All Chapters of Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar: Chapter 121 - Chapter 130

140 Chapters

Bab 121

"Kamu kenapa, Han? aku yang cerita kok kamu yang nangis? maaf ya, aku sudah bikin kamu sedih. udah yok jangan sedih-seidh lagi. kamu sudah tau kan gimana kisah aku. jadi jangan penasaran lagi, ya." Seli terkekeh.padahal barusan dia sedih, Hanum benar-benar salut pada sahabatnya. ****Rara datang ke rumah Rista, Rumah yang dulu punya kenangan banyak bersama Ridwan. ada banyak mata tetangga yang menyajikan kedatangan Rara di komplek itu. siapa yang tidak mengenal Rara. tentu tetangga situ semua mengenal Rara. saat mobil sampai di depan rumah, Rumah itu sedikit berubah, dari warna cat dan ada beberapa dari bentuk luar yang di renov. "Apa mereka merenovasi rumah itu?" Rara bertanya. dari cat pagar dan gerbang pun juga dirubah jadi lebih segar warnanya. jika dulu warna rumah itu lebih ke kuning ke coklatan. sekarang warna rumah itu silver abu-abu. rumah itu lebih terliaht mewah lagi dengan renovasi barunya. Rara menurunkan kaca mobilnya saat melewati rumah tetangga yang ada di depa
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

Bab 122

Rara ingin berbalik badan menuju mobil, Rara ingin laki-laki itu pergi terlebih dahulu. saat beberapa langkah, "Jangan, Pergi. biar aku yang pergi."Langkah Rara tertahan, Rara mematung namun tak ingin menoleh. suara langkah itu terdengar mendekati Rara. semakin dekat dan dekat. tepat di belakang Rara, Ridwan berhenti. "Jika ada aku, kamu tidak sudi untuk menyapa, Mama, maka biar aku yang pergi. Temui lah beliau, Mama pastii menyesal pernah salah sama kamu. Mama juga pasti menunggu kamu menemuinya, meskipun itu sudah menjadi gundukan tanah." Ucap Ridwan. Ridwan lalu keluar dari pemakaman umum tersebut. Rara masih mematung, tidak tau harus apa, Rara hanya kaget dan tidak siap bertemu secara tidak sengaja seperti ini. Rara menatap punggung Ridwan berlalu keluar namun hatinya ingin menyapa tapi enggan. Rara menarik napasnya dalam, memejamkan matanya sejenak mencoba untuk menenangkan hatinya. Rara dilema. harus menyusul Ridwan, apa menyekar dulu ke makam, Rista. kembali mimpi-mimpi
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

Bab 123

Rara membawa langkahnya keluar area pemakaman. Baru hendak membuka pintu mobil, suara bariton laki-laki yang pernah menjadi pendamping hidupnya itu membuat Rara terkejut. "Ra, Kamu apa kabar? gimana kabar , Hanum?"Ridwan yang dari tadi menunggu di samping pintu masuk area makam, sengaja untuk menunggu, Rara keluar hanya ingin menyapa dan menanyakan kabar mantan istrinya. meskipun di hati, Ridwan sungguh merasa tidak yakin bisa berhadapan langsung dengan mantan istrinya. Tapi ridwan mencoba untuk tetap tenang. "Eh, Mas. aku kira sudah pulang. Alhamdulillah, kabar aku baik, Mas. Pun juga sama Hanum. Hanum sebentar lagi dia kelulusan, sekarang tengah sibuk skripsi." Sahut Rara. Rara yang tadi hendak masuk ke mobil urung, karena disamperin, Ridwan tiba-tiba. "Syukurlah, Mas senang mendengar kalian baik-baik, saja." Kata Ridwan. Rara tersenyum, "Iya, Mas.""Ra… Mas, secara pribadi, atas nama Mama, Mas minta maaf, ya. Mungkin ada kesalahan, Mama yang menyakiti kamu, tolong dimaafkan, y
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

Bab 124

"jika bukan masalah itu, kenapa kamu nggak datang untuk menghadiri wisudanya? setidak nya tunjukan pada teman-temannya bahwa dia punya orang tua utuh dan lengkap." Bujuk Rara. "Baiklah, insya Allah nanti, Mas, usahakan datang. Terima kasih sekali lagi, Ra. kamu sudah memberi waktu untuk berbicara. Mas pamit dulu." Ridwan berbalik badan menuju ke kontrakan. tidak ada basa-basi untuk Rara. Ridwan sadar, antara dia dan Rara bukan lagi siapa-siapa Ridwan masih mengingat kata-kata Rara dulu, jika pun Rara mau berbicara denganku, itupun adalah perihal anak. Rara menatap punggung itu pergi menjauh, hingga hilang dari pandangan Rara. Rara pun kembali ke rumah setelah selesai dengan tujuannya. *****"Dari mana, Mas? Mas Ridwan sehat?""Saya habis dari makam, Mas Dimas. Alhamdulillah, saya sehat kok, Mas. Kenapa, Mas Dimas bertanya seperti itu?" "Oh nggak apa-apa, Mas. Mas terlihat lemas tak bersemangat jadi saya kira, Mas Rdwan sakit. Syukurlah kalau, Mas baik-baik saja." Ujar Dimas.
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

Bab 125

"Maaf, Mas Farhat. saya di setiap daerah itu punya agennya masing-masing itu minimal empat agen, Mas. dan itu di daerah kecil seperti kabupaten. kalau untuk provinsi bahkan saya punya agen ada yang sepuluh agen satu daerah tersebut. Dan puluhan reseller juga dalam satu daerah. jadi kiranya, kami sudah sangat-sangat kewalahan untuk memenuhi stok-stok untuk agen kami, Mas. dan juga untuk stok butik saya sendiri yang sudah ada beberapa cabang. jadi maaf banget, Mas Farhat, sepertinya saya tidak bisa untuk menerima kerja sama, ini." Tolak Rara halus. Wajah Farhat terlihat berubah, dia tidak terima dengan penolakan ini, tapi tak lama kudian Farhat kembali ke mode on. Farhat masih mencari cara agar Rara mau menerima kerjasamanya. "Mbak, ayo lah, saya sangat jatuh hati pada brand, Mbak Rara. Tidak masalah harganya sama dengan harga yang mbak jual aja. saya tidak mengambil harga reseller atau agen." Bujuk Farhat lagi. Rara mengerutkan keningnya, menatap Farhat sesaat. Rara heran, kenapa d
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

Bab 126

"Bukan siapa-siapa, Mbak Rara. maaf kalau saya telah mengganggu ketenangan di sini. Saya permisi dulu." Farhat berlalu meninggalkan Rara yang menunggangi motornya. "Tunggu, Mas! saya dengar semua tadi apa yang kamu bicarakan."Farhat yang sudah menyalakan mesin sepeda motornya, akhirnya mematikan kembali dan menoleh ke Rara. "Mbak menguping pembicaraan saya?""Saya nggak nguping. Inikan masih di kantor saya, dan Mas menelpon masih di pekarangan, saya. saya hanya tidak sengaja mendengar, bukan menguping." "Jadi apa yang Mbak dengar tadi?" tanya Farhat lagi. "Semuanya." Tukas Rara. Wajah Farhat terlihat berubah pias. Dia nggak menyangka jika tadi Rara mendengar semuanya. tapi sesungguhnya Rara hanya berbohong untuk menjerat agar Farhat berkata jujur. "Apa yang dimaksud itu Vina mantan adik ipar saya? soalnya tadi saya juga dengar kalian ngomong ipar-ipar gitu? apa kalian punya rencana buruk untuk saya?" selidik Rara. "Mm … maaf, Mbak Rara. Mbak sepertinya salah dengar, saya ngga
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

Bab 127

"Kabar baik, Mbak. Alhamdulillah aku sehat, Mbak. Mbak sendiri bagaimana kabarnya?" Vina balik berbasa-basi. "Seperti yang kamu lihat, Vin. Mbak baik-baik saja." "Kamu kenalan orang ini, Vin?" tanya Rara berakting. "Hmm… nggak kenal, Mbak. Emang dia siapa?" "Ada apa ini?" suara Anton datang dari belakang. "Eh, Mas Anton ... Mas usah pulang?" tanya Vina. meskipun gugup, Vina berusaha untuk tetap tenang. "Mbak, Apa kabar? ada apa angin apa ini Mbak datang kemari?" Tanya Anton. Anton tidak menjawab pertanyaan Vina. justru malah menyapa Rara. "Saya kesini ada perlu sama, Vina Nton. makanya saya sampai datang ke sini." Anton menoleh ke arah, Vina untuk mencari jawabanya. Vina hanya bisa menundukkan wajahnya ke bawah dan tidak berani menatap Kakaknya itu. "Maaf, Mbak. ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi?" "Coba kamu tanya Vina aja, Nton, mana tau dia mau memberitahu kamu.""Mari masuk dulu, Mbak. kita ngobrol di dalam. nggak enak nanti di lihat sama tetangga." Titah Anton. mere
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

Bab 128

"Sebenarnya aku…. aku merasa hidup ini tidak adil untuk kita, Mas. untuk aku pribadi. Aku merasa setelah Mbak Rara berpisah dengan Mas Ridwan hidupku berubah 100% . Aku merasa Mbak mengambil kebahagian yang diberikan mas Ridwan untukku dan Mama. Aku iri, hidup Mbak Rara terusan membaik dan dan berkembang. sementara aku? keluarga kita? aku selalu nelangsa dan dan tidak hentinya ujian demi ujian melanda. Aku hanya tidak Terima saja Mbak Rara tidak membagi pendapatannya dengan, Mas Ridwan. Kalau saja Mbak Rara membagikan harta gono gini nya, ini nggak akan terjadi dalam hidup kita, Mas. Dan Mama mungkin bisa dapat pengobatan terbaik dan rumah kita tidak dijual." "Astagfirullahallazim…." Rara beristighfar sembari mengelus dadanya. Rara baru mengetahui jika Vina punya dendam atas perpisahannya dengan Ridwan. "Jadi karena itu kamu selalu cari masalah denganku, Vin? meskipun resikonya kamu harus berhadapan dengan polisi?" tanya Rara. "Maaf, Mbak." Hanya itu yang keluar dari mulutnya. "
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Bab 129

ting! sebuah notifikasi masuk ke HP Vina. Vina yang hendak tidur merasa terusik, siapa yang ngechat dia malam-malam begini. nomor baru yang belum tersimpan di hpnya. [Selamat malam, Vina. Apa kabar?]Vina mengerutkan keningnya membaca pesan itu. Vina mencoba melihat ke profilnya, tapi hanya gambar langit dan tidak ada keterangan siapa nama di kontak WA itu. Vina memilih mengabaikan pesan itu dan kembali tidur. ting! ting! pesan itu masuk lagi. Vina kembali melihat siapa pengirim pesan, ternyata masih nomor yang sama. [Ini saya, Dimas. Maaf ganggu kamu malam-malam begini.][Apa kamu sudah tidur?] [Oh, ini Dimas. Dimas yang punya kontrakan itu?][Iya, Vin, benar. Kamu lagi apa kesibukan sekarang?] [Aku masih belum ada kesibukan, Dim. Masih dirumah bantu kakak jagain anak-anak.] Balas Vina jujur.[Vin, Di kantor saya ada lowongan kerja, kamu mau nggak? kalau kamu mau kamu bisa datang besok bawa berkas lamaran sekalian.] Tulis Dimas langsung pada tujuan intinya. mata Vina be
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

Pria di masa lalu

Rara menerima paket itu lalu membukanya. "Hah!" Rara terperangah melihat isinya. Rara menerima paket itu lalu membukanya. "Hah!" Rara terperangah melihat isinya saat paketi itu dibuka. sebuah jam tangan branded dengan sepucuk surat kecil didalamnya. Rara mengerutkan keningnya menatap kado itu. Rara membaca surat itu surat yang membuat Rara tau pengirimnya. 'Ra, apa kabar kamu? aku harap kamu selalu dalam keadaan baik, ya. semoga kamu suka sama hadiah sederhana ini. kamu pake ya, aku bakal senang sekali jika kamu pakai pemberian dariku. Maaf juga, aku telat mengirim kamu hadiah ulang tahun nya. Tolong hubungi aku jika kamu sudah menerima paket ini, ya. 08xxxxxxxx'Eprio nata.'nama pengirim di akhir kalimat itu berhasil membuat, Rara sedikit syok. "Epri?" gumam Rara dengan hati yang getir. ingatan di masa lalu kembali menari-nari di ingatan, Rara. *****Flashback On. "Hai, Ra. Sendirian? aku boleh duduk di sini nggak?" Rara yang tengan fokus makan bakso mendongak untuk
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status