Beranda / Horor / DiSUKAI SILUMAN ULAR / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab DiSUKAI SILUMAN ULAR: Bab 61 - Bab 70

96 Bab

Hasan pulang, Aina datang

Wajah Bu Zubaedah yang pertama kali tampak di mata Nyi Baisucen. Dengan senyum dipaksakan Bu Zubaedah masuk ke ruangan yang banyak bertabur bunga itu. Perlahan Bu Zubaedah mendekati Sari. Dia hanya melihat sekilas pada cucu perempuannya yang tengah tidur di tempat tidur sebelah Sari. "Sari, maafkan Mamak ya atas sikap Mamak tadi. Mamak sangat terkejut," kata Bu Zubaedah pada Sari. Sari menjawab dengan anggukan dan air mata yang terus mengalir dari sudut matanya. Mata Sari sehingga bengkak, karena dari tadi terus menangis. Dia tau, mertuanya orang yang baik. Dia memaklumi kalau mertuanya merasa syok melihat fisik putrinya. "Fudin, aku perlu bicara dengan engkau," kata Bu Zubaedah pada Pak Fudin. "Hendak bicara apa Baedah?" tanya Pak Fudin. "Sebaiknya kita bicarakan di luar," ajak Bu Zubaedah. Pak Fudin menurut, dia mengikuti langkah kaki Bu Zubaedah yang sudah lebih dulu berjalan."San, kau temani dulu Sari," titah Bu Zubaedah pada Hasan yang baru saja duduk di bangku yang ada di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-27
Baca selengkapnya

Gubuk reot

"Kenapa? Apa Sari tak mengizinkan Aina melihat anaknya?" tanya Aina. "Sari belum bisa dilihat, kondisinya lemah," kata Bu Midah. Dia tak menceritakan kondisi Sari yang sebenarnya. "Ya sudah. Kalau begitu, sebaiknya Ayah segera kembali ke kamar. Ayah harus istirahat, biar kita tak berlama-lama di klinik ini. Klinik ini sangat seram, Aina tak betah kalau harus berlama-lama," sungut Aina. Aina tak begitu peduli akan Sari sebenarnya. Dia hanya tak ingin ayahnya terlalu memberi perhatian pada sepupu yang tak pernah dia sukai itu. "Kau pulang saja kalau tak betah di sini! Ayah akan pulang bersama Sari," ketus Pak Fudin. Aina melihat ayahnya dengan tatapan tajam. Rasa irinya pada Sari semakin besar, karena ayahnya lebih memilih menunggu Sari daripada pulang bersamanya. "Yuk lah Ma, kita pulang," ajak Aina pada Bu Midah. "Mama juga tetap di sini. Dimana ada suami Mama, di situ ada Mama," kata Bu Midah membuat Aina bertambah kesal. Dengan langkah kaki yang dihentakkan, dia meninggalkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-10
Baca selengkapnya

Bertemu Rosa kembali

Rehan terus menangis dan memukul-mukul dada Hasan. Dia sangat rindu dengan ibunya. Hasan hanya diam, matanya pun basah. Laki-laki itu hanya pasrah menerima rasa sakit yang diterima akibat pukulan anak laki-laki kecilnya. Rehan menjadi tantrum, karena Hasan enggan mempertemukannya dengan sang Bunda. Tak ada yang bisa membujuk bocah kecil itu, apalagi Hasan sudah membawa Rehan puonag kembali ke kontrakan mereka. "Ayah, cali Bunda! Lehan mau sama Bunda! Lehan mau sama Adek huhuhu," tangis Rehan benar-benar pecah, hingga terdengar sampai ke tetangga. Dia terus saja berteriak. Meski Hasan hanya diam seribu kata. Wak Esah jadi gelisah. Tapi mau melihat keadaan Rehan juga merasa tak enak hati, sebab Hasan menutup rapat pintu rumahnya. Sejak sampai di rumah pagi tadi hingga sore hari, tak sekalipun Hasan keluar rumah. Wak Esah merasa sangat aneh, ditambah tak melihat Sari ikut bersama Hasan pulang. Wak Esah jadi gelisah. Berulangkali kali wanita setengah baya itu mondar mandir di rumahnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-10
Baca selengkapnya

Antusias Rosa

"Kenapa Abang jadi terdiam? Kalau Abang masih belum bisa, nggak papa juga," kata Rosa. Seulas senyum terlihat getir di wajahnya yang cantik. Hasan masih mempertimbangkan. Sekelebat bayangan Sari melintas di matanya. Tak ada kekurangan Sari sebagai istri di matanya. Sehingga dia tak ada alasan untuk menduakan Sari. Seketika rasa sesal meraja di hatinya. Namun, tiba-tiba bayangan bagi merah berkulit kering seperti bersisik dengan kelopak mata merah yang seperti mengelopek membuat rahangnya mengeras. Dia merasa marah, pada bayi tak berdosa itu. Hasan merasa, bayi itu adalah sumber malapetaka dalam hidupnya. Dia mulai mempertimbangkan solusi dari Rosa. Dia akan mendapat banyak keuntungan bila mengikuti saran Rosa. Bukan hanya tempat tinggal yang bagus, dia juga akan memiliki istri yang cantik. Lagipula, dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah merenggut kesucian Rosa. "Apa kau tak takut akan jadi pergunjingan orang? Bisa saja kan, ada orang yang tau tentang kita," tanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-12
Baca selengkapnya

Ruby

Hasan dan Rosa sampai ke tempat biasa Hasan mengantarnya pulang. Kali ini, Hasan turut serta masuk ke dalam rumah itu. Tanpa harus ada drama pura-pura lagi dari Rosa. Baru pertama kali ini, Hasan masuk ke rumah Rosa dengan memperhatikan setiap detil yang ada di dalamnya. Dari luar, rumah Rosa tampak sederhana. Tapi di dalam, tampak mewah juga elegan. Perabotan yang ada di dalam rumahnya sangat ekslusif. Rata-rata terbuat dari kayu yang berkualitas tinggi. Dengan ukiran yang dibuat dengan detail dan ekslusif. Desain rumahnya gabungan antara klasik dan modern. Rosa mendekati Hasan yang masih berdiri memperhatikan sekeliling rumah Rosa. Hasan sedikit merasa aneh. Rumah itu tampak tak begitu besar dari luar, tapi begitu masuk ke dalam, rumah Rosa terkesan sangat luas. "Kalau kita sudah menikah, Abang tak perlu menarik ojek lagi," kata Rosa, sambil menggelayut manja di lengan Hasan. Hasan masih risih, namun tak menolak. Toh dia sudah sepakat untuk menjalin hubungan terlarang dengan Ros
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-14
Baca selengkapnya

Mengantar Rehan

Bu Zubaedah sangat terkejut dengan kehadiran Wak Esah dan Budi di rumahnya yang diantar oleh Cik Nar. Jiran tetangga satu gang, tapi agak jauh dari rumahnya. "Ya Allah, Rehan," kata Bu Zubaedah seraya memeluk Rehan yang menangis dan langsung merangsek ke pelukannya. "Mana ayahmu?" tanya Bu Zubaedah. Rehan hanya menangis hingga sesenggukan. Hatinya sangat pilu hingga tak bisa berkata-kata selain Bunda. Rehan terus memanggil bundanya dalam pelukan Bu Zubaedah. Hati Bu Zubaedah rasa teriris melihat cucunya itu. Tak pernah dia melihat Rehan sesedih saat ini. "Maaf ya Mak Hasan. Kami terpaksa mengantar Rehan kesini. Hasan dari semalam tak pulang. Tak pun dia bilang hendak kemana. Ditinggalkannya si Rehan sendiri di rumah," jelas Wak Esah. "Astaghfirullah hal adzim. Kenapa lah jadi keras hati betul si Hasan?" sesal Bu Zubaedah. Tak ada dalam sangkaannya, kalau amarah Hasan akan berlarut dan berimbas kepada Rehan. Kalau dia tau Hasan akan menelantarkan Rehan, tak akan dibolehkannya sem
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-16
Baca selengkapnya

Mempertemukan Rehan dan Sari

"Tumben sekali Mamak minta antar ke pasar? Ini belum pun penghujung minggu." Gadis manis yang sedang memakai hijab di depan cermin berkata pada emaknya yang sudah rapi, dan bersiap menunggunya. Bu Zubaedah sengaja tak bilang mau ke pasar pada Ratna, tadi malam. Agar Ratna tak banyak pertanyaan yang akan membuat rencananya gagal untuk mempertemukan Rehan dan Sari. Hatinya sangat tak tega melihat Rehan yang sangat rindu dengan Sari."Mamak mau belikan Rehan baju. Kalau di hari libur pasti mahal, akan sulit menawarnya. Juga mau beli buat Adik si Rehan." Bu Zubaedah menemukan alasan yang bisa diterima akal Ratna. Kalau alasannya ingin berbelanja kebutuhan dapur, Ratna tak akan percaya. Sudah jadi kebiasaan Bu Zubaedah berbelanja kebutuhan rumah tangga di penghujung minggu. Masih banyak stok sayur juga ikan di kulkasnya."Kak Sari kapan balik, Mak? Sudah tak sabar Ratna ingin melihat kemanakan perempuan. Pastilah cantik seperti Kak Sari. Kalau sampai hari Minggu Kak Sari belum diperbolehk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-21
Baca selengkapnya

Mengobati rasa rindu

"Bunda! Huhuhuhu." Rehan langsung merangsek ke pelukan Sari saat melihat perempuan berwajah manis itu keluar dari dalam rumahnya.Sari juga langsung memeluk Rehan dengan hangat. Deraian air mata tak lagi terbendung. Membalut dengan deras tanpa diperintah dari kelopak mata Sari yang indah. Dihujaninya wajah Rehan dengan ciuman dan memeluk putra kesayangan dengan sangat erat. Seolah sudah sangat lama mereka tak bertemu dan tak ingin berpisah lagi. Padahal baru beberapa hari saja. "Mak." Sari menyapa Bu Zubaedah lalu mencium tangan wanita yang sudah seperti ibunya itu. Sari menyeka wajahnya yang bersimbah air mata dengan hijabnya. "Mak kok tau Sari di sini?" tanya Sari sambil mengajak mertuanya dan menuntun Rehan untuk duduk di atas dipan bambu yang ada di teras rumahnya. "Mak yang menyarankan Fudin untuk sementara membawa kau kesini. Sampai Hasan bisa menerima kenyataan tentang anaknya," kata Bu Zubaedah. Sari menghela nafasnya. Dengan begitu dia semakin yakin, kalau bukan hanya sua
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-23
Baca selengkapnya

Pernikahan tak biasa

Hasan memperhatikan sekeliling rumah orang tua Rosa tanpa berkedip. Dia tak menyangka, calon mertuanya kali ini orang yang sangat kaya raya. Istana ular sudah berubah bak rumah yang megah di mata Hasan. Banyak pengawal yang tampak berbaju petugas keamanan yang berjaga. Rosa terus menggandeng Hasan sampai ke sebuah ruangan, dimana ada Tuan Anaconda di dalamnya. Hasan tertunduk dalam saat berhadapan dengan sosok yang ada di hadapannya. Tuan Anaconda yang kini sudah beralih raga menjadi manusia sejati. Tampak memperhatikan Hasan dengan sangat lekat. Tuan Anaconda menelisik Hasan dari atas ke bawah, mencari kelebihan apa pada manusia itu hingga putrinya begitu tergila-gila."Kau serius ingin menikah dengan anakku?" Pertanyaan tegas keluar mulut Tuan Anaconda."Se–serius Pak." Hasan mengangguk gugup juga takut. "Apa yang kau punya untuk kau jadikan mahar?" "Em …." Hasan kebingungan mau menjawab apa. bahkan mahar juga tak terpikirkan olehnya. "Rosa tak minta apapun dari Bang Hasan, Ayah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-27
Baca selengkapnya

Memulai usaha

Sari merasakan cuaca malam ini sangat bersahabat. Angin bertiup sangat kencang. Hingga membuat pohon-pohon sawit yang berdiri gagah tampak terombang ambing ke segala arah."Ada apa ini? Kenapa perasaanku tak enak sekali?" gumam Sari. "Ayaahh huhuhuhu." Sari terkejut, tiba-tiba Rehan bangun dari tidurnya dan langsung menangis memanggil ayahnya. "Oe oe oe." Disusul Rubi yang juga terbangun.Sari langsung menggendong Rubi, dan menarik Rehan agar berada di pelukannya. "Ayaaahh huhuhuhu." Rehan masih terus memanggilnya. Benak Sari langsung mengaitkan perasaan tak enak yang sedang menggelayuti hatinya dengan tangisan Rehan. Apa terjadi apa-apa dengan suaminya? Sari segera mengambil hape yang baru dibelikan Fudin untuknya. Dia masih hafal nomor ponselnya. Sebaiknya dia menelepon Jasa. Karena ponsel itu ada sama Hasan. Tut tut tutMasih suara nada sambung yang terdengar. Tak.kunjung diangkat hingga nada sambung itu mati. Sari terus berusaha hingga beberapa kali untuk menghubungi Hasan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status