Home / Romansa / AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR: Chapter 61 - Chapter 70

118 Chapters

Sah menikah

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 24.***Merah wajahku ketika menatap Ayah tengah tersenyum sambil memainkan matanya."Ayah," lirihku sambil menunduk malu.Langkah Ayah semakin mendekat ke arah kami. Bahkan Eza pun tampak gugup dan salah tingkah."Nak Eza, jika ucapanmu tadi hanyalah candaan semata, mohon jangan diulangi lagi. Takutnya putri saya benar-benar menaruh harapan. Namun, jika ucapanmu itu adalah benar, maka saya akan merestui," ujar Ayah dengan lembut.Bergetar tubuhku, tak kusangka Ayah akan mengatakan hal itu. "Maafkan saya, Om. Tidak sopan rasanya saya mengatakan hal penting ini di luaran rumah, dan tanpa adanya Om. Tadi saya hanya ingin mencoba mencari tahu tentang jawaban Lita. Akan tetapi saya serius. Saya akan datang ke sini bersama orang tua saya," papar Eza.Bergeming aku mendengarnya.Mimpikah aku?Seorang Eza benar-benar ingin meminangku?Ya, Allah ... Terima kasih."Aku menunggu kedatanganmu, Za."Berlari aku ke dalam setelah mengucapkan itu. Masuk ak
Read more

Seorang ibu akan tetap menang

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 25.***Waktu yang berjalan begitu cepat, membawa aku di dalam ruangan persidangan.Laporan Mas Arifin sangat berkembang dengan pesat. Aku hadir bersama Eza dan juga Ayah. Sedangkan Salman aku tinggal dengan ketiga pegawaiku.Hakim mulai melakukan mediasi kepada kedua belah pihak dari kami.Kemudian, Mas Arifin dipersilakan membaca tuntutan hak asuhnya terhadap Salman.Kalimat demi kalimat terlontar, diiringi dengan pengacara ternama yang ia bayar. Serta dukungan dari Nona Moli.Namun, aku tentunya tak mau kalah. Aku adalah seorang ibu. Siapa yang lebih berhak daripadaku?"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Saya menentang keras semua permohonan hak asuh putra saya di alihkan pada penggugat. Karena saya selama ini merawat dan menghidupi Salman dengan baik serta berkecukupan. Saya adalah seorang Ibu, apakah ada yang lebih baik dari seorang Ibu dalam mengurus Anak? Apakah penggugat berprilaku baik? Apakah penggugat pernah menafkahi putranya
Read more

Salman hampir duculik

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 26.***Selesai makan malam, kami bertiga ingin segera pulang. Namun, lagi-lagi Mas Arifin dan Nona Moli menghentikan langkahku."Lit, tunggu!" ucap Mas Arifin."Apa lagi?" ketusku.Nona Moli tampak menatapku dari atas hingga ke bawah. Kemudian beralih menatap Mas Arifin.Entah apa maksudnya, aku tak mengerti."Biarkan Salman ikut kami malam ini. Mas Arifin sangat merindukannya," sambung Nona Moli.Menggeleng aku dengan cepat, bahkan Salman langsung menggenggam tanganku."Salman tidak mau. Nenek galak!" hardik putraku.Aku menahan tawa ketika sebutan Nenek dilontarkan Salman."Lancang, kamu! Bisa-bisanya memanggilku Nenek!" bentak Nona Moli.Salman semakin ketakutan padanya. Kini Salman memeluk pinggangku."Jangan berteriak pada Anakku! Dengan sikapmu yang begini, apakah mungkin bisa menyayangi Salman? Tentunya tidak, kau hanya tergila-gila pada kepuasan nafsumu yang kau dapatkan dari pria ini!"Geram sudah aku. Tak bisa aku menahan emosiku. U
Read more

Jebakan Nia aku gagalkan

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 27.***Hari ini aku dan suamiku pergi ke kantor polisi. Pak Agus serta kepala sekolah Salman juga turut hadir. Kami membuat laporan, dan langsung ditindak lanjuti.Semua bukti juga sudah aku berikan. Kini aku hanya tinggal menunggu hasil penyelidikan.Kami pulang setelah selesai. .Di rumah, Ayah langsung bertanya. "Bagaimana, Nak?""Polisi akan menyelidiki, Yah.""Baguslah kalau begitu."Tiba-tiba ponsel suamiku berdering, entah panggilan dari siapa.Saat panggilan dijawabnya, terdengar seperti bicara pada Nia. Tak lama panggilan itu ditutupnya, setelah berkata oke."Ummi, semua urusan sudah selesai kan? Abi harus ke kantor. Kalau ada sesuatu kabari saja Abi," ujarnya sambil berdiri.Aku mengangguk pelan. Biarkan saja Eza pergi. Aku akan mencaritahu tentang sikap Nia saat di kantor.Jika terbukti Nia masih mencoba mencari perhatian pada suamiku, maka aku akan meminta Eza segera keluar dari perusahan itu..Seperginya Eza, aku pun bersiap-
Read more

Kebenaran terungkap

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 28.***Aku dan suamiku sudah menerima hasil tes obat tersebut.Seorang dokter kepercayaanku telah melakukan pemeriksaan. Ternyata obat itu adalah jenis obat tidur dengan dosis yang tinggi. Jika seseorang mengkonsumsinya maka akan tertidur dengan cepat dan tak akan sadar walau ada kebakaran pun disekitarnya.Setelah mendapat bukti hasil yang sudah tertulis resmi, aku dan Eza segera kembali mendatangi keluarga Nia.Dalam perjalanan, aku bertanya-tanya pada suamiku. "Untuk apa Nia memeberikan obat tidur padamu, Bi? Bahkan di jam kerja pula.""Entahlah, Mi. Hanya Nia dan Tuhan saja yang tahu jawabannya," sahut suamiku."Lalu, apa tindakan Abi selanjutnya?" tanyaku lagi."Abi akan mengundurkan diri dari perusahaan itu. Bukankah itu yang Ummi mau?""Tentu saja, Bi. Tapi apakah hanya sekedar mengundurkan diri?""Tidak istri Abi yang jelita. Masalah ini akan tetap kita adili."Tersenyum aku sembari menyenderkan kepala di lengannya."Masih siang, Umm
Read more

Aib dari Adik Eza

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 29.***Tiga hari berlalu ....Pihak kepolisian benar-benar tak mendapat informasi tentang keberadaan Nia.Aku sudah pasrah, setidaknya Nia sudah pergi jauh dari kota ini. Namun, Salman masih selalu aku awasi. Tak mau kejadian yang sama terulang kembali.Orang-orang suruhan Nona Moli dan Mas Arifin juga belum berhasil menemukan jejak Nia. Sepertinya Nia menggunakan identitas palsu saat keluar dari kota ini. Sedangkan Om Ridwan dan Tante Misna mengaku tidak tahu dengan kepergian Nia.Keduanya juga bersikap seolah-olah sedih karena mengkhawatirkan Nia. Namun, aku tak percaya.Menurutku, orang tua Nia sengaja ingin menutupi."Biarkan saja, Ummi. Orang yang bersembunyi membawa kesalahan, hidupnya tidak akan tenang," ucap Eza dengan lembut."Benar, Bi. Yang terpenting sekarang, keluarga kita tidak ada lagi yang mengusik," sahutku.Kini suamiku membantu meringankan tugasku di toko. Kami mengolahnya bersama. Sedangkan hasil dari ternak sapi milik Ez
Read more

Menikahi Adik ipar Lita

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 30.***POV Arifin.Sebulan sudah aku mendekati Sari, Adik ipar dari mantan istriku itu.Sari wanita cantik yang masih polos. Aku mudah saja menjerat hatinya.Saat itu pertemuan dengan Melda kembali terjadi, Sari ikut bersama kami.Namun, aku tidak tertarik lagi pada Melda. Bagiku Sari lebih menggoda. Penampilannya yang tertutup, mengingatkan aku pada Lita.Setelah berhasil mendapat simpatinya, aku membuatnya mabuk kepayang dengan pesonaku. Hubungan kami berjalan dengan begitu mesra, hingga kemarin aku mengundang Sari untuk datang ke kantor. Naasnya Moli malah memasang mata-mata. Aku ketangkap basah sedang bermesraan dengan Sari.Saat ini aku sedang mengemasi barang-barangku. Moli meminta aku angkat kaki dari rumah mewahnya ini.Perusahaan yang sudah dialihkan atas namaku, dapat diambilnya lagi. Moli memang pintar, aku tak bisa memperdayanya."Cepat keluar dari sini! Kau adalah lelaki yang tak tahu terima kasih! Bersiap-siaplah untuk kembali
Read more

Kecurangan Mas Arifin

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 31.***POV Lita.Aku dan suamiku pulang ke rumah tanpa bersuara. Setelah menghadiri pernikahan Sari dan Mas Arifin, suamiku menjadi lebih pendiam.Aku tahu, Eza tak suka dengan perangai Mas Arifin. Bukan tanpa alasan, karena Eza sudah mengetahui wataknya yang buaya itu."Bi, jangan murung gitu dong," ucapku sembari menyentuh wajahnya dengan lembut."Iya, Ummi. Abi cuma masih tak menyangka kalau Sari akan menikah dengan mantan suamimu," sahutnya yang membuatku merasa tak nyaman.Tersenyum aku dengan getir, malu jika mengingat Mas Arifin adalah bekas suamiku. Namun, mau diapakan. Dia memang Bapak Salman.Duh, sekarang malah jadi Adik ipar suamiku pula.Hidup terkadang menyebalkan..Waktu berjalan, hari berganti ....Sari datang ke sini untuk mencari suamiku. Akan tetapi dirinya hanya datang sendiri."Kak Eza ada, Mbak?" tanya Sari dengan lembut."Ada. Mungkin sedang di toko. Biar Mbak panggilkan dulu, ya."Aku melangkah ke dalam toko kue-ku. E
Read more

Gelut seperti belut

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 32.***Kini semua ternak sapi milik Eza kembali ditangani orang kepercayaan yang lama. Sedangkan Mas Arifin, tak tahu kerja apa. Biarkan saja. Itu bukan lagi urusan kami.Siang ini aku merasa sedikit malas untuk beraktivitas. Kepalaku berat, perutku mual. Sudah tiga kali aku bolak-balik kamar mandi. Semua yang aku makan, telah aku muntahkan. Lemas sekujur tubuhku."Ibu kenapa?" tanya Salman."Sepertinya masuk angin. Tolong panggilkan Abimu ya, Nak!" "Baik, Bu."Salman bergegas keluar. Tak lama kemudian ia kembali bersama Eza."Ummi sakit? Kita ke dokter ya," ajak Eza panik."Panggilkan saja ya, Bi. Ummi tidak kuat mau bangun."Mengangguk suamiku sambil memencet ponselnya. Ia menghubungi salah satu dokter langganannya. Menjelang sang dokter datang, Eza memijat lembut kepalaku. Sekujur tubuhku pun sudah diolesinya minyak angin.Namun, lagi-lagi aku mual dan ingin muntah. "Uwek ...."Dengan tubuh lemas, aku berlari ke dalam kamar mandi. Eza
Read more

Wanita sok kenal dengan suamiku

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 33.***Emosiku masih di ubun-ubun, walau suamiku menggenggam erat tanganku penuh cinta. Pasangan suami istri di hadapanku ini sungguh serasi. Bahkan aku sangat takjub dibuat sikap adik dari suamiku itu."Lit, kamu sedang mengandung?" tanya Mas Arifin."Kalau iya, kenapa?" Suamiku langsung menyambung ucapannya."Hem, tidak apa-apa. Saya turut senang," ujar Mas Arifin pula.Aku memasang wajah cemberut, jujur saja aku sudah sangat muak melihat perangai pasangan suami istri ini."Sari, Kakak sungguh kecewa padamu. Perubahan sikapmu membuat Kakak malu," papar Eza menatap ke arah Sari."Kalau Kakak malu kenapa Kakak berada di sana dan mengaku sebagai anggota keluarga Sari?"Sari selalu melawan setiap kali dinasehati."Sebuta-butanya Nona Moli dan Nia dulu, tapi tak sebuta dirimu, Sari! Kau sungguh dibudak oleh cinta," sambungku."Bukan urusanmu, Mbak!"Sari berdiri sambil menarik tangan Mas Arifin."Kita pulang, Mas! Tidak perlu menginjakkan kaki
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status