Home / Romansa / Istri Rahasia Kepala Sekolah / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Istri Rahasia Kepala Sekolah: Chapter 201 - Chapter 210

301 Chapters

Bab 201

Malati terjebak di sebuah rumah mewah di mana telah terjadi aksi bunuh diri massal. Jiwa detektifnya meronta-ronta seakan terpanggil. Ia bersedia mengikuti permintaan Sulis untuk sekedar melihat lokasi kejadian. Kebetulan rumah mewah itu berada sekitar tiga kilometer dari Universitas Prabu Agung Cakrabuana. Tentu saja ia ditemani Mbok Darmi dan ke dua orang pengawal yang setia menemaninya.“Menurut analisamu, apakah mereka bunuh diri atau dibunuh secara masal dengan meracuni minuman mereka?”Sulis menerka-nerka apa yang motif meninggalnya satu keluarga itu. Masalahnya mereka semua meminum jus yang berisi racun sianida.Malati memiliki kemampuan hebat dalam mengamati dan merekam seluruh benda yang dilihatnya. Sehingga hal tersebut tentu saja akan memudahkan dirinya dalam membantu menguak kasus tersebut. Sisi lain, Sulis diberkahi pembaca ekspresi wajah. Ke dua nya bisa menjadi partner yang tepat saat menjalankan tugas mereka.“Di sana, posisi mereka saat minum racun. Di ruang makan.”
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 202

Telah terjadi ketegangan di sebuah ruang rawat inap di salah satu rumah sakit elit di kita Bogor. Baik dokter maupun suster kewalahan karena harus menghadapi pasien yang sedang mengamuk di salah satu ruangan.Pasien itu berusaha melarikan diri sedangkan kondisinya Masih buruk. Ia masih harus menjalani perawatan. Bahkan tangannya Masih dipasang selang infus yang mengalirkan obat dan cairan ke dalam tubuhnya.Pasien itu mencabut selang infus dengan paksa bahkan tak peduli rasa sakit yang dideritanya. Tak hanya itu, ia lantas menggulingkan tiang infus dan menghancurkan properti yang berada di ruangan itu. Ia mendorong suster yang berusaha mengamankan dirinya. Namun ternyata suster bertubuh ringkih itu justru yang terjatuh hingga menyebabkan kepalanya berdarah.“Dokter, tolong Suster Marina lihat! Dia jatuh terbentur lantai. Kepalanya berdarah.”Seorang suster senior melapor pada dokter yang merawat pasien itu.Dokter senior itu mendengus pelan. “Cepat, kau bantu dia! Saya akan mengejar
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 203

Malati cukup syok menatap sepupu angkatnya. Tak pernah mengira bisa dipertemukan hari itu. Ariana tampak berbeda. Ia terlihat kurus sekali dan wajah yang pucat macam begadang tiap malam. Ada dua kantong hitam menggantung di bawah kelopak matanya.Wajahnya yang semula mulus kini terlihat tak terawat. Bahkan pipinya tirus dengan warna kulit yang agak kecoklatan. Gadis itu terlihat seperti seorang wanita pekerja keras. Ariana hanya memakai pakaian setelan kemeja putih dan rok span berwarna hitam selutut. Ia bahkan tak berani bertatap mata dengannya. Ia lebih senang menatap lantai keramik yang mewah. Lalu ia menghela nafas pelan saat menatap bayangan dirinya di balik pantulan keramik yang bening. Ia sudah tak terawat. Berbeda dengan Putri Melati. Ia justru tampak cantik dan mahal. Semua yang dipakainya berbahan bagus.Aldino memang lumayan lama memilih hidup secara frugal. Namun urusan pakaian yang diberikan pada istrinya dari ujung rambut hingga ujung kaki semua berkualitas baik. Sekali
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 204

Malati mengurungkan niatnya untuk menceritakan tentang om dan tantenya pada Aldino. Bukan tanpa alasan ia melakukannya. Masalahnya repson Aldino terlihat dingin hanya dengan menyebut nama Ariana-sepupu angkatnya.Apalagi kata-katanya sudah menegaskan bahwa Aldino tidak mau mendengar orang-orang yang pernah melukainya. Terpaksa, Malati memejamkan matanya dan berusaha tidur. Di belakangnya Aldino mengusap-usap punggungnya dengan lembut agar istrinya tidur.Padahal pria itu menguap beberapa kali, menandakan ia pun tengah dilanda kantuk yang begitu hebat.“Mas, sudah, gak apa-apa. Aku akan tidur.”Malati berkata pada suaminya yang berusaha membuatnya nyaman. Pria itu sering bertanya pada seorang suami yang sudah memiliki anak mengenai apa sikap yang harus dilakukannya sebagai calon ayah yang baik. Pria itu belajar menjadi suami yang baik dan siap siaga.“Yakin?” tanya Aldino sembari menguap.“Iya, Mas,” jawab Malati dengan tersenyum simpul. Pria itu memang keras kepala melebihi batu.Akh
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 205

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Malati hanya berderai air mata. Ia menangis di balik dada bidang suaminya. Ia begitu bersedih saat mendengar kabar pamannya yang saat ini sedang dirawat ruang ICU karena kritis dan tak sadarkan diri. Bagaimanapun, pamannya pernah merawatnya cukup lama sehingga di hatinya masih tersimpan rasa sayang.Rupanya, Aldino cukup bijak menyikapi kedatangan Ariana. Meskipun ia masih menyimpan dendam dan amarah di hatinya pada gadis itu, namun ia masih punya nurani. Ia mengijinkan istri kecilnya menjenguknya bahkan akan membantu biaya pengobatannya.Mereka pergi ke rumah sakit diantar oleh seorang supir. Aldino memilih duduk di bangku ke dua sembari memeluk istrinya dari samping, membiarkan istrinya mencurahkan kesedihannya. Mereka tiba di rumah sakit setengah jam kemudian. Namun sebelum benar-benar turun, Aldino memasangkan masker pada istrinya. “Ingat, boleh jenguk tapi jangan masuk ke dalam ruangan ya!” peringat Aldino seperti memperingati seorang ana
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Bab 206

Malati tak sanggup melihat tantenya saat ini. Setelah sekian lama tak bertemu, Nia tampak berbeda. Tubuhnya sangat kurus. Wajahnya yang biasa terawat kini terlihat mengendur dan pucat. Sungguh, wanita yang terkenal galak itu kini terlihat menyedihkan.Dengan ke dua tangannya, Malati menyuapi Nia dengan makan siang yang sudah disiapkan perawat Nesa untuknya. Malati membujuknya makan karena wanita paruh baya itu menolak makan sementara itu ia harus mengonsumsi beberapa obat antidepresan. Sebelumnya ia tidak meminum obat sebab ia suka mencuri-curi waktu untuk membuangnya. Ia diobati dengan injeksi yang mahal. Namun injeksi tidak dilakukan lagi sebab mereka sudah tidak memiliki uang.Nia senang sekali menyambut kedatangan Malati. Entahlah, saat ini Nia memeluk Malati dengan begitu hangatnya. Ia pun meminta maaf atas apa yang terjadi. Ia menyesali perbuatannya. Namun ia mengungkapkan perasaannya itu dengan minim ekspresi. Menurut dokter yang menanganinya, apa yang terjadi pada Nia adalah
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Bab 207

Malati menarik nafas pelan lalu mengembuskannya perlahan. Mengapa ia harus takut menghadapi pria itu? Toh, ia tak jadi dipersunting olehnya.Di titik itulah, Putri Melati bersyukur karena yang mempersuntingnya ialah seorang pria dewasa dan penyayang. Aldino Tama Waluyo telah menyelamatkannya dari pria di hadapannya yang tampak tidak sopan karena memperhatikannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tatapan penuh telisik. Tatapan genit yang dilayangkan seorang pria mesum pada seorang wanita. Tatapan yang menjijikan di mata Malati.Suara kursi berderit terdengar. Sekonyong-konyong, pria itu menarik kursi dan mendudukinya. Ia duduk dengan angkuh sembari menatapnya tanpa berkedip. Rasanya ingin sekali berbincang dengan wanita cantik yang kini terlihat semakin bersinar kendati tubuhnya terlihat berisi. Malati makan makanan yang bergizi, rajin berolahraga dan minum vitamin. Ia menjaga pola hidup yang sehat semenjak menikah dengan Aldino. Jelas saja, ia hidup sehat dan terlihat cantik. Kul
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Bab 208

Sebelum Aldino menjawab pertanyaan Malati, Malati menaruh telunjuknya di bibir suaminya. “Maafkan, pertanyaan lancangku.”Aldino tersenyum lalu menggigit telunjuk istrinya pelan. “Nakal ya!”Seketika Malati terkekeh pelan mendengar perkataan suaminya. Malati bergurau soal pertanyaan itu. Ia tahu betul, itu hal baru bagi mereka.“Jadi, kau juga tau itu yang pertama bagi Mas?” tanya Aldino dengan menatapnya dalam. Memperhatikan bulu mata yang lentik dan menaungi matanya yang jernih dan berwarna karamel yang indah.“Udah ah, udah malem. Mas harus tidur. Besok ‘kan kita harus testing food.”Malati menarik diri dan merebahkan tubuhnya. Dengan sigap, Aldino mengambil selimut dan menyematkannya pada istrinya.“Have a nice dream, Sayang!”Aldino membungkukkan badannya untuk mencium kening istrinya lalu turun pada bibirnya. Tak hanya itu, ia pun mengecup beberapa kali perut istrinya dan mendoakannya. Sebuah kebiasaan baru Aldino yaitu selalu mendoakan calon bayinya sebelum tidur. Pria besar it
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

Bab 209

Hari berganti hari, Ana masih berada di rumah sakit. Ia kesepian dan mulai bosan. Meskipun ia mengikuti beragam aktifitas bersama pasien lainnya, ia ingin segera pulang ke rumah. Ia merindukan keluarganya. Terutama, ia sangat merindukan Aldino.Ana diam termangu setelah mengikuti sesi terapi bersama perawat. Sore hari udara sangat dingin, namun tak membuat Ana kerasan tinggal di sana. Gadis itu memilih jalan-jalan di taman.Ia sudah dipindahkan ke ruang VVIP yang mirip seperti sebuah villa mewah. Di sana ada beberapa kamar luas dengan fasilitas memadai. Seolah kamar itu dibuat senyaman mungkin layaknya berada di dalam rumah. Sebelumnya Ana juga harus melewati ruang isolasi. Ruangan pertama yang dikhususkan untuk pasien yang agresif dan impulsif.“Mas, aku kangen banget sama kamu! Kau sedang apa Mas? Kapan kau menjengukku? Mana bunga mawar putih yang selalu kau persembahkan untukku?”Air mata menetes perlahan di pipi Ana. Setiap kali membayangkan kenangan indah yang dibangun bersama Al
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Bab 210

Dokter Cindy mendesah pelan melihat keluarga suami pasien yang agaknya beda dari yang lain. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sejak melihat layar monitor tadi, ia disuguhkan oleh pemandangan yang luar biasa dramatis dan sedikit hiperbolis.Pria besar itu memeluk istrinya dan menghujani wajahnya dengan ciuman hingga membuat siapa saja merasa canggung melihat mereka.Aldino Tama Waluyo tengah merasakan euforia. Pria besar itu merasa sangat senang karena kini bayinya telah menampakkan alat genitalnya. Calon bayi Aldino Tama Waluyo ialah lelaki. Sesuai dengan harapannya. Sang pencipta mendengar doanya. Ralat, doa mereka.“Sayang, makasih!” imbuh Aldino dengan mata yang berbinar terang. Seandainya ada kata yang mewakili sebuah kata kebahagiaan maka ia akan memilihnya.“Alhamdulillah, Mas. Yang terpenting janinnya sehat dan alat kelam*nnya satu.”Malati berkomentar namun membuat dokter Cindy seketika tergelak sedangkan Aldino meringis mendengar jawab istrinya yang memang agak lain, lug
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
31
DMCA.com Protection Status