Home / Horor / DiSUKAI SILUMAN ULAR / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of DiSUKAI SILUMAN ULAR: Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

Cari toko

"Modal buka toko di Mall lumayan besar. Kau bisa cari lapak di pasar. Biasa nya sewa ruko di pasar, sekitar dua puluhan juta pertahun. Barangnya nanti, bisa kau order melalui Abang," saran Ismet.Jelas Ismet tak mau menunjukkan pada Hasan dimana membeli barang dengan harga grosiran. Kalau Hasan belanja melalui dirinya, dia akan mendapatkan keuntungan juga pastinya. Hasan sangat senang mendengar masukan dari Ismet. "Boleh juga seperti itu. Jadi aku tak perlu repot mencari kesana kemari." Tak jadi masalah kalau Hasan mengambil barang dagangannya dari Ismet. Tapi tentunya dia tak akan mendapatkan harga yang murah, seperti kalau dia belanja langsung ke grosir. Hasan yang tak memiliki pengalaman apapun di bidang ini, setuju saja. Dia berpikir, Ismet akan tulus membantunya. "Ok kalau begitu. Nanti kita akan cari, baju-baju seperti apa yang kau mau." Ismet sangat senang, untung besar sudah ada di depan mata."Aku rencananya mau jual pakaian lengkap Bang. Mulai dari perlengkapan bayi, baju
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Amarah Pak Fudin

Pak Fudin dan Bu Midah baru sampai di gubuk Sari. Sari langsung membantu mereka mengeluarkan semua barang belanjaan yang dipesannya. Semua langsung di pajang di warungnya yang kecil. Kini, warung yang tadinya mulai kosong, kembali berisi lagi. "Bi, ini uangnya." Sari memberikan uang pembayaran belanja untuk barang dagangannya pada Bu Midah. "Tak usah Sari, kau simpan saja." Bu Midah menolak."Tak Bi. Bibi harus menerima uang ini. Ini kan buat dijual kembali, Sari akan dapat keuntungannya. Lagipula, nanti Sari akan sungkan mau titip lagi," kata Sari membujuk Bu Midah menerima uang yang ada di tangannya. "Gunakan saja buat kepentingan anakmu. Bibi dan Paman masih ada uang." Bu Midah tetap menolak. "Alhamdulillah, buat anak-anak sudah tercukupi Bi. Keuntungan Sari cukup lumayan, karena pembeli lumayan ramai. Jadi Bibi tak usah cemas. Kalau Bibi tak mau menerima uang ini, Sari tak akan lagi mau menitip belanjaan sama Bibi. Sari akan ke Pasar sendiri saja." Sari tetap memaksa. Bu Mid
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

Iri hati

Aina terus mondar mandir di halaman rumahnya. Berulangkali kepalanya melongok ke jalan, barangkali dia melihat kedua orang tuanya. "Kemana Mama sama Ayah? Di telpon nggak diangkat! Bukannya pesan dari semalam kalau akan pergi." Aina terus menggerutu, dia menghentakkan kaki berjalan masuk ke rumahnya. Dia rebahan di sofa rumah tamu, menyalakan tivi untuk membunuh rasa bosan. Tapi tak ada acara yang menarik untuk dilihat karena dia masih memikirkan keberadaan orang tuanya. Berulangkali kali dia berdecak kesal dan melihat jam di dinding. Waktu seakan sangat lama berputar dia rasa. Padahal baru beberapa menit dia menunggu, tapi dirasa bagai sudah berjam-jam.Mobil Pak Fudin mulai memasuki pekarangan rumah, Aina yang mendengar suara mesin mobil segera bangkit. Beranjak keluar, namun hanya sampai di ambang pintu saja dia menghentikan langkah kakinya. Dari depan pintu dia memperhatikan Ayah dan mamanya yang baru saja sampai."Aina, bantu dulu angkat belanjaan!" Bu Midah memanggil Aina. De
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

Siapa yang datang?

Aina melaju lagi dengan kencang. Menuju ke rumah kontrakan Hasan. Dia tau dimana kontrakan Hasan, karena pernah menyelidiki sebelumnya. Waktu itu, Bu Midah yang meminta Aina mencari tau keberadaan Sari. Sekedar ingin tau, apakah Sari masih diam-diam meminta uang pada ayahnya. Saat itu, Bu Midah belum melunak hatinya. Masih keras seperti Aina. Perjalanan yang harusnya ditempuh satu jam, dengan kecepatan penuh, bisa ditempuh Aina dalam waktu setengah jam saja. Wak Esah yang sedang membersihkan rumt yang ada di halaman rumahnya, merasa heran, melihat ada seorang pengendara motor besar yang berhenti di depan kontrakan mereka. Lebih terkejut lagi, saat tau pengendaranya adalah seorang wanita. "Cari siapa Nak?" tanya Wak Esah. Aina tak turun dari atas motornya. Dia hanya memperhatikan pintu rumah Hasan yang tertutup rapat."Ini rumah si Hasan sama Sari kan, Bu?" tanya Aina. 'Iya, betul." "Orangnya ada di rumah?" tanya Aina lagi, tanpa sopan santun berbicara dengan orang yang lebih tua.
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Kedatangan Sanca

Wanita itu terperangah melihat siapa yang datang? Dia berdiri kaku, dengan sorot mata tak kalah tajam dengan Nyi Baisucen. "Bibi. Sari pikir, Bibi tak mendengar Sari memanggil," bisik Sari pada Nyi Baisucen yang memandang tamu Sari dengan sorot mata yang tajam. Sri belum menyadari situasi yang tengah terjadi. "Pastilah Bibi mendengar. Bibi sudah berjanji akan selalu melindungimu. Kapanpun dan dimanapun. Meski kau hanya menghubungi Bibi lewat telepati," sahut Nyi Baisucen. Matanya tetap tak lepas dari wanita itu yang kini berdiri tegak, urung hendak menggendong Rubi."Kenapa kau memanggil Bibi tengah malam begini?" tanya Nyi Baisucen pada Sari. "Tanda lahir Sari berdenyut. Bukankah Bibi bilang, itu pertanda ada siluman yang mendekat?" bisik Sari agar tak terdengar tamunya. Sari belum tau, siapa wanita yang ada di hadapannya. Hingga dia masih menjaga adab."Kau benar sekali," kata Nyi Baisucen, matanya tetap mengawasi wanita cantik yang merasa tak nyaman dengan kehadirannya."Sebenta
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Kabar mengejutkan

"Bi, Sari akan sabar menunggu. Sampai Emak bisa menerima Sari. Terasa ada yang mengganjal di hati Sari, bila Sari meninggalkan kota ini tanpa mengajak Emak. Walaupun Paman dan Bi Midah sudah menerima Sari sebagai bagian dari keluarganya. Tapi tetap saja, hati Sari menginginkan Emak untuk ikut dengan Sari. Sari benar-benar ingin merawat Emak." Sari mengungkapkan keinginan hatinya pada Nyi Baisucen. "Baiklah. Mungkin besok, Bibi akan membawanya ke sini. Biar dia mengenalmu," kata Nyi Baisucen memberi angin segar buat Sari.Senyum Sari merekah sempurna, menambah manis wajahnya. Hatinya sangat gembira, karena besok dia akan bertemu dengan Rasidah. Ibu kandung yang sangat dia rindukan. "Bibi hendak pulang sekarang, sebelum Paman Hanif curiga karena Bibi hanya meninggalkan raga Bibi saja. Ingat pesan Bibi, jangan bukakan pintu pada siapapun, kalau dia datang di tengah malam. Meskipun itu orang yang kau kenal. Dan jangan lalai, mandikan anak-anakmu dengan air bunga dan minyak kasturi," pes
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Penyesalan Bu Midah

"Ya Allah, kuatkan hamba. Beri kelapangan bagi hati hamba menerima setiap ketentuan dariMu," doa Sari sangat lirih.Sebelum turun dari tempat tidurnya. Dia memandangi wajah Rubi. Iba hatinya, sudut matanya berair, memikirkan masa depan Rubi. "Nak, tumbuhlah jadi pribadi yang baik, ya solehah Bunda. Ikhlas menerima keadaanmu. Bunda nggak akan pernah meninggalkan Rubi, meski semua orang menjauhi Rubi. Buat orang lain menyukai Rubi karena akhlakmu, ya Sayang," lirih Sari di telinga Rubi. Lalu turun dari tempat tidur setelah mencium bayi merahnya. "Abang. Bunda masak dulu ya Nak. Sebentar lagi, Nenek mau datang," kataku pada Rehan."Asik, benelan Bun?" Rehan seakan tak percaya. Dia sangat senang neneknya akan datang. Tapi dia tak tau, kalau yang dimaksud Sari adalah Rasidah. Bukan Bu Zubaedah. "Iya. Abang bantuin Bunda jaga warung ya. Sambil lihat Adek," kata Sari."Iya Bun. Cepat masaknya ya. Lehan lapal," kata Rehan. Meski bicaranya sudah lancar, tapi Rehan belum bisa melafazkan R de
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

Rasidah datang

Bu Midah belum mengetahui, siapa sebenarnya yang telah melakukan kekejian di masa lalu terhadap Rasidah. Dia hanya mengira, kalau orang kejam itu adalah manusia biasa juga. Apalagi setelah diberitahu, kalau orang jahat itu adalah kerabat Nyi Baisucen. Awalnya Bu Midah merasa heran, kenapa Nyi Baisucen bisa tau tentang Rasidah. Akhirnya Nyi Baisucen dan Pak Fudin mengarang cerita, kalau Nyi Baisucen tau, saudaranya telah memperkosa Rasidah, namun karena waktu itu dia masih remaja, dia juga tak berani buka suara. Tapi dia masih ingat dengan wajah Rasidah hingga kini. Beruntung, Bu Midah mudah saja percaya. Sebuah mobil sedan berhenti di depan gubuk Sari. Sari dan Bu Midah memperhatikan mobil itu, mengira hanya orang singgah yang hendak membeli sesuatu. Tapi, alangkah terharunya Sari, saat melihat Nyi Baisucen turun bersama dengan Rasidah.Sari berjalan mendekati emaknya, yang kini terlihat cantik dengan rambut yang digulung rapi. Rasidah masih bingung, mereka ada dimana sekarang. Sar
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

Rencana jahat

Hasan melihat rumah kontrakannya sangat sepi. 'Apa Sari belum belum balik ke rumah' batinnya.Hasan melihat dari balik pohon rambutan yang tak jauh dari rumahnya. Meski rasa rindu membuncah di dada, namun rasa malu juga takut pun mendominasi di hati. "San!""Hah!" Hasan terkejut, saat bahunya ditepuk oleh Budi."Buat apa kau mengintip seperti itu, seperti maling saja kau," sindir Budi. Mau tak mau, Hasan keluar dari persembunyiannya."Udah banyak duitmu," kata Budi sambil mencebik melihat sepeda motor matic jumbo model terbaru yang berada di dekat Hasan. Hasan terdiam, bingung mau bilang apa. Budi tak bisa menyembunyikan raut wajah tak suka pada Hasan. Budi marah, karena Hasan tak bertanggung jawab pada keluarganya. Apalagi berita Hasan telah menikah lagi dengan wanita kaya, sudah terdengar sampai ke telinga Budi. Sebagai sahabat, Budi sangat kecewa pada tindakan Hasan. "Motor baru, baju bagus, sepatu bagus. Mantap juga bini barumu," kata Budi sinis. Hasan menelan salivanya yang
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Mencari Sari

"Heh, si benalu ternyata," sinis Aina dengan bibir mencebik pada Hasan. Terlihat sangat memandang rendah pada Hasan.Hasan yang geram hanya bisa mengepalkan tangannya. Aina belum tau siapa Hasan yang ada di hadapannya sekarang. Dia juga belum tau, apa yang terjadi pada Hasan dan Sari setelah dari klinik Pak Hanif."Ada Sari?" tanya Hasan, berusaha untuk tetap bersikap baik.Dia tak mau terpancing emosi dulu, takut justru tak akan bisa menemukan Sari dan Rehan di rumah Pak Fudin."Buat apa kau mencari istrimu ke rumah orang? Kau suaminya, seharusnya kau yang lebih tau dimana dia!" jawab Aina sangat ketus. "Hei, kau mencari Sari?" Aina baru menyadari kalau Sari tak bersama Hasan. Sedari tadi dia hanya mengomel, dan baru bisa mencerna kata-kata Hasan."Ternyata dia sekarang sudah sadar, kalau kau hanya laki-laki benalu yang kere dan tak punya malu," hina Aina tanpa tanggung-tanggung. "Kau jaga mulutmu! Aku sudah banyak sabar menghadapimu selama ini! Kalau saja kau bukan wanita, sudah k
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status