"Bang, masukin motornya biar nggak ganggu orang lewat," terdengar suara motor berhenti, di susul suara Santi."Wah, keren Bang motornya." Suara Yudha terdengar.Aku beranjak keluar, Bang Bara yang datang dengan motor besar warna merah."Assalamualaikum," salamnya sesaat setelah memasukkan motornya ke halaman. Kami hampir bersamaan menjawabnya.Semua kembali masuk, berkumpul di ruang tamu, seperti biasanya."Gue jual, sapa tau ada temen kamu mau beli," ucap Bang Bara pada Yudha. Santi sedang didapur membuat kopi."Minta berapa Bang?""Tawarlah, lumayan bisa buat biaya persalinan." Goda Bang Bara melirik ke arahku, Yudha tertawa."Seratus lima puluh, masih ngangkat lah Bang, untuk tipe itu," ucap Yudha.Aku memilih diam, tak mengerti juga dengan yang mereka bicarakan."Wah, mayan ruginya," ucap Bang Bara."Masih, bisalah di atas itu, aku cek nanti Bang, Spek nya." Yudha kembali membalas."Ngomongin apa sih?" Tanya Santi yang datang dengan nampan berisi empat buah cangkir."Abang dah
Read more