudah sangat khawatir mengenai keberadaannya.Angin pantai berhembus pelan. Burung-burung berkicau seolah mengucapkan selamat pagi kepada dua insan tanpa ikatan itu."Uhmm ... Malini sayang. Kau selalu saja menggoda, Mas....." gumamnya lirih merasakan bibirnya dikecup hangat oleh sebuah bibir sensual.Kecupan yang berasal dari wanita pujaan hatinya, wanita yang dicintainya sejak dulu siang dan malam, wanita yang tidak pernah tergantikan oleh siapapun bahkan termasuk oleh istrinya nya sendiri.Wanita yang dipanggil M
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status