All Chapters of Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar: Chapter 111 - Chapter 120

140 Chapters

Bab 111

"Oh, ibunya pingsan? Ini penghuni kontrakan kalo siang kerja, Mbak. Nggak ada yang di rumah. Kalo boleh tau di mana, Mamanya? Apa boleh saya lihat?" tanya Dimas. "Ada di dalam, Mas. Boleh, Mas, boleh. Mari masuk, Mas." Vina mempersilahkan, Dimas masuk ke dalam. Baru sampai di ambang pintu, Ridwan pun datang. Setelah membayar ongkos Ridwan langsung masuk ke dalam rumah dengan keadaan panik. "Mas, Mama, Mas." Ujar Vina. "Iya, Vin. Mas tau, ayok masuk!" Ridwan meninggalkan Vina dan Dimas di pintu. Vina pun mengikuti, Ridwan dari belakang begitu juga dengan, Dimas. " Ya Allah, Ma! Ma, bangun, Mah!" Ridwan menepuk-nepuk pelan wajah, Rista. Ridwan lalu meraba kaki Rista dan juga tangannya. "Badan, Mama masih panas, Vin. Ayok kita bawa, Mama ke rumah sakit aja!" Ujar Ridwan. Ridwan mengeluarkan hpnya untuk memesan taksi online. Namun, Dimas menawari untuk mengantar dengan mobilnya. "Maaf, Mbak kalo boleh saya bantu ayok antar ke rumah sakit. Biar saya ambil dulu mobilnya." Tawa
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

Bab 112

Dada ridwan sesak, sangat sesak. Semua seperti mimpi buruk bagi Ridwan saat ini. Musibah demi musibah tak ada henti-hentinya menghampiri keluarganya. Dimas yang dari tadi menyaksikan itu ikut merasa bersalah, jika saja dia cepat menolong, mungkin masih bisa diselamatkan. Begitulah pikir dimas saat itu. Rista di bawa pulang ke rumah duka, yaitu kontrakan tempat mereka tinggal. Rista di bawa pulang menggunakan ambulance rumah sakit. Di perjalanan, Ridwan mengabari Anton bahwa Mamanya sudah pulang. Ridwan meminta Anton untuk segera datang ke kontrakan. Tak berselang lama ambulan sampai di kontrakan, Ridwan. Jenazah Rista diturunkan dan di bawa masuk ke dalam. Belum ada tetangga atau warga yang datang. Meskipun dari mereka ada yang sudah tau, tapi mereka bum mengenal Ridwan dan Vina yang masih terbilang baru tinggal di sana. Dimas yang mengiring dari rumah sakit pun langsung memberi tahu akan pada pak RT setempat bahwa ada yang meninggal. Orang pertama kali yang datang ialah buk RT
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

Bab 113

Rasa kecewa Hanum pada ridwan masih belum bisa di maafkan. Hanum kecewa atas perlakuan Papa nya. "Maaf, pa, aku masih belum bisa untuk memaafkan kalian semua." batin Hanum berucap, lalu menaruh kembali HP itu ke dalam tasnya."Pak Ridwan, apa masih ada kerabat atau saudara yang mau ditunggu? Maaf, sekiranya sudah tidak ada lagi ada baiknya jenazah segera di kebumikan." Ujar pak RT. Ridwan menatap hpnya, mencoba menghubungi kembali Hanum berharap Hanum mengangkat telponnya, atau sekedar membalas pesan darinya. Namun sayang itu tidak terjadi. Ridwan hanya bisa pasrah dan menarik nafasnya berat. "Bagaimana, Pak?" lagi pak RT bertanya pada, Ridwan. "Sudah tidak ada, Pak. Baiklah mari kita kebumikan jenazah, Mama saya." Kata Ridwan pasrah. Dwi, istri Dika yang juga ikut hadir di rumah duka mengingat Hanum dan Rara. Dwi ingin memberi tahu kan Hanum dan Rara tentang ini. Tapi, Dwi sudah lama Los contek sama Rara dan Hanum. Rasanya tidak pantas jika hal penting seperti ini mereka tidak t
last updateLast Updated : 2022-08-09
Read more

Bab 114

suasana tiba-tiba menjadi sangat dingin, angin yang awalnya pelan berubah menjadi badai. ada petir dan kilat keluar dari langit. tak berselang lama hujan deras pun turun membasahi bumi. Vina berlari ke arah pintu lalu menangis histeris. "Ma! mama pasti kedinginan di sana. kenapa Mama nggak ajak aku, Ma! kenapa?" duar! petir beserta kilat seolah menyambar bumi. Ridwan mendekati Vina lalu membawa Vina masuk. "Di dalam aja Dik. kamu nggak lihat ada petir besar begitu? nanti kena sambar petir." Ujar Ridwan. "Biar saja, Mas. Biar aku menyusul, Mama. Aku udah nggak sanggup, Mas. Aku nggak sanggup! Dunia terlalu kejam untuk aku yang tidak berdaya ini, Mas. Biar aku ikut Mama saja." Racau Vina sambil terus memberontak. "kamu ngomong apa, Vin? kamu nggak boleh lemah begini. Masa depan kamu masih panjang. kamu tidak boleh seperti ini. Ikhlasin, Mama. biar Mama istirahat dengan tenang. Kamu pikir hanya kamu yang kehilangan? Mas juga kehilangan, Vin!""Tapi ini nggak adil untuk aku, Mas. Ke
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more

Bab 115

Ridwan menatap Vina dan Anton bergantian, lalu berkata, "Semua tergantung Vina, Nton. Mas sih terserah aja." "Mas ngga apa-apa sendirian? nanti Mas siapa yang urus kalo aku ikut sama mas Anton?" Vina khawatir dengan keadaan kakak tertuanya. "kamu nggak usah pikirkan, Mas. Mas bisa urus diri Mas sendiri. sana lah ikut Anton. Mas nggak apa-apa." "iya, Dik. kamu nggak usah khawatir. Mas baik-baik saja." Ridwan meyakinkan Vina, agar Vina ikut bersama Anton. "Baiklah kalau begitu, Vina ikut Mas Anton saja, Mas ya." Kata Vina. "Mas baik-baik di sini, ya. nanti Vina sering main ke sini jenguk, Mas." Ujar Vina lagi. Ridwan tersenyum pada Vina. "kamu ini, Vin, udah sepeti mau pergi kemana aja pakai ngomong begitu. nggak usah khawatirkan, Mas. Mas nggak apa-apa. kamu memang lebih baik bersama Anton di sana. di sana ada keponakan dan kak ipar temanmu di rumah." Kata Ridwan. "Iya, Mas. Nanti, Vina juga mau cari kerjaan, Mas. Biar nggak jadi beban Mas Anton nantinya. sekarang kan udah saatn
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more

Bab 116

"Bunda nggak apa-apa?" tanya Windi. Windi khawatir melihat Rara yang seperti terkejut. "Astaghfirullah..." Rara beristighfar. "Semalam, Bunda didatangi mimpi sama Mantan mertua, Bunda, Win." Rara menceritakan mimpinya pada Windi. tak ada yang Rara lewatkan barang sejengkal saja tentang mimpi itu. semua Rara ceritain pada Windi. "jadi itu menurut kamu apa, ya, Win?" tanya Rara. windi sesaat diam saat di mintai tanggapan oleh Rara tentang mimpi itu. "Bun, bisa jadi itu kiasan untuk bunda, Bun. mungkin mantan mertua Bunda merasa bersalah atau apa sama bunda, namun beliau belum sempat minta maaf. bisa jadi juga beliau ngasih tau lewat mimpi itu kalau beliau sudah nggak ada. itu menurut aku ya, Bun. hmm, ada baiknya Bunda kirim doa aja, Bun. atau kalo bunda mau mungkin Bunda bisa nyekar sekalian ke makamnya. mana tau beliau ingin minta maaf sama bunda selama ini namun belum sempat." windi memberikan tanggapannya. "Maaf ya, Bun. itu kalo menurut aku sih, Bun. dan itu lah yang bisa a
last updateLast Updated : 2022-08-16
Read more

Bab 117

"Hmm ... mulai, Kakak ini. Udah ya, Kak, Bunda mau ngasih tau itu aja. Kakak, semangat skripsi, ya!" Sambungan telepon itu terputus, obrolan mereka pun berakhir. Hanum menaruh HP itu kembali di atas meja, sambil bertopang dagu memikirkan kata-kata, bundanya. "Bun, kenapa Bunda baik banget sih, Bun? kenapa Bunda segampang itu memaafkan semuanya?""Eh! kamu lagi ngelamun aja, Num. Hati-hati lho, nanti kesambet kamunya." Kekeh Selin, teman kuliahnya, yang kebetulan sedang menginap di apartemen Hanum. "Siapa yang ngelamun, nggak kok. aku lagi pusing nyusun skripsi aja, Sel.""Sejak kapan kamu pusing mikir skripsi, Han. aku tau kamu, kamu nggak usah bohong, Han."Hanum menoleh, menatap teman sekaligus sahabatnya itu. sahabat yang kenal diawal mereka jadi mahasiswa baru kedokteran beberapa tahun lalu. Hanum tersenyum menanggapi Selin temannya itu. "Kamu ada masalah, Han? kamu nggak mau cerita sama aku?" goda Celin lagi. Kembali hanum tersenyum menanggapi pertanyaan sahabatnya itu. "C
last updateLast Updated : 2022-08-17
Read more

Bab 118

Seli memeluk dan mencium, Mamanya. "happy birthday, Ma. Mama sehat-sehat terus ya. semoga usia Mama selalu di berkahi. Mama harus selalu bajhoa dan nggak boleh Sedih." "Iya, Sayang. terima kasih ya, Nak sudah bikin acara ini untuk, Mama." Ujar Mama Seli tersenyum tulus. "Iya, Ma. aku cuma pengen bikin Mama bahgia, bikin Mama happy. aku sayang, Mama." ucap Seli. Hanum yang menyaksikan tak terasa matanya berkca-kaca. dia pun mengingat Rara. "Bunda, aku sayang Bunda melebihi apa pun di dunia ini. " batin Hanya berucap. "Eh! ada anak Cantik juga di sini. maaf ya, Tadi tante nggak sadar ada kamu. apa kabar kamu, Nak. Ya ampun sudah lama tante nggak ketemu kamu. kenapa nggak pernah main ke rumah sih?" tanya Mama septi ramah pada Hanum. "Iya, Tan, nggak apa-apa. selamat ulang tahun untuk, Tante ya Tan. semoga tante selalu di mudahkan urusanya. bahagia selalu. ini untuk, Tante." Hanum menyerahkan paper bag berisikan kado untuk, Mama seli. "Ya Ampun, Han … kamu kok repot-repot sih, Nak
last updateLast Updated : 2022-08-17
Read more

Bab 119

Hanum yang mendengar itu dilanda rasa penasaran. "Apakah ini istri keduanya, Om Bagas? jika ia, itu berarti, Seli…." Hanum menatap sahabatnya, mata mereka bertemu. seli tersenyum, namun senyum itu terlihat tidak tulus. terkesan dipaksakan. Acara ulang tahun Mama Seli sudah selesai. Teman-teman dan tamu undangan pun sudah pulang satu per satu. sekarang tinggal Hanum, Seli, Bagas, Lenatan mama Seli dan perempuan misterius menurut Hanum. sebab Hanum sangat penasaran dengan wanita yang bersama Bagas itu. "Sel, Papa pulang dulu, ya, Nak. minggu depan papa pulang ke rumah kita, ya.""Iya, Pa. Papa hati-hati, ya." Seli juga cipika cipiki dengan wanita itu. "Mama pulang dulu, ya." "Hmm… iya, Tan." sahut Seli terlihat keberatan. wajah wanita itu sedikit berubah, karena Seli tidak memanggilnya, Mama. Dia menoleh ke Bagas untuk meminta pembelaan, namun Bagas hanya merangkul pundaknya dan berkata "Sudah, jangan diambil hati dengan sikap, Seli. Yuk kita pulang." Ajak Bagas pada wanita itu.
last updateLast Updated : 2022-08-18
Read more

Bab 120

Seli menarik nafasnya dalam lalu melanjutkan bercerita. "Satu bulan, dua bulan, hingga bulan ke enam, Papa masih selalu di rumah setelah menikah, Papa hanya berkunjung satu minggu sekali ke tempat wanita itu. dan itu untuk memberi nafkah pada anaknya. tapi, bulan selanjutnya, Papa berkunjung, dan tidak pulang ke rumah hingga dua minggu. Mama sempat jatuh sakit dan dirawat tiga hari di rumah sakit. Mama sakit membayangkan Papa berbagi cinta dengan yang lain. Mama pikir waktu itu tidak akan terjadi, tapi ternyata wanita itu berhasil merebut hati Papa. hingga saat ini, Papa lebih banyak waktu untuk wanita itu dibandingkan Mama."Seli terisak, tangisnya tidak mengeluarkan suara, tapi air matanya terus bercucuran. Hanum mendekati Seli, memeluk Seli, memberikan kekuatan meskipun hati Hanum sendiri rapuh saat mendengar kisah Sahabatnya. Hanum bisa merasakan betapa sakitnya Seli saat itu dan sekarang. bagaimana bisa kisah mereka sama. bagaimana bisa mereka bersahabat kurang lebih empat tahun
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status