"Ya Allah, kuatkan hamba. Beri kelapangan bagi hati hamba menerima setiap ketentuan dariMu," doa Sari sangat lirih.Sebelum turun dari tempat tidurnya. Dia memandangi wajah Rubi. Iba hatinya, sudut matanya berair, memikirkan masa depan Rubi. "Nak, tumbuhlah jadi pribadi yang baik, ya solehah Bunda. Ikhlas menerima keadaanmu. Bunda nggak akan pernah meninggalkan Rubi, meski semua orang menjauhi Rubi. Buat orang lain menyukai Rubi karena akhlakmu, ya Sayang," lirih Sari di telinga Rubi. Lalu turun dari tempat tidur setelah mencium bayi merahnya. "Abang. Bunda masak dulu ya Nak. Sebentar lagi, Nenek mau datang," kataku pada Rehan."Asik, benelan Bun?" Rehan seakan tak percaya. Dia sangat senang neneknya akan datang. Tapi dia tak tau, kalau yang dimaksud Sari adalah Rasidah. Bukan Bu Zubaedah. "Iya. Abang bantuin Bunda jaga warung ya. Sambil lihat Adek," kata Sari."Iya Bun. Cepat masaknya ya. Lehan lapal," kata Rehan. Meski bicaranya sudah lancar, tapi Rehan belum bisa melafazkan R de
Last Updated : 2023-01-16 Read more