Semua Bab AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR: Bab 81 - Bab 90

118 Bab

Akhir yang bahagia

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Season 2.Part: 44. ***POV Lula.Aku kembali ke rumah. Aku juga menceritakan semuanya pada Ummi.“Alisa padahal sudah cukup matang dalam usianya, tapi tidak dewasa dalam menyikapi sesuatu. Kasian Miss Michele,” ucap Ummi. “Iya, Lula juga merasa begitu, Ummi.”“Semoga Miss Michele dimudahkan segala urusannya.”“Aamiin.”Aku dan Ummi sama-sama tak bisa berbuat apa-apa. Kecemburuan Kak Alisa terlalu berlebihan. Namun, itu juga karena Kak Alisa terlalu menyayangi suaminya.“Dua bidadari Abi ini sedang membahas soal apa sih? Sepertinya serius sekali,” sambung Abi yang muncul tiba-tiba.“Biasalah, Bi. Masalah perempuan,” sahut Ummi.“Berarti Abi tak boleh tahu dong?” tanya-nya.“Boleh, tapi nanti saja Ummi ceritakan di dalam kamar. Sekalian kita bernostalgia membahas masa-masa muda kita,” ujar Ummi bercanda.Kehidupan rumah tangga orang tuaku tampak begitu bahagia. Mereka harmonis sampai di usia senja.Aku berdoa, semoga aku bisa seperti mereka. Aku a
Baca selengkapnya

Kejutan membawa luka

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 1.***Malam ini aku sedang menemani putri semata wayangku bercerita di ruang tengah sambil menunggu suami tercinta. Monika namanya, masih duduk di bangku SMA. "Ma, sebentar lagi Papa pasti pulang. Ayo kita siap-siap memberi kejutan," ujar Monika antusias.Ya, hari ini adalah hari ulang tahun suamiku, Zidan. Genap sudah 40 tahun usianya. Sebenarnya kami ingin merayakan tadi siang. Namun, suamiku tak bisa dihubungi, mungkin dia sibuk."Ayo, sayang. Kamu bantuin Mama menata menu di meja makan, ya! Mama juga akan mengeluarkan hadiahnya. Papa pasti senang.""Siap, Ma."Lima belas menit berjalan, aku dan Monika sudah merias ruangan dengan indah. Makanan tersaji dengan sempurna. Kado spesial sudah aku sediakan. Tinggal menunggu suamiku pulang.Tak lama suara bel berbunyi, aku dan Monika seketika saling melempar pandangan. Putriku tersenyum-senyum kegirangan. Aku pun menjadi berdebar-debar tak karuan."Ayo, Ma!" ajak putriku sambil mengangkat
Baca selengkapnya

Malam penuh air mata

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 2***Suasana riuh, malam ini harusnya menjadi malam penuh kebahagiaan untuk keluargaku. Namun, malah sebaliknya."Sabar, sayang. Istigfar," ucapku menenangkan Monika."Tidak, Ma. Aku bukan gadis lemah yang akan menangis saja ketika mendapati kenyataan menyakitkan ini!" tukas Monika."Mas, Anakmu ini sepertinya sudah kerasukan," sambung Laura.Mata Monika tambah memerah. Aku dapat merasakan amarahnya yang membesar.Ssttt ...."Argh!" Lagi-lagi Laura menjerit karena Monika menggoreskan pisau ke arah lengannya tanpa diduga. Gerakan Monika sangat cepat hingga tak tertebak olehku."Hentikan, Monika!" Suamiku mencengkram tangan Monika hingga pisau di tangannya terlepas begitu saja."Ah, sakit Pa. Lepas!" "Pa, lepaskan Monika!" hardikku menarik tangannya.Bruk!Tubuh mungil putriku tersungkur membentur meja. Papanya tega mendorong begitu keras hingga Monika terluka."Kau!" Jari telunjuk Monika mengarah ke arah wajah Mas Zidan.Ia meneriaki
Baca selengkapnya

Kepergian Putriku awal dendamku

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 3***"Monika!" teriakku histeris."Kau apakan Anakku? Kau apakan?" Aku menarik rambut panjang Laura dan membenturkannya ke dinding. Darah segar mengalir di kepalanya."Lepas! Lepaskan aku! Mas, tolong!" teriaknya.Seketika suamiku berlari entah dari arah mana. Aku tak dapat lagi memperhatikan dengan jelas."Ningsih, lepaskan Laura!"Aku melepaskan dan kembali memeluk Monika."Monika, ada apa ini?" tanya Mas Zidan."Mas, tadi Monika ingin menusukku dengan pisau itu, tapi aku mengelak dan malah terkena dirinya sendiri," papar Laura.Aku sudah sangat histeris. "Ayo ke rumah sakit sekarang," ujar Mas Zidan menggendong Monika dengan cepat.Langkahku sangat lemah, tatapanku tak lepas dari Laura. Jika terjadi sesuatu pada putriku, maka aku akan membalas kesakitan yang lebih parah di sepanjang hidupnya.--Di dalam mobil aku terus memeluk tubuh Monika. Matanya sesekali terbuka dan tersenyum padaku."Bertahanlah, sayang! Kau harus kuat. Mama
Baca selengkapnya

Pembalasan awal

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 4***Seminggu setelah kepergian Monika."Ning, bicaralah Nak! Sudah satu minggu ini kamu tak bersuara," ucap Ibu mertua dengan begitu lembut.Aku yatim piatu, tak punya tempat mengadu selain pada ibu mertuaku. Beliau pun telah menjada sejak Mas Zidan masih kecil.Sanak saudaraku tak ada. Aku anak tunggal, dan tak tahu keluarga yang lainnya."Bu, aku sendirian sekarang. Putriku sudah tiada," lirihku datar."Ikhlaskan, Ning! Ibu akan selalu bersamamu. Lebih baik kamu tinggal di rumah Ibu saja, Nak. Biarkan Zidan merasa puas dengan pilihannya. Ibu tidak akan pernah ridho dengan semua perbuatannya yang telah menyebabkan kepergian Cucu Ibu."Aku menatap wajah ibu mertua dengan penuh kesedihan. Ia masih berpihak padaku, walau aku hanya menantunya."Terima kasih, Bu. Aku sungguh beruntung karena memiliki seorang mertua sepertimu. Namun, ada satu hal yang harus aku pertahankan di sini, Bu. Aku akan membuat pelajaran atas nama putriku.""Ibu ta
Baca selengkapnya

Permainan dalam rencanaku

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 5***Malam harinya, Mas Zidan masuk ke dalam kamarku. "Ma, Papa ingin bicara serius," lirihnya dengan begitu lembut sembari menggenggam tanganku.Jantungku berdesir hebat. Bukan aku merasa bahagia diperlakukan seperti ini, tapi aku malah semakin ingin melampiaskan semua dendamku."Tentang apa?" tanyaku tanpa merespon belaiannya."Tentang Laura, Ma. Papa ingin melangsungkan pernikahan bulan depan. Papa meminta restu Mama secara baik-baik," ujarnya."Oh, silakan. Mama akan menyetujuinya dengan senang hati, asalkan ...."Kalimatku sengaja aku gantung. Alis suamiku bertaut seolah menunggu kelanjutan ucapanku."Asalkan apa, Ma? Katakanlah! Papa akan mengabulkan apa pun persyaratan dari Mama."Aku tersenyum getir mendengar perkataannya. Mas Zidan begitu antusias ingin menikahi Laura. Dia bahkan lupa tentang kematian putriku yang baru satu minngu berlalu.Entah suami macam apa yang aku miliki ini?Rasanya ingin aku meracuni dirinya dan wanit
Baca selengkapnya

Kuhancurkan mahkota kecantikanmu

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 6***Laura semakin pucat saat mendapat bentakan serius dari Mas Zidan."Laura, Mas berangkat ke kantor sekarang. Kamu istirahatlah ke kamar. Besok Mas akan membawamu untuk periksa ke dokter.""Mas pikir aku gila? Mas percaya dengan semua omong kosong Mbak Ningsih?" Laura tak terima.Aku tertawa dalam hati melihat keraguan suamiku."Sudahlah, Mas bisa telat jika terus meladeni kalian berdebat.""Mama izin ke rumah Ibu duluan ya, Pa. Nanti sore Papa menyusul saja," ujarku."Oh, iya Ma. Papa sampai lupa. Ayo sekalian Papa antar."Aku mengangguk dan menggandeng lengan suamiku. Sekilas aku menatap ke arah Laura yang seperti ingin murka.Aku tersenyum sinis dan mengedipkan sebelah mata.Ini baru awal permulaan, Laura. Setelah sakit hatiku terbayar lunas, maka lelaki di sampingku ini juga akan segera aku tendang dari hidupku.--Di dalam mobil."Ma," lirih suamiku."Iya.""Papa tak bisa tidur dengan tenang semenjak kepergian Monika. Papa mer
Baca selengkapnya

Laura dirawat di RS jiwa

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 7***Waktu berjalan, Mas Zidan datang ke rumah ibu."Apa kabar Mas? Kenapa Mas tak pulang saat pemakaman Monika?" tanya suamiku pada kakaknya.Mas Adrian menatap dengan tajam. Sikapnya saat ini berubah jadi dingin pada Mas Zidan."Aku tidak baik-baik saja setelah mendapati kenyataan ini, Zidan." "Maafkan aku, Mas. Semua memang kesalahanku, tapi ini juga sudah jadi takdirnya," ujar Mas Zidan pula."Takdir kau bilang? Kau itu sudah buta karena wanita! Sadarlah, Zidan! Usiamu tidak lagi muda, harusnya saat ini kau lebih banyak memberi waktu untuk keluargamu, bukannya malah membuat dosa dengan bermain wanita," papar Mas Adrian.Mata suamiku membesar, gerakan dadanya naik turun. Sepertinya Mas Zidan sedang menahan amarahnya."Mas tahu apa tentang hidupku? Aku laki-laki sukses, dan tak ada salahnya jika ingin memiliki dua istri. Lagi pula ini bukan urusanmu, Mas! Jangan ikut campur! Silakan lihat dirimu sendiri, sudah berumur tapi belum jug
Baca selengkapnya

Akan kubuat kau gila sungguhan

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 8***Hari berikutnya, aku mengunjungi Laura ke rumah sakit jiwa. Laura tampak tersiksa berada dalam lingkungan orang yang tidak waras. "Hey! Gimana kabarmu?" tanyaku dengan senyum mengejek."Mbak sudah membuat aku menderita di sini. Mbak akan menerima akibatnya nanti," ancam Laura dengan garang."Oya? Bagaimana bisa kau menyakitku sedangkan sekarang kau masih terkurung di sini.""Aku pasti segera keluar. Mas Zidan sudah berjanji akan menjemputku. Lagian aku tidak gila! Mbak pasti sudah membayar dokter si*alan itu!" makinya.Aku tertawa dengan lepas. "Kau cukup pintar. Namun, sebentar lagi kau akan kubuat menjadi gila sungguhan."Sorot mata Laura sangat tajam seperti seekor singa yang siap menerkam. Akan tetapi aku malah senang melihat api kemarahan dari wajahnya itu."Selamat menikmati hari-hari menyenangkanmu di sini," ujarku sembari berlalu."Aku akan membalasmu, Mbak!" teriaknya.Aku tak peduli. Detik berikutnya aku menemui Dokter
Baca selengkapnya

Tamparan pertama dari suamiku ungik gundiknya

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 9***Plak!Plak!Dua tamparan melayang ke wajah cantik Laura.Aw, pasti sakit. Namun, tak seberapa jika dibandingkan dengan sakit hatiku."Mas tega menampar aku?" Laura berlari ke dalam kamar.Sedangkan aku pura-pura merasa takut dan teraniaya."Pa, Mama sangat takut sekarang. Laura masih bisa kumat," ujarku.Mas Zidan memelukku, dan berkata. "Mama tenang saja. Papa akan bicara lagi dengan Laura, kalau memang kejiwaannya masih terganggu, maka Papa akan membawanya kembali ke rumah sakit jiwa. Papa juga tak mau menikahi orang gila, Ma."Waw, jawaban suamiku sungguh luar biasa.Mas Zidan berlalu menyusul Laura. Sedangkan aku tak tahu lagi apa yang mereka bahas di dalam kamar.Namun, tak berapa lama Mas Zidan kembali keluar."Papa ke kentor lagi, Ma. Tadi cuma mengambil handphone yang ketinggalan," ucapnya."Oke, Pa. Tapi bagaimana dengan Laura?" tanyaku seolah terancam."Papa sudah menegurnya. Laura berjanji tidak akan mengulangi itu lagi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status