Home / CEO / Gairah Istri Kelima Juragan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Gairah Istri Kelima Juragan: Chapter 51 - Chapter 60

95 Chapters

Suatu Hari di Villa Praya

..."Harus melihat jejak itu dengan tulus. Bagaimana aku harus menemukan jejak itu?" tanya Chandrakanta."Ya ... Tuhan apa yang harus aku lakukan? Bantulah aku!" pinta Chandrakanta sambil menekan tombol whisper agar air hujan yang turun tidak begitu menghalangi pandangannya."Benda apa yang nampak berkilauan itu?" Chandrakanta melihat sesuatu berkilau di tengah-tengah jalanan yang tersiram air hujan. Bagaikan pelangi yang berada dalam campuran minyak."Mungkinkah itu jejak yang ditinggalkan mobil Malini?" "Tidak ada salahnya aku mencoba mengikuti jejak-jejak itu!" Siapa tahu bisa membawaku kepada Malini. Dikendarainya mobil dengan perlahan. Membawanya pada jalanan beraspal besar meninggalkan area pasar. Lalu masuk ke sebuah daerah yang jalannya lebih kecil."Sepertinya aku tahu daerah ini. Apa mungkin Malini sedang berada di villa Praya? Tapi mungkin saja. Mungkin dia ada di sana. Praya menghadiahkan villa itu untuk pernikahan kami. Malini sudah memegang kuncinya. Bukan tak mungk
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Berapa Harga Memasang Susuk?

...Pitaloka Hanya tinggal menunggu Mak Pikat menyelesaikan semedinya. Hari itu adalah hari terakhir di mana ia akan mendapatkan susuk pemikat yang akan ditanam pada beberapa titik di tubuhnya.Setelah memberi tanda Pitaloka masuk ke sebuah ruangan rahasia. Langkahnya membuat kayu tua berderit. Pintu dibuka. Mak Pikat tak tersenyum sedikitpun. Walau begitu tak mengurungkan niat Pitaloka untuk menyelesaikan ritual setelah melewati rangkaian panjang berhari-hari sebelumnya."Apa kau begitu tak sabar dan tergesa-gesa, Pitaloka?" tanya Mak pikat dengan suara yang sedikit berat.Pitaloka tersenyum malu. Ia duduk bersimpuh di depan Mak pikat sementara bibir mungilnya terus saja melafalkan sesuatu."Saya mohon, Mak, selesaikanlah ritual pemasangan susuk ini agar....""Agar apa Pitaloka?" Tanya Mak pikat suaranya menggema membuat burung-burung yang ada di sekitar gubuk itu beterbangan tak tentu arah."Aku sudah mengorbankan Paramita. Harusnya Mak paham apa yang menjadi timbal balik dari it
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

Menjadi Simpanan Pria Kaya

...Sepeninggal Pitaloka, Tasha membulatkan tekad untuk pergi ke rumah Mak Pikat-- tempat bibinya tinggal. Ia memasukkan beberapa potong pakaiannya dalam tas punggung merah muda yang selalu dikenakannya ketika sekolah. Menutup pintu lalu meletakkan kunci di bawah pot tanaman tempat biasa ibunya meletakkan kunci ketika pergi dari rumah.Tasha menunggu angkutan umum. Ia memang sudah terbiasa diajak ke rumah Mak Pikat, tapi memang biasanya pergi bersama ibunya. Baru kali ini anak perempuan itu pergi sendirian tanpa didampingi ibunya. Untungnya ia bisa tiba dengan selamat ke rumah Mak Pikat.Tasha naik ke tangga dengan kaki yang gemetar karena sejak pagi belum makan. Menangis memanggil nama Paramita.Prayogi dan Mak Pikat yang membukakan pintu terkejut ketika melihat anak kecil itu menangis mencari bibinya."Masuklah sayang ... jangan menangis. Bibimu ada di dalam," ucap Prayogi mengulurkan tangan untuk menuntun Tasha.Tasha memandangi Prayogi tak berkedip. Dipikirnya pria yang sudah me
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

Bulan Madu (1)

***Chandrakanta membimbing Malini berjalan menuju ke mobil. Wanita itu hampir saja menabrak tiang pancang villa yang berukuran lumayan besar. Suaminya terkekeh dibuatnya."Apakah kamu benar-benar tidak bisa berjalan, sayang?" Chandrakanta menggoda. Malini tersipu malu-malu, mencubit lengan suaminya begitu manis lalu bergelayut di lehernya dan mendaratkan sebuah kecupan kecil."Apakah kita harus bermalam di villa ini lagi?" tanya Chandrakanta dengan tatapan yang tak kalah menggoda."Sebenarnya saya ingin. Tapi kasihan anak-anak.""Jika kamu mau menginap di sini satu malam saja. Kita akan pulang esok pagi-pagi sekali bagaimana ?""Tidakkah berdua saja di dalam villa besar ini sedikit menakutkan, Mas?""Ya, memang ada banyak hewan buas di luar sana. Tapi bukankah ada Maas yang menemanimu. Untuk apa kamu merasa takut?""Bagaimana dengan anak-anak?""Mas bisa minta tolong Yuvati untuk menemani anak-anak kita atau Mbok Giyem, biar sekalian diajak menginap ke rumah. Biar ramai. Lagi pula
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

Bulan Madu (2)

***Chandrakanta menutup semua tirai lalu menyalakan tungku perapian membuat keadaan di sekitar kamar menjadi hangat. Malini meringsek masuk ke dalam selimut dan merasakan kalau tubuhnya sangat lelah. Ia menikmati pemandangan plsuaminya yang tengah berada di dekat perapian. "Mas ... Mas belum menjawab pertanyaan saya tadi."Malini kembali mengingatkan. Chandrakanta duduk di tepian ranjang sambil menghela nafas."Mas sebenarnya tidak begitu paham. Mas hanya diminta Yuvati untuk bertemu Soraya dan mengajaknya ke danau yang ada di belakang rumah.""Lalu ?""Ya ... Mas bertemu Soraya. Kami mengobrol sambil mendayung. Begitu saja ....""Hmm ....""Kamu cemburu?""Tidak, Mas. Hanya ....""Hanya apa?""Takut!""Takut?""Hu--ummm. Saya takut Ndak bisa akur sama Soraya. Soraya terlihat berbeda dari Mbak Yuvati ataupun Mbak Rania.""Kenapa kamu berpikiran seperti itu?""Ya ... Entahlah. Hati saya mengatakan seperti itu. Apalagi Leon bilang kalau mamanya tak menyukai saya ....""Jangan diambil
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

Dia Pembunuh Kejora!

...Mata cantik dengan bulu mata lentik itu memang terpejam. Tapi bukan karena tertidur pulas. Wanita itu memejamkan matanya karena sosok Kejora kembali menghantuinya.Ia lega karena terlepas dari pertanyaan-pertanyaan dan resume resume yang dilontarkan oleh Yuvati tadi siang. Ketika istri pertama suaminya itu, mengantarkan dirinya untuk pulang ke rumah. Soraya mampu berkelit dari Yuvati. Tapi ia tak mampu berkelit, tak mampu menolak, tak mampu menghindar, ketika sosok transparan Kejora selalu ada di pelupuk mata, bahkan ketika matanya tertutup.Selalu terjaga di setiap jam. Tak pernah tertidur dengan pulas. Wajahnya pun lusuh. Penuh kerutan dan ketakutan. Tapi sangat berbanding terbalik ketika ia telah berada di luar rumah. Wajahnya yang pucat akan diberi bedak setebal mungkin dan pemulas bibir yang merah merona, agar rasa ketakutan itu sedikit tersamarkan.Bukannya tertolong ketika ia memejamkan mata. Bayangan demi bayangan ketika dirinya dan Beatrix menghabisi Kejora selalu saja
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

Sugar Dady-nya Pitaloka

...Seorang pria berperawakan besar tinggi kembali masuk ke dalam sebuah kamar hotel mewah bintang 5. Membuka pintu dengan perasaan tenang dan terlihat Pitaloka masih terikat di kursi dengan wajah yang sembab dan mata yang merah.Dibukanya sumpalan pulut, ikatan tangan dan kaki Pitaloka. Wanita itu tidak menangis lagi. Mungkin air matanya sudah kering. Ia hanya berulang kali minta maaf saat pria itu mengeluarkan sebilah pisau besar berkilat."Tenanglah ... aku kenal dirimu. Seorang wanita yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu. Aku akan memberikan semua yang kau mau tanpa terkecuali bahkan jika itu seluruh harta kekayaanku. Tapi ...." ucapnya tak menyelesaikan kalimatnya."Tapi aku ada sebuah permintaan khusus ...""Apa itu, Mas?" tanya Pitaloka berusaha untuk bangkit dari kursi setelah tak diikat dan disumpal mulutnya."Aku ingin kau membunuh Chandrakanta dengan pisau ini ....""Membunuh juragan?""Apakah aku harus mengulanginya? Aku ingin kau membunuh juragan itu
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more

Mama Leon Bukan Pembunuh!

..."Tidak! Itu tidak mungkin! Mama Leon bukan pembunuh ...""Mama Leon bukan pembunuh ...""Mama Leon bukan pembunuh, kan, Papa?""Ibu Tua, Mengapa Ibu Tua jahat? Mama Leon orang yang baik ...""Tolong lepaskan Mama Leon ....""Pak polisi, lepaskan Mama Leon. Jangan tarik-tarik ....""Argh lepasin ....""Ibu Malini tolong. Tolong Mama Soraya ...."Leon menangis meraung-raung. Histeris. Menampar wajahnya. Berguling-guling di tanah. Suaranya hampir hilang karena terus saja berteriak tanpa henti. Tapi baik Chandrakanta, Malini ataupun Yuvati diam tetap bergeming di tempatnya. Apalagi setelah bibir cantik milik Soraya mengakui dengan lugas tanpa tedeng aling-aling, bahwa memang benar dirinyalah yang sudah membunuh Kejora."Aku cemburu. Apa kau tahu aku cemburu, Mas? Aku melakukan itu karena kau menikahi Malini Tidakkah kau harus menjaga perasaan istrimu istrimu yang sudah lebih dari satu, Mas? Tapi kau tetap mau menikah lagi."Soraya berucap dengan dingin. Sebelum ia masuk ke dalam mo
last updateLast Updated : 2022-09-15
Read more

Desah di Lapas Wanita

...Wanita cantik itu bersandar pada dinding sebuah ruangan dengan mata yang tak berkedip. Bibirnya terkatup dengan nafas yang naik dan turun tidak beraturan. Ia terkejut karena pria yang ada dihadapannya begitu bernafsu atas dirinya.Padahal menurut penuturan beberapa orang wanita yang ada di sini, pria muda yang tengah tidur dengannya saat ini adalah pria dingin yang tak berperasaan."Mengapa?" tanya wanita cantik bergumam. Tapi tentu saja tetap terdengar di telinga si pria dingin karena jarak keduanya sangat dekat. Mereka bahkan berbagi helaan nafas."Kau ingin tahu apa sebabnya?" tanya pria dingin tetap makin mendekatkan wajahnya. Iris matanya bagaikan mutiara hitam yang berkilau.Telapak tangan si pria dingin mencengkeram pergelangan tangan wanita cantik yang tengah ditekan tubuhnya itu."Dari sekian banyak wanita yang ada di sini kamu yang paling menarik perhatian. Untuk itu aku akan mengabulkan tiga buah permintaanmu. Asal ....""Asal apa?" tanya wanita tak sabar."Asal kau b
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

Aku Menceraikanmu !

...Kedua manik mata anak kecil itu nampak terlihat sayu. Bolak-balik menatap wajah wanita yang sudah melahirkannya yang berdiri di hadapannya dengan pongah seolah hidupnya jauh dari dosa.Sementara Ibu sambungnya menatap mata itu bagai belati yang merobek-robek seluruh tubuhnya. Sakit dan nyeri. Walaupun beberapa bulan telah berlalu, tetap saja Malini masih menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi terhadap Soraya.Sementara suaminya, seorang pria berperawakan besar tinggi dengan wajah tampan dan rupawan nampak menatap tajam ke arah Soraya. Wanita itu berusaha membenahi pakaian berwarna cerah yang sedikit terbuka dan menutup-nutupi beberapa bekas noda kemerahan di dada dan lehernya."Apa kabar, Ma?" tanya Leon menyodorkan sekotak coklat dan bunga tulip kesukaan Soraya.Wanita itu tak merasa takut, sedih atau apapun. Wajah dan matanya datar bahkan ketika anak kecil itu memeluknya dengan sangat erat sambil terisak. Soraya masih berdiri di tempatnya dengan angkuh.Chandrakanta menari
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status