Share

Bab 199

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aldino benar-benar geram pada sikap Hanum yang mendatangi istrinya. Apalagi di video yang dilihatnya saat berada di ruang tamu, Hanum terlihat menangis lalu berbicara pada Malati-yang membuatnya ikut menangis seolah Hanum mengatakan sesuatu yang membuat istrinya merasa bersedih.

Aldino sangat menyayangkan sikap Hanum pada istrinya. Mengapa pula ia mendatangi istrinya? Mengapa wanita keibuan itu tidak mendatanginya dengan cara baik-baik dan bicara padanya. Pria besar itu keberatan. Tak boleh ada yang mengusik istrinya. Apalagi istrinya berhati lembut dan sedang hamil.

Aldino memijat pangkal hidungnya. Ia lantas memikirkan sikap istrinya semalam. Barulah ia sàdar jika cara istrinya menyampaikan keberatannya adalah mengekspresikan rasa cintanya. Ia berusaha melayani suaminya dengan sebaik mungkin. Ia tak ingin kehilangan dirinya. Itu hanya cara komunikasi wanita pendiam itu. Wanita yang ketika datang padanya penuh luka namun sebisa mungkin ia menutupi penderitaannya.

Aldino tidak menye
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 200

    “Gawat! Gawat! Pak Al ngamuk, Bu Lin,”Dari arah berlawanan Mira Gumilar berlari ke arah Linda yang sedang menceramahi anak didiknya yang ketahuan bolos saat jadwal mengajarnya. Anak murid itu malah pergi ke kantin saat pelajaran berlangsung.Melihat kedatangan guru lain, remaja itu senang bukan main. Karena omelan Linda akan segera berhenti. Sakit sekali kupingnya mendengar ocehan Linda yang mirip bebek bleter.“Ngamuk? Gak mungkin. Tadi aja Pak Al baik-baik aja. Dia bahkan kelihatan happy. Kau buat salah?” tukas Linda membantah perkataan Mira Gumilar padanya. Lalu tangannya langsung menarik seragam remaja lelaki yang berusaha kabur darinya. “Tunggu, saya belum selesai!” kata Linda dengan senyum yang sinis pada anak yang sudah bersimbah keringat itu.“Pokoknya siap-siap kena amuk, Pak Aldino. Siang ini dia terlihat bete dan marah pada apapun dan siapapun. Bahkan pada seekor nyamuk yang menggigit lengannya. Serius, dia ngamuk. Aku kira Pak Aldino marah pada guru yang lain. Soalnya aku

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 201

    Malati terjebak di sebuah rumah mewah di mana telah terjadi aksi bunuh diri massal. Jiwa detektifnya meronta-ronta seakan terpanggil. Ia bersedia mengikuti permintaan Sulis untuk sekedar melihat lokasi kejadian. Kebetulan rumah mewah itu berada sekitar tiga kilometer dari Universitas Prabu Agung Cakrabuana. Tentu saja ia ditemani Mbok Darmi dan ke dua orang pengawal yang setia menemaninya.“Menurut analisamu, apakah mereka bunuh diri atau dibunuh secara masal dengan meracuni minuman mereka?”Sulis menerka-nerka apa yang motif meninggalnya satu keluarga itu. Masalahnya mereka semua meminum jus yang berisi racun sianida.Malati memiliki kemampuan hebat dalam mengamati dan merekam seluruh benda yang dilihatnya. Sehingga hal tersebut tentu saja akan memudahkan dirinya dalam membantu menguak kasus tersebut. Sisi lain, Sulis diberkahi pembaca ekspresi wajah. Ke dua nya bisa menjadi partner yang tepat saat menjalankan tugas mereka.“Di sana, posisi mereka saat minum racun. Di ruang makan.”

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 202

    Telah terjadi ketegangan di sebuah ruang rawat inap di salah satu rumah sakit elit di kita Bogor. Baik dokter maupun suster kewalahan karena harus menghadapi pasien yang sedang mengamuk di salah satu ruangan.Pasien itu berusaha melarikan diri sedangkan kondisinya Masih buruk. Ia masih harus menjalani perawatan. Bahkan tangannya Masih dipasang selang infus yang mengalirkan obat dan cairan ke dalam tubuhnya.Pasien itu mencabut selang infus dengan paksa bahkan tak peduli rasa sakit yang dideritanya. Tak hanya itu, ia lantas menggulingkan tiang infus dan menghancurkan properti yang berada di ruangan itu. Ia mendorong suster yang berusaha mengamankan dirinya. Namun ternyata suster bertubuh ringkih itu justru yang terjatuh hingga menyebabkan kepalanya berdarah.“Dokter, tolong Suster Marina lihat! Dia jatuh terbentur lantai. Kepalanya berdarah.”Seorang suster senior melapor pada dokter yang merawat pasien itu.Dokter senior itu mendengus pelan. “Cepat, kau bantu dia! Saya akan mengejar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 203

    Malati cukup syok menatap sepupu angkatnya. Tak pernah mengira bisa dipertemukan hari itu. Ariana tampak berbeda. Ia terlihat kurus sekali dan wajah yang pucat macam begadang tiap malam. Ada dua kantong hitam menggantung di bawah kelopak matanya.Wajahnya yang semula mulus kini terlihat tak terawat. Bahkan pipinya tirus dengan warna kulit yang agak kecoklatan. Gadis itu terlihat seperti seorang wanita pekerja keras. Ariana hanya memakai pakaian setelan kemeja putih dan rok span berwarna hitam selutut. Ia bahkan tak berani bertatap mata dengannya. Ia lebih senang menatap lantai keramik yang mewah. Lalu ia menghela nafas pelan saat menatap bayangan dirinya di balik pantulan keramik yang bening. Ia sudah tak terawat. Berbeda dengan Putri Melati. Ia justru tampak cantik dan mahal. Semua yang dipakainya berbahan bagus.Aldino memang lumayan lama memilih hidup secara frugal. Namun urusan pakaian yang diberikan pada istrinya dari ujung rambut hingga ujung kaki semua berkualitas baik. Sekali

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 204

    Malati mengurungkan niatnya untuk menceritakan tentang om dan tantenya pada Aldino. Bukan tanpa alasan ia melakukannya. Masalahnya repson Aldino terlihat dingin hanya dengan menyebut nama Ariana-sepupu angkatnya.Apalagi kata-katanya sudah menegaskan bahwa Aldino tidak mau mendengar orang-orang yang pernah melukainya. Terpaksa, Malati memejamkan matanya dan berusaha tidur. Di belakangnya Aldino mengusap-usap punggungnya dengan lembut agar istrinya tidur.Padahal pria itu menguap beberapa kali, menandakan ia pun tengah dilanda kantuk yang begitu hebat.“Mas, sudah, gak apa-apa. Aku akan tidur.”Malati berkata pada suaminya yang berusaha membuatnya nyaman. Pria itu sering bertanya pada seorang suami yang sudah memiliki anak mengenai apa sikap yang harus dilakukannya sebagai calon ayah yang baik. Pria itu belajar menjadi suami yang baik dan siap siaga.“Yakin?” tanya Aldino sembari menguap.“Iya, Mas,” jawab Malati dengan tersenyum simpul. Pria itu memang keras kepala melebihi batu.Akh

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 205

    Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Malati hanya berderai air mata. Ia menangis di balik dada bidang suaminya. Ia begitu bersedih saat mendengar kabar pamannya yang saat ini sedang dirawat ruang ICU karena kritis dan tak sadarkan diri. Bagaimanapun, pamannya pernah merawatnya cukup lama sehingga di hatinya masih tersimpan rasa sayang.Rupanya, Aldino cukup bijak menyikapi kedatangan Ariana. Meskipun ia masih menyimpan dendam dan amarah di hatinya pada gadis itu, namun ia masih punya nurani. Ia mengijinkan istri kecilnya menjenguknya bahkan akan membantu biaya pengobatannya.Mereka pergi ke rumah sakit diantar oleh seorang supir. Aldino memilih duduk di bangku ke dua sembari memeluk istrinya dari samping, membiarkan istrinya mencurahkan kesedihannya. Mereka tiba di rumah sakit setengah jam kemudian. Namun sebelum benar-benar turun, Aldino memasangkan masker pada istrinya. “Ingat, boleh jenguk tapi jangan masuk ke dalam ruangan ya!” peringat Aldino seperti memperingati seorang ana

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 206

    Malati tak sanggup melihat tantenya saat ini. Setelah sekian lama tak bertemu, Nia tampak berbeda. Tubuhnya sangat kurus. Wajahnya yang biasa terawat kini terlihat mengendur dan pucat. Sungguh, wanita yang terkenal galak itu kini terlihat menyedihkan.Dengan ke dua tangannya, Malati menyuapi Nia dengan makan siang yang sudah disiapkan perawat Nesa untuknya. Malati membujuknya makan karena wanita paruh baya itu menolak makan sementara itu ia harus mengonsumsi beberapa obat antidepresan. Sebelumnya ia tidak meminum obat sebab ia suka mencuri-curi waktu untuk membuangnya. Ia diobati dengan injeksi yang mahal. Namun injeksi tidak dilakukan lagi sebab mereka sudah tidak memiliki uang.Nia senang sekali menyambut kedatangan Malati. Entahlah, saat ini Nia memeluk Malati dengan begitu hangatnya. Ia pun meminta maaf atas apa yang terjadi. Ia menyesali perbuatannya. Namun ia mengungkapkan perasaannya itu dengan minim ekspresi. Menurut dokter yang menanganinya, apa yang terjadi pada Nia adalah

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 207

    Malati menarik nafas pelan lalu mengembuskannya perlahan. Mengapa ia harus takut menghadapi pria itu? Toh, ia tak jadi dipersunting olehnya.Di titik itulah, Putri Melati bersyukur karena yang mempersuntingnya ialah seorang pria dewasa dan penyayang. Aldino Tama Waluyo telah menyelamatkannya dari pria di hadapannya yang tampak tidak sopan karena memperhatikannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tatapan penuh telisik. Tatapan genit yang dilayangkan seorang pria mesum pada seorang wanita. Tatapan yang menjijikan di mata Malati.Suara kursi berderit terdengar. Sekonyong-konyong, pria itu menarik kursi dan mendudukinya. Ia duduk dengan angkuh sembari menatapnya tanpa berkedip. Rasanya ingin sekali berbincang dengan wanita cantik yang kini terlihat semakin bersinar kendati tubuhnya terlihat berisi. Malati makan makanan yang bergizi, rajin berolahraga dan minum vitamin. Ia menjaga pola hidup yang sehat semenjak menikah dengan Aldino. Jelas saja, ia hidup sehat dan terlihat cantik. Kul

Latest chapter

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Extra Bab 1

    Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.“Gala! Sini Nak!”Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 300 (Happy Ending)

    Ali pun menarik handle pintu kamar pengàntin hingga terbuka. Sulis langsung antusias melihat untuk pertama kali kamar pengàntin yang sangat indah karena dihias sedemikian rupa. “Aa, bagus banget!” Sulis mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar berukuran presidential suit tersebut. Kamarnya didominasi warna putih dan warna-warna pastel sesuai keinginannya. Matanya berbinar mengamati setiap detail hiasan bebungaan yang berada di atas ranjang. Seketika ia tertawa melihat ada dua ekor angsa yang tergolek di atas ranjang. Angsa yang dibentuk dari selimut berwarna putih. Tangannya terulur mengusap angsa tersebut. “Lucunya! Aku mau foto dulu,”Seketika Sulis mengambil ponselnya lalu memotret ranjang pengàntin yang begitu indah itu dengan senyum yang berseri-seri.“Sini, Aa yang fotoin!” imbuh Ali dari belakang tubuh gadis itu. Sulis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia senang mendengar usulan Ali. Sulis pun duduk dengan posisi anggun di atas ranjang. Ali pun mengambil ponsel is

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 299

    Ali berusaha menormalkan perasaannya dalam menyikapi Sulis. Sulis memàng sedang sakit, penyakitnya yang dideritanya juga tidak main-main. Oleh karena itu mungkin ia mulai merasa frustasi.Sulis tidak menyadari jika calon suaminya bertopeng dingin dari luar, padahal hatinya begitu hangat. Pada adiknya saja Ali begitu mengkhawatirkannya saat ia sakit. Tak jauh berbeda pada kekasih hatinya, ia merasakan kekhawatiran yang sama. “Sulis, stop overthinking! Kita akan tetap pada rencana awal kita. Kita akan menikah! Kau juga akan ikut pengobatan.”Ali berbicara tegas. Ia tidak suka sikap Sulis yang mendadak melankolis.Sulis terdiam dengan isak yang tertahan dan menggigit bibir bawahnya, “Ali, aku takut gak bisa hamil! Aku perokok berat. Argh, Shit! Aku mungkin tak subur!”Kini Sulis berkata hal lain yang malah memperkeruh suasana. Ali semakin jengkel mendengarnya, “Terus kau mau hubungan kita berakhir begitu saja? Kita batalkan tunangan begitu?”Sulis mengangguk dengan air mata yang bercucu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 298

    Ali tertegun saat mendengar kabar dari dokter bahwa kekasihnya harus menjalani beberapa tes kesehatan di antaranya tes darah dan rontgen. Sebelum jatuh pingsan Sulis sempat muntah darah penyebabnya. Kesimpulannya ada bagian organ dalamnya yang terluka dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.Ali merasa bersalah, telah mengabaikan kekasihnya karena masalah sepele. Sederhananya, mungkin jika tidak ada drama cemburu tadi sore mungkin Sulis akan baik-baik saja. Sungguh, Ali menyesali sikapnya yang tidak dewasa. “Argh, maafkan aku Sulis. Aku kadang egois.”Ali bergumam dengan helaan nafas berat. Pria itu berjalan lesu dari ruangan dokter dan pergi menuju ruangan di mana kekasihnya dirawat malam itu. Perlahan Ali membuka pintu ruang rawat inap gadis itu. Tampak Sulis sedang tertidur pulas mungkin karena pengaruh obat. Untuk sementara ia dirawat karena kurang darah. Namun penyebab yang lebih serius belum diketahui. Ali berjalan mendekati kekasihnya. Ia berdiri di depan ranjang hidrolik s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 297

    Dua orang pemuda tampan tengah menahan kesal menunggu kekasih mereka yang sibuk memilih gaun. Sudah lebih dari dua jam lamanya mereka berusaha memanjangkan sumbu kesabaran. Rasa panas menjalari punggung mereka karena terlalu lama duduk di sofa.Meskipun pelayan butik itu melayani mereka dengan istimewa, memberikan minuman hingga camilan, tetap saja tak bisa mengusir rasa jenuh mereka. Mereka bahkan sudah memainkan ponsel masing-masing, men scroll media sosial tak jelas untuk membunuh waktu. Nihil! “Lama banget! Mereka ngapain aja sih?” ucap pemuda berhidung bangir yang tak lain Mustafa Ali Basalamah pada pemuda tampan bermata sipit yang tengah duduk di sampingnya, dr Zain. Ali beringsut berdiri lalu merenggangkan tubuhnya beberapa saat karena rasa pegal akibat duduk lumayan lama di sofa berbentuk letter U. Ia pun memutar lehernya hingga menimbulkan bunyi kretek yang membuat dr Zain meringis mendengarnya. dr Zain hanya mendesah pelan mendengar keluhan calon iparnya. Dokter muda itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 296

    “Mala, sini Bude yang gendong Gala!”Bude Ratna menghampiri Malati yang baru saja menyusui bayi tampannya. Malati gegas mengancingkan kancing bajunya kemudian melepas apron menyusui saat Gala terlihat sudah kenyang menyusu. Biasanya bayi yang memiliki garis wajah mirip sekali ayahnya itu tertidur saat merasa perutnya penuh, namun kali ini ia terjaga seakan ingin bermain dengan neneknya.Malati pun menyerahkan Gala pada pangkuan Bude Ratna. Bayi itu tersenyum dan menatap neneknya dengan mata yang bening. Sungguh terlihat menggemaskan.Bude Ratna menyematkan senyuman yang lebar menatap cucunya itu dengan penuh haru. Bukan tanpa alasan, Gala terlahir saat ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengerikan.Atas kehendakNya, mereka semua selamat kendati ayahnya kini harus menjalani pengobatan di luar negeri. Seminggu sudah kepergian Aldino ke Singapura. Terpaksa, Malati mengikhlaskan kepergian suaminya bersama Bude Gendhis, suaminya dan beberapa pengawal pribadi utusan Eyang Waluyo.

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 295

    “Bulan depan!”Ali menjawab dengan penuh keyakinan pertanyaan ayah Sulis. Setelah acara lamaran selesai, Hendi-Ayah Sulis bertanya pada Ali tentang hubungan putrinya dan Ali sudah sampai sejauh mana. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Hendi mengira jika kedatangan keluarga Basalamah itu untuk acara pertunangan. Bukan lamaran menuju pernikahan.Nyatanya, sebelum mereka benar-benar pergi dari kediaman Sulis, Ali memberanikan dirinya, secara langsung ia mengungkapkan rencananya ingin menikahi Sulis sesegera mungkin. Ali berusaha bernegosiasi dengan calon ayah mertuanya, bahwasanya meskipun hubungan mereka belum lama, namun mereka sudah bisa saling memahami karakter masing-masing sehingga ingin segera melangsungkan hubungan mereka ke arah yang serius. Terlebih usia ke duanya telah matang. Sudah sama-sama dewasa.Hendi menatap Sulis sejenak kemudian kembali menggerakan bibirnya. “Nak Ali, Bapak sebagai orang tua sangat bahagia mendengar rencana baik Nak Ali dengan melamar Sulis untuk d

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 294

    “Ali, kenapa kau belum datang juga? Kenapa juga kau tidak mengangkat telepon dariku? Argh, awas kalau kabur dari acara pertunangan! Aku tak segan memberi perhitungan padamu!” gumam Sulis dengan perasaan yang teramat gelisah. Saat ini Sulis berada di rumahnya di kota Bandung.Hari itu adalah hari bersejarah baginya. Akhirnya Sulis akan dilamar oleh pria tampan dan kaya raya seperti angan-angannya selama ini. Gadis bertubuh jangkung itu berdiri mematung di taman depan rumahnya, menunggu detik-detik kehadiran Ali bersama keluarga besarnya.Ternyata Ali tidak main-main dengan hubungan yang terjalin di antara mereka. Ia serius ingin meminang Sulis. Lamaran Ali sebetulnya ialah waktu yang tepat untuk menentukan kapan waktu pernikahan mereka akan berlangsung. Sebaliknya, Sulis hanya mengira jika lamaran Ali hanyalah pengikat atau tanda keseriusan Ali atas hubungan percintaan mereka. Atau pertunangan biasa.“Sulis, diam bisa gak?” Dari dalam rumah, sang Ibu memanggil putrinya itu dengan suar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 293

    Aldino hanya menghela nafas pelan. Ia sebetulnya tak tega jika harus meninggalkan istri dan bayi tampannya yang baru lahir. Namun niatnya sudah bulat. Ia ingin segera sembuh dan tak ingin merepotkan istrinya atau siapapun. Aldino yakin pengobatan medis di luar negeri lebih baik. Oleh karena itu ia menyetujui usulan Eyang Waluyo untuk berobat di Singapura. Aldino akan mengikuti prosedur operasi di sana dan mengikuti terapi hingga kakinya sembuh seperti sedia kala.“Sayang, udah dong! Ini demi kebaikan kita semua.”Aldino mengusap-usap punggung istrinya yang tenggelam di balik dada bidangnya. Mendengar Aldino akan pergi jauh, Putri Melati terlihat murung. Bahkan ia menangis tersedu sedan.Malati bukan tidak ingin suaminya mengikuti pengobatan di rumah sakit luar negeri. Namun ia ingin ikut bersamanya ke negeri yang terkenal dengan patung Merlionnya.Malati dan baby Gala belum bisa berangkat mengingat usia bayi mereka masih belum siap untuk berpergian jauh. Begitupula dengan Malati yang

DMCA.com Protection Status