Home / Romansa / Istri Rahasia Kepala Sekolah / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Istri Rahasia Kepala Sekolah: Chapter 191 - Chapter 200

301 Chapters

Bab 191

Di ruang makan, Putri Melati begitu antusias menyiapkan sarapan untuk Aldino. Dibantu Mbok Darmi ia memasak makanan kesukaannya. Meskipun ia mulai kesulitan berjalan, namun ia tetap bersikukuh ingin melayani suaminya.Sejak dulu Malati sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga oleh karena itu ia merasa tidak kesulitan sama sekali ketika melakukan pekerjaannya.“Mbok, mangkuk salad mana? Tolong ambilkan!” seru Malati berjalan mengitari meja makan saat menata makanan di atas meja. Bunga segar sudah berada di dalam vas kaca di tengah meja. Piring-piring keramik berisi toast sudah tersaji disertai dua gelas susu; susu murni dan susu khusus untuk Ibu hamil.“Ini Mbak,” jawab Mbok Darmi menyerahkan mangkuk itu pada majikannya.“Makasih, Mbok,” imbuh Malati kemudian. Dilap lah mangkuk itu dengan serbet. Lalu Malati mulai menata potongan buah ke dalamnya.“Mbak, sebaiknya Mbok saja yang memasak dan menyiapkan makanan mulai besok. Mbak istirahat saja, kasihan dede bayi di perutnya,” na
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Bab 192

Aldino memasuki ruangan rawat inap di mana Ana dirawat. Hanum tidak berdusta soal kondisi Ana. Ana memang benar-benar terbaring lemah. Mendengar curhatan Hanum ditambah foto yang diperlihatkannya, membuat hati Aldino terenyuh.Alhasil, Aldino bersedia datang untuk membesuknya.Aldino nyaris tak mengenali sosok wanita yang dulu pernah ia puja. Wanita yang terbaring lemah itu terlihat hanyalah wanita kurus dengan ke dua mata yang cekung. Kulitnya yang putih tampak sepucat kapas. Pemandangan yang mengingatkannya pada saat ia koma.Sesuatu menusuk jantung Aldino. Aldino menaruh buket bunga mawar yang sempat dibelinya di florist itu di atas nakas yang terletak di sebelah ranjangnya. Helaan nafas berat keluar dari bibirnya. Bagaimanapun, ia prihatin melihat kondisi mantan kekasihnya saat ini.Setelah bertemu dengan Hanum, ia hanya merasa simpatik dan berniat membesuknya untuk memberikan semangat kepadanya.Aldino berdiri dan menatap Ana yang tertidur pulas. Menurut dokter yang menanganinya
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Bab 193

“Mala, let’s go!” imbuh Aldino dengan antusias. Ia menunggu istrinya yang tengah bersiap-siap berangkat ke sekolah bersama. Hari itu, Aldino mengajak istrinya ke sekolah. Ia ingin memamerkan istrinya yang saat ini tengah baby bump.“Yeay, baby mau jalan-jalan!” seru Aldino antusias. Ia meraih tas selempang istrinya lalu menyampirkannya pada pundaknya sedangkan tangannya yang satu lagi menggamit tangan lentik istrinya. Malati tersenyum melihat tingkah pria besar itu yang terlihat lebih ceria. Aldino bahkan tidak malu membawakan tas miliknya. Ia menjadi teringat akan cerita Bude Ratna soal para pria di keluarga Eyang Waluyo. Mereka sangat menyayangi dan menghormati istri mereka hingga memperlakukan mereka dengan baik.Maka tidak aneh jika Aldino pun melakukan hal yang serupa padanya. Pria itu bersikap manis dan memanjakan istrinya.Mereka berjalan menaiki lift menuju lantai bawah dengan raut wajah yang bahagia. Malati melupakan sejenak soal glitter yang mengerubuti kepalanya. Ia perca
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Bab 194

Satu hal yang Aldino lupa, jika Putri Melati memiliki kemampuan deduksi. Tanpa perlu ia menjelaskan, Malati bisa begitu menebak apa yang dilakukannya. Bahkan hanya dengan clue atau petunjuk kecil sekalipun.Aldino berdehem untuk menormalkan perasaannya. Ia sudah tertangkap basàh masalahnya.“Mala, Mas sebelumnya ingin meminta maaf. Mas sama sekali tak berniat …”Aldino mengungkapkan isi hatinya. Sayang, sebelum kalimatnya rampung, Malati duduk tegak dan melanjutkan kalimatnya.“Semalam, Mas pergi membesuk Mbak Ana yang sedang sakit di rumah sakit.”Malati berkata dengan tenang namun raut wajahnya datar. Tak ada ekspresi apapun yang ditunjukkannya.Aldino merasa tengah ada alarm bahaya. Istrinya pasti cemburu. Sebelum terlambat dan kesalahpahaman terjadi, maka Aldino harus segera mengklarifikasinya.“Mala, dengarkan Mas. Mas bisa jelaskan apa yang terjadi-”Aldino menggenggam ke dua tangan istrinya namun segera ditepisnya. Malati menggeser tubuhnya dan membuat jarak dengan Aldino. Lag
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Bab 195

Jam demi jam berlalu. Sungguh, Malati benar-benar mendiamkan Aldino Tama Waluyo hingga pulang ke rumah dan malam menjelang. Kemarahan Malati hanya ditunjukan dengan diam kendati ia masih mengurus segala kebutuhan suaminya.Aldino menghela nafas pelan. Setelah selesai makan malam pun Malati masih berkawan dengan kediamannya. Aldino duduk di atas sofa dengan memegang gelas berisi susu hangat. Dari sana ia memperhatikan tingkah istri kecilnya yang sudah berada di atas ranjang. Tampak Malati tidur dengan memiringkan tubuhnya dengan menarik selimut hingga ke dekat lehernya.Aldino menaruh gelas susu yang sudah tandas itu ke atas nakas. Lantas ia merangkak menaiki ranjang. Ia berbaring di belakang istrinya, memeluk tubuhnya dengan perlahan.Segera, Malati memindahkan tangan besar itu lalu bergeser hingga posisi tubuhnya berada di pinggir ranjang. Satu gerakan saja bisa membuatnya jatuh ke lantai.“Sesak, Mas. Maaf ya …” imbuh Malati beralasan bahkan tanpa menoleh ke arahnya.Padahal Aldino
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Bab 196

Hanum duduk dengan anggun dan penuh wibawa setelah dipersilahkan masuk oleh Putri Melati. Tak mungkin Putri Melati mengusirnya kendati ia sudah tahu maksud kedatangannya.Hanum datang saat Aldino pergi ke sekolah. Sudah bisa ditebak alasannya! Malati bisa merekam setiap kejadian dan begitu mudah menarik kesimpulan dari hasil observasinya.Hanum bersikap seperti biasa di hadapan Malati. Ia pandai mengatur ekspresi wajahnya. Sialnya, Malati tak bisa dimanipulasi. Selain membaca mimik wajah ia pula pandai membaca bahasa tubuh.Buku yang dibacanya tak tanggung-tanggung yaitu What Every Body is Saying karangan Joe Navarro, seorang mantan FBI spesialis komunikasi non verbal. Seni bahasa tubuh yang bisa secara tidak langsung mengatakan apa yang ingin disampaikan oleh sang empunya tanpa kata-kata. Tatapan Hanum bergulir dari teh yang disajikan oleh Mbok Darmi lalu pada perut Malati yang buncit kendati terhalang hijabnya.Baru sàdar jika gadis yang telah mencuri kekasih putrinya itu sedang h
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 197

Suasana siang itu mendadak menjadi hening. Pertanyaan Sulis membuat Malati kicep. Terlalu cepat Sulis ingin mengetahui masalah pribadinya.Malati melihat Sulis dan Mr Bon bergantian. Kemudian ia menjawab dengan tenang dan helaan nafas pelan. Tatapan dan tangannya turun pada perutnya yang berdenyut. Ada kehidupan calon bayi dalam rahimnya. Kebahagian seorang anak akan bergantung pada kebahagian seorang ibu. “Aku tidak akan berbagi suami dengan wanita itu.”Malati mengatakan kalimat itu dengan lugas. Tak terlihat keraguan dalam nada bicaranya.Mr Bon dan Sulis tersenyum puas mendengar keputusan Putri Melati. Mereka senang melihat Malati yang bersikap tegas dan tak tergoyahkan.“Bagus, Candy! Wanita itu masa lalu suamimu. Sekarang kau adalah masa depannya. Aku mendukung keputusanmu. Seratus persen.”Mr Bon tersenyum penuh kelegaan. Ingatannya masih utuh. Di matanya Putri Melati sosok gadis cerdas namun termasuk pleasure people atau orang yang ‘gak enakan’. Itu karena ia selalu mendapat
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 198

Di ruang rapat para guru terlihat kisruh misuh. Mira Gumilar berpura-pura batuk hingga nyaris batuk sungguhan. Ustazah Linda berdehem mirip seorang anak yang keselek permen karet. Tak hanya itu, Yuda Tarumanegara terdengar bersiul tak jelas. Apa yang mereka lakukan adalah untuk mencari perhatian sosok Aldino Tama Waluyo yang tengah melamun di sesi terakhir rapat.Sementara itu pembawa acara dan notulen rapat sudah memberengut kesal karena merasa diabaikan oleh sang kepala sekolah, pemimpin tertinggi di sekolah.“Pak Yuda, sepertinya Pak Aldino kesambet deh. Lihatlah! Dari awal rapat dia hanya diam dengan tatapan kosong melompong. Ih, amit-amit! Pak Yuda tau kan pohon cemara di taman. Bisa jadi Pak Aldino kesambet setan penunggu pohon cemara di sana.”Linda berbisik pada Yuda Tarumanegara yang tengah asik memainkan bolpoin hingga tanpa sàdar bolpoin itu sudah mengotori meja di mana tangannya bertumpu.“Pak Aldino sepertinya memang kesambet setan. Bacain aja ayat-ayat cinta eh … ayat-
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 199

Aldino benar-benar geram pada sikap Hanum yang mendatangi istrinya. Apalagi di video yang dilihatnya saat berada di ruang tamu, Hanum terlihat menangis lalu berbicara pada Malati-yang membuatnya ikut menangis seolah Hanum mengatakan sesuatu yang membuat istrinya merasa bersedih.Aldino sangat menyayangkan sikap Hanum pada istrinya. Mengapa pula ia mendatangi istrinya? Mengapa wanita keibuan itu tidak mendatanginya dengan cara baik-baik dan bicara padanya. Pria besar itu keberatan. Tak boleh ada yang mengusik istrinya. Apalagi istrinya berhati lembut dan sedang hamil. Aldino memijat pangkal hidungnya. Ia lantas memikirkan sikap istrinya semalam. Barulah ia sàdar jika cara istrinya menyampaikan keberatannya adalah mengekspresikan rasa cintanya. Ia berusaha melayani suaminya dengan sebaik mungkin. Ia tak ingin kehilangan dirinya. Itu hanya cara komunikasi wanita pendiam itu. Wanita yang ketika datang padanya penuh luka namun sebisa mungkin ia menutupi penderitaannya.Aldino tidak menye
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 200

“Gawat! Gawat! Pak Al ngamuk, Bu Lin,”Dari arah berlawanan Mira Gumilar berlari ke arah Linda yang sedang menceramahi anak didiknya yang ketahuan bolos saat jadwal mengajarnya. Anak murid itu malah pergi ke kantin saat pelajaran berlangsung.Melihat kedatangan guru lain, remaja itu senang bukan main. Karena omelan Linda akan segera berhenti. Sakit sekali kupingnya mendengar ocehan Linda yang mirip bebek bleter.“Ngamuk? Gak mungkin. Tadi aja Pak Al baik-baik aja. Dia bahkan kelihatan happy. Kau buat salah?” tukas Linda membantah perkataan Mira Gumilar padanya. Lalu tangannya langsung menarik seragam remaja lelaki yang berusaha kabur darinya. “Tunggu, saya belum selesai!” kata Linda dengan senyum yang sinis pada anak yang sudah bersimbah keringat itu.“Pokoknya siap-siap kena amuk, Pak Aldino. Siang ini dia terlihat bete dan marah pada apapun dan siapapun. Bahkan pada seekor nyamuk yang menggigit lengannya. Serius, dia ngamuk. Aku kira Pak Aldino marah pada guru yang lain. Soalnya aku
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
31
DMCA.com Protection Status