“Siang!” Malati menyapa pria yang sudah beruban itu dengan penuh keramah tamahan. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman hangat. Melihat pria berwajah keras namun dengan tatapan teduh saat melihatnya membuatnya merasa nyaman.Sebelumnya ia dilanda gugup mengingat jika ia akan bertemu dengan seorang jenderal besar. Dalam benaknya, ia pasti akan bertemu dengan sosok pria berwajah dingin, keras dan kejam.“Duduklah, Nak!” Pria itu menyambut kedatangan suami istri itu dengan hangat. Tatapannya beralih pada pria besar berwajah dingin yang menggenggam erat tangan mungil Malati.“Kau suaminya?” Pria itu berbasa-basi. Namun ia tahu jika sosok suami Putri Melati itu seorang yang posesif pada istrinya. Tingkah pria bertubuh bagaikan binaragawan itu mengingatkannya pada dirinya sendiri. Ia begitu posesif pada mendiang istrinya.Baik Aldino maupun Putri Melati duduk di atas sofa single yang berada dekat ranjang tersebut.“Maaf, aku memanggilmu, Mei. Kau mirip sekali Ibumu, Nak,” imbuh pria
Last Updated : 2024-06-16 Read more