Home / Romansa / Istri Rahasia Kepala Sekolah / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Istri Rahasia Kepala Sekolah: Chapter 231 - Chapter 240

301 Chapters

Bab 231

“Mas, mau beli rumah?”Malati bertanya saat Aldino menghentikan mobilnya di depan sebuah kantor agen properti. Matanya yang sipit beredar menyapu pemandangan di sekitar bangunan berlantai tiga tersebut dengan tatapan penuh telisik. Ia penasaran dan berupaya mencari tahu tujuan suaminya mengajaknya ke sana. Aldino memang tidak mengatakan apapun soal kemana mereka akan pergi kecuali membesuk Ariana di rumah kontrakannya. “Coba tebak!”Aldino mencondongkan tubuhnya ke arah istrinya. Kemudian ia melepas sabuk pengamannya sembari mencuri kesempatan mencium pipinya. Malati menjadi merona atas perlakuan suaminya yang benar-benar membuatnya seperti seorang putri yang dicintai. Mereka pun turun lalu berjalan bersisian menuju kan
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 232

Ariana terharu melihat kedatangan Malati membesuknya. Ia yang sedikit melankolis langsung menghambur memeluk Malati dan menangis. “Huwa … makasih, Malati sudah datang menjenguk. Nadira lagi kerja ngambil part time job, kerja sebagai asisten influencer. Aku ditinggal sendiri.”Ariana berkata dengan isak tangis. Tingkahnya membuat Aldino meringis pelan. Ia tidak suka gadis cengeng! Aldino lebih memilih duduk dengan memainkan ponselnya sembari menunggu Malati yang mengobrol dengan sepupunya di atas sofa paling ujung. Malati menenangkan Ariana agar berhenti menangis. Ia tidak perlu khawatir karena merasa sendirian. Ia tahu jika Ariana sedang mengalami trauma akibat minum racun itu.
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 233

“Sudah siap?” Aldino bertanya pada istrinya yang saat ini tengah mengenakan jilbabnya. Ia menatap istrinya dengan intens, memperhatikan setiap gerakan kecilnya. Ternyata istri kecilnya begitu pandai bersolek.Dulu ia tidak pernah mengira jika gadis yang terkenal kutu buku itu tidak suka bersolek. Namun ternyata wanita tetaplah wanita yang memang suka bersolek. Malati mengenakan gaun seragam yang berasal dari sekolah karena akan menghadiri acara pesta perpisahan sekolah.Malati menoleh dan menjawab pertanyaan suaminya. “Sudah, Mas,”Malati pun menegakkan tubuhnya dan merapikan peralatan make up nya. Ia pun meraih tas tangan dan berjalan mendekati suaminya.Sisi lain, Aldino tampak gagah dalam balutan kemeja putih yang dibalut dengan kardigan batik. Jika ditanya soal selera fashion tentu saja Aldino sangat menguasainya. Aldino ialah tipikal pria yang suka menjaga penampilannya.“Sayang, ayo!”Aldino menggamit tangan istrinya dan memapahnya menuju lift. Sesekali Aldino menatap pantulan
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 234

“Pak Ali, mari bicara di ruangan saya,” ajak dr Wini pada Ali yang tengah menatap adiknya dengan tatapan getir. Ana hanya diam dan sesekali tersenyum saat beberapa perawat menyapanya. Yang paling mengkhawatirkan ialah Ana mengalami delusi saat ini! dr Wini pun mengajak Ali untuk ikut dengannya dan berbicara di ruangannya. Langkah Ali terayun begitu saja mengikutinya. Namun perasaannya terasa berbeda. Ia merasa sesuatu yang buruk menimpa adiknya. Sesuatu yang teramat buruk … Sebelum memasuki ruangannya, dr Wini mengajak Ali berkeliling dan menjelaskan setiap bangsal yang mereka lewati. dr Wini ingin memberikan seputar informasi tentang rumah sakit untuk pasien mental disorder secara umum. Dr Wini menghentikan langkah kakinya. Ia menoleh ke sebelah kanan, me
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 235

Ali terlonjak kaget saat melihat siapa wanita yang membunyikan klaksonnya. Pun, suara nyaring dan cemprengnya terdengar familiar di telinga Ali. Wanita menyebalkan yang telah merusak mobil kesayangannya sekaligus ikut kontribusi memasukan adiknya ke tahanan. Selain itu ia bisa mengenal hanya melihat dari siluet tubuhnya dan tentu saja motor sportnya yang berwarna hitam, hond* CBR, sebuah unit motor sport yang biasa ditunggangi wanita.“Sulis!” gumam Ali dengan mendecak pelan. Hanya dengan menyebut namanya darahnya seakan berdesir hebat. Bukan karena perasaan suka namun benci hingga ke sumsum tulang belakang. Amarah segera mengaliri aliran darahnya.Dengan menahan amarah, Ali mengabaikan bunyi klaksonnya. Sengaja, atas kesadaran penuh, ia tidak melajukan kendaraannya. Ia mengubah niatnya. Sebaliknya, ia membiarkan kendaraannya melintang dan menghalangi motor Sulis.Melupakan sejenak kesedihan soal adiknya, pria dewasa itu tersenyum miring. Ia akan membuat perhitungan pada gadis berpenam
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Bab 236

Satu per satu agenda acara perpisahan usai. Mulai dari pembukaan, sambutan hingga acara inti, proses WISUDA dan pembagian ijazah. Para tamu undangan pun mulai mencicipi makanan. Hanya saja, Aldino lebih dulu keluar dari acara perpisahan. Pria itu merasa iba pada istrinya yang sedang hamil. Ia takut istrinya merasa pegal dan letih. Ia begitu memahami istrinya mengingat Malati tidak pernah mengeluh. Pasti, Malati tengah merasa pegal dan ingin berbaring.Seketika pikiran Aldino bertravelling ria. ‘Kalau kegiatan tadi bikin cape gak ya? Tapi istri imutku menikmatinya,’Aldino mengulum senyum mengingat kegiatan panasnya tadi pagi bersama Malati.“Sayang, ayo kita pulang!”Aldino meraih lengan istrinya yang tengah mengobrol dengan Linda. Sontak ke dua wanita tersebut menoleh. “Bu Malati mau pulang ya?” tanya Linda kepo. Ia tak rela saja Malati cepat pulang. Rasanya ia ingin berlama-lama mengobrol dengan muridnya tersebut. Ia senang sekarang Malati terlihat lebih ceria dan bisa mengobrol de
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Bab 237

“Mala, please! Jangan salah paham ya! Mas sudah melupakannya. Mas cuma belum membuang fotonya.” Aldino memegangi pundak istrinya dan menenggelamkan kepalanya pada pundaknya. Malati tidak menyahut. Wajahnya datar. Pikirannya tenggelam pada kotak beludru berwarna hitam itu. Karena ia diberkati memory yang tajam, ia bisa merekam apapun di dalamnya. Bagaimanapun, Malati seorang wanita yang normal, emosional apalagi ia sedang hamil. Melihat barang-barang milik mantan kekasih suaminya yang masih disimpannya, membuatnya merasa cemburu. Otak kecilnya menyimpulkan bahwa ketika barang itu masih tersimpan berarti sebenarnya Aldino masih menyimpan perasaannya pada Ana. Hanya saja ia pandai menutupinya. Begitulah pikiran buruk menyelinap masuk ke dalam otaknya. Di dalam kotak beludru itu, ada beberapa foto mereka yang
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Bab 238

Baiklah, kali ini Aldino akan membiarkan istrinya. Tak mudah bagi Putri Melati. Mungkin Aldino juga pasti akan merasakan perasaan yang sama seperti dirinya ketika berada di posisi yang sama. Aldino dan Malati sudah pulang sore itu. Mengabaikan suaminya, Malati lebih dulu masuk ke dalam kamar. Di sana ia langsung mandi dan berganti pakaian. Kemudian Aldino pun menyusulnya, mandi dan berganti pakaian. Hingga jadwal makan malam, mereka hanya diam. Tidak ada satupun yang bicara. Hal tersebut begitu menyiksa Aldino. Aldino tidak suka diabaikan. Ia tak suka Malati mendiamkannya. Ia ingin protes tetapi ia menahan diri. Ia tidak ingin ada ketegangan dalam rumah tangganya hanya karena masalah sepele. Aldino sudah lebih dewasa dari segi usia dan pengalaman hidup, oleh karena itu ia ak
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Bab 239

Akhirnya Malati dan Aldino berdamai. Kini mereka menjalani hari-hari seperti biasa sebagai sepasang suami istri yang normal. Mereka menikmati detik-detik sebagai calon ayah dan Ibu muda.“Mala, yakin gak mau pergi ke Jepang, Korea atau mungkin Turki?”Aldino kembali menanyakan soal rencana mereka untuk berbulan madu. Setelah berdiskusi, Malati justru memilih ingin pergi ke Jogja sekalian pergi ke Salatiga mengunjungi Eyang Waluyo. Malati ingin menikmati momen honeymoon dengan keluarga besar Aldino yang begitu baik dan menyayanginya dengan tulus.Malati tampak sedang berpikir keras. “Mas, sebetulnya aku ingin keliling Eropa. Melihat banyak tempat wisata menarik. Melihat Colosseum, Menara Eiffel, museum, Stonehenge dan banyak tempat lainnya. Tapi …”Malati menghela nafas pelan sesaat ia menurunkan pandangannya pada perutnya yang membuncit. Ia mulai merasa cepat letih, sesak dan pegal semenjak usia kandungannya menginjak tujuh bulan. Pilihan honeymoon adalah Jogja.Aldino pun memahami ha
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Bab 240

Sore itu, Malati tengah duduk dan melihat-lihat katalog desain interior rumah dan kamar. Ia sedang memilih desain kamar yang cocok untuk anak mereka. Sebelum berangkat honeymoon, ia ingin merenovasi kamar calon bayinya tersebut terlebih dahulu.  Sebelumnya kamar calon bayinya hanya baru dicat. Ia memiliki ide untuk mengecat ulang dengan tema kekinian. Selain itu, mereka bersepakat untuk menaruh beberapa furniture yang langsung dirakit di sana dan membuat arena bermain di dalamnya. Sembari membuka helai demi helai katalog, Malati berkata pada suaminya. “Mas, aku mau yang ini model kamarnya? Biru, ada awan, laut. Mas suka kan??”Malati menunjukan salah satu foto kamar bernuansa biru laut dan konsep bajak laut. Pada
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
31
DMCA.com Protection Status