Home / Romansa / Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam: Chapter 141 - Chapter 150

248 Chapters

141.Permintaan Orlena

Romain menoleh melihat Orlena yang duduk di sampingnya di dalam pesawat. Pria itu masih ingat kejadian semalam di mana Orlena menyebutkan permintaannya. Romain tidak menyangka yang diminta oleh Orlena adalah menempatkan wanita itu di tempat yang tidak akan bisa ditemukan oleh siapapun. Romain sudah menyelidiki segalanya mengenai Orlena. Dia akhirnya mengetahui jika Orlena adalah wanita yang dicintai oleh Max. Mereka tinggal bersama di sebuah perkebunan anggur. Tapi Romain tidak tahu apa yang terjadi sehingga Orlena kabur dari Max. Dia yakin pasti ada hal buruk yang terjadi.“Orlena,” Romain memanggil wanita itu.Sang pemilik nama pun mengalihkan pandangannya dari jendela pesawat ke arah pria yang saat ini berstatus sebagai kakaknya.“Ada apa?” tanya Orlena tanpa bersemangat.“Aku hanya ingin tahu apakah kamu yakin akan benar-benar meninggalkan Zürich?” Romain seakan memberikan peringat terakhir untuk Orlena.Wanita itu menghela nafas berat. “Aku sudah mengatakannya berulang kali, Rom
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

142.Sang Kakak Terlalu Bersemangat

lAltherr mengobati luka di tangan Max. Setelah itu melilitkan perban di tangan pria itu. Altherr bisa melihat Max tampak tidak mengatakan apapun. Bahkan pria itu hanya melamun dan tidak mengatakan sepatah katapun. “Apakah kamu melampiaskan amarahmu karena Miss Orly pergi dengan menyakiti dirimu sendiri, Max?” tanya Altherr setelah menyelesaikan tugasnya mengobati tangan bosnya.“Tidak, aku melakukannya bukan karena marah pada Orly.”Altherr menghela nafas berat. “Lalu apa yang kamu lakukan sekarang?”Max menatap perban di tangannya. Dia bisa merasakan sakit karena tangannya terluka akibat serpihan kaca. Namun hal itu tidak seberapa dibandingkan rasa sakit di tangannya. “Aku berbicara dengan Rey.”Altherr tampak terkejut mendengar ucapan Max yang singkat itu. “Kamu berbicara dengan Rey? Bagaimana bisa?”“Dia tiba-tiba muncul di kaca wastafel. Aku bertanya padanya apakah dia yang datang menemui Orlena.” Max masih ingat pembicaraannya dengan Rey yang memancing emosinya.“Lalu apa yang
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

143.Kesalahpahaman

Setelah menyelesaikan urusan untuk adiknya, Romain kembali ke Zürich. Dia berjalan masuk ke dalam apartemennya. Pria itu menarik lepas dasi itu hingga terlepas dari lehernya. Romain juga melepaskan dua kancing kemejanya di bagian atas. Langkahnya terhenti saat melihat Esmee duduk di sofa menunggunya. Kedua tangan wanita itu dilipat di depan dadanya. Tatapannya begitu dingin.“Esmee? Sejak kapan kamu di sini?” terkejut Romain. Pria itu berjalan menghampiri sang kekasih.“Aku di sini sudah sejak dua jam yang lalu. Aku berusaha menghubungimu, tapi kamu sama sekali tidak bisa dihubungi. Kamu bahkan tidak membalas pesanku. Apakah kamu pergi bersama wanita lain, Romain?” tanya Esmee menatap pria itu.Romain terkejut mendengar pertanyaan Esmee. “Kamu berpikir aku berselingkuh darimu?”Esmee tidak bisa menahan ekspresi dinginnya. Bahkan sekarang air mata membasahi pipinya. “Ini pertama kalinya perasaanku terbalas dengan seorang pria. Aku memiliki pengalaman hubungan yang buruk karena sikap p
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

144.Empat tahun kemudian

Empat tahun kemudian.Berlin merupakan salah satu kota terbesar yang memiliki banyak sejarah di Eropa. Tidak hanya itu, kota ini juga menyimpan keindahan yang beragam dari bangunan-bangunan tuanya. Namun bukan itu alasan Orlena memilih kota ini sebagai tempat tinggal barunya. Karena Swiss menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa utamanya sehingga tidak sulit bagi Orlena untuk beradaptasi. Wilayah Spandau menjadi lokasi yang dipilih Romain untuk sang adik. Spandau terletak di pinggir kota Berlin. Sehingga wilayah ini masih aman dibandingkan ditengah kota. Wilayah Spandau terkenal dengan taman-taman dan juga kanalnya. Sehingga terlihat begitu asri.Di cuaca siang yang cerah di Preuβenpark, Orlena memilih duduk di atas kain piknik kotak-kotak berwarna kuning lembut. Saat ini adalah musim semi, sehingga cuacanya tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin. Wanita itu sedang asyik dengan buku gambar di atas pangkuannya. Di tangan Orlena yang memegang pensil bergerak di atas kertas s
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

145.Mia

Sesuai dengan janjinya, Orlena mengajak Mia dan Coco menuju sebuah toko yang menjual Zimsterne setelah dia mengirimkan desain pakaiannya ke toko miliknya agar bisa segera dikerjakan oleh bawahannya. Mia tampak bersemangat saat melihat deretan kue lezat. “Lihat Coco! Banyak kue-kue lezat,” seru Mia pada anjing yang berdiri di sampingnya.Lagi-lagi Coco menyahut ucapan Mia. Sang penjaga toko tersenyum melihat interaksi itu. “Apakah kalian baru saja berjalan-jalan di taman, Mia?”Lucas Corbett, pria berusia lima puluh tahun adalah pria yang ramah. Orlena sering mengunjungi pria itu untuk membelikan Mia kue kesukaannya.Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya. “Iya, kakek Corbett. Tadi Mia dan Coco bermain-main di taman. Mama bilang jika kami bermain dengan baik tanpa mengganggu pekerjaannya, maka kami akan mendapatkan hadiah Zimsterne.” Lucas dan Orlena tertawa melihat Mia begitu jujur. Tingkah gadis kecil itu selalu saja mengundang tawa orang-orang di sekitarnya.“Sepertinya kamu suda
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

146.Apakah Takdir Bisa Mempertemukan Mereka?

Tubuh Orlena membeku mendengar ucapan Romain. Bahkan langkahnya terhenti karena begitu terkejut. Dia tidak mengerti bagaimana bisa hal ini terjadi. Dia pergi dari Swiss untuk datang ke kota asing ini agar bisa menghindari Max. Tapi sekarang pria itu justru akan datang ke kota ini. Apakah Orlena tidak bisa mengingkari takdir mereka?“Orlena, kamu baik-baik saja?” tanya Romain yang ikut menghentikan langkahnya.Pria itu menyentuh bahu wanita itu untuk menyadarkan Orlena dari pemikirannya. Wanita itu menatap sang kakak.“Apakah Max sudah mengetahui keberadaanku di sini?” tanya Orlena.Romain menggelengkan kepalanya. “Aku pikir tidak. Jika dia mengetahui keberadaanmu di sini, dia sudah mencarimu sebelumnya. Dari informasi yang aku dapatkan, dia ada urusan bisnis dengan sebuah hotel yang ada di Berlin. Kamu ingat bukan Max mengelola perkebunan anggur dan bahkan membuat merek minuman anggur sendiri. Aku pikir dia datang kemari murni urusan bisnis.”Orlena bisa bernafas lega mendengar ucapan
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

147.Kedatangan Max

“Apakah Paman akan menginap malam ini?” tanya Mia saat mereka bersama menikmati makan siang.Romain menganggukkan kepalanya. “Ya, Paman akan menginap malam ini demi keponakan Paman yang menggemaskan.”Mia meletakkan sendoknya lalu mengangkat kedua tangannya. “Hore! Paman Romain akan membacakan buku cerita yang banyak untuk Mia malam ini.”Romain tertawa kemudian dia mengulurkan tangannya untuk mengusap puncak kepala Mia dengan penuh kasih sayang. “Iya, Paman akan membacakan cerita untukmu, Mia. Karena aku akan menginap hari ini, bagaimana jika nanti sore kita jalan-jalan? Aku pikir sekalian kita makan diluar.” Perhatian Romain tertuju pada Orlena yang tampak tenang menikmati makan siangnya.“Aku pikir itu adalah ide yang buruk, Romain.” Orlena menolak.Pria dewasa itu memicingkan matanya menatap sang adik. “Kenapa kamu berpikir itu adalah ide yang buruk?”“Bukankah kamu ingat pembicaraan kita diluar tadi?” Orlena mengingatkan sang kakak tentang pembicaraan mereka mengenai Max yang ber
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

148.Mimpi Yang Mengerikan 

Max membuka matanya. Namun dia terkejut melihat sekelilingnya tampak begitu gelap. Dia tidak melihat seorangpun atau bahkan satu benda pun yang berada di sekelilingnya. Max berpikir apakah dia berada di alam bawah sadarnya sama seperti dulu dia pernah berada di alam sadarnya dan bertemu dengan Rey.“Max!” Panggilan itu membuat Max menoleh.Tubuh Max membeku saat melihat Orlena berdiri di hadapannya. Wanita itu mengenakan terusan berwarna putih bunga-bunga yang tampak begitu cantik. Wajahnya juga menyunggingkan senyuman. “Orlena?” pria itu berjalan menghampiri wanita itu.“Jangan mendekat, Max.” Orlena melarang pria itu. Max menatap wanita yang dicintainya dengan tatapan bingung. “Ada apa, Orlena? Apakah aku sudah membuat kesalahan yang membuatmu pergi dariku?”Orlena menggelengkan kepalanya. “Tidak, Max. Bukan kamu yang salah. Tapi aku yang sudah melakukan kesalahan. Karena keluargaku, kamu menderita begitu banyak. Aku… aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.”Kali ini giliran Max
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

149.Memohon

“Ayolah, Altherr! Izinkan aku keluar untuk bersenang-senang. Bagaimana bisa kamu tega memborgol tanganku seperti ini?” Jean merengek ke arah Altherr yang membuatnya tidak bisa pergi ke manapun.Altherr merasa telinganya panas karena mendengar rengekan Jean tiada henti salama satu jam. Ingin sekali dia menyumpal mulut Jean, namun sayang dia menggigit tangan Altherr. Jika saja tidak ingat Max sakit kepala karena pukulannya, Altherr sudah memukul pria itu. “Aku tidak akan membiarkanmu mempermalukan Max, Jean.” Altherr tidak mengerti bagaimana bisa Max membawakan pakaian sesexy itu untuk Jean.“Aku sudah meningkatkan level penampilanku, Altherr. Apakah kamu tidak lihat aku sangat mirip wanita sekarang?” Jean berpose sexy layaknya seorang model di dalam majalah.Altherr ingin muntah jika menyebut Max cantik. Meskipun ucapan Jean memang benar karena dia sudah meningkatkan penampilannya dengan wig colat muda panjang dan dandanan yang cantik, tidak akan ada yang menduga jika orang di hadapan
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

150.Berbelanja Bersama Jean

Jean memeluk lengan Altherr dengan manja sembari mereka berjalan di sebuah pusat perbelanjaan. Jean meminta Altherr mengantarkannya ke tempat itu untuk berbelanja pakaian dan aksesoris untuknya.“Ingat jangan menghabiskan uang Max terlalu banyak, Jean. Aku akan menghukummu jika kamu melakukannya..” Altherr memberikan peringatan pada wanita itu.Jean tampak kesal mendengarnya. “Aku bahkan belum berbelanja sama sekali. Tapi kamu sudah mengancamku seperti itu. Bukankah kamu terlalu kejam , Altherr.”Pria itu mendengus kesal karena membutuhkan kesabaran tingkat tinggi untuk menghadapi Jean. “Aku hanya memperingatkan, Jean. Bukan mengancammu. Max bekerja begitu keras untuk membangun perusahaannya. Jadi kamu jangan terlalu menghamburkan uangnya.”Jean menganggukkan kepalanya. “Baik, Bos. Aku tidak akan menghamburkan banyak uang Max.”Akhirnya mereka masuk ke dalam sebuah toko. Jean langsung melepaskan lengan Altherr dan memilih gaun-gaun cantik yang dipajang. Satu persatu Jean mengamati gau
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
25
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status