Home / Romansa / Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam: Chapter 161 - Chapter 170

248 Chapters

161.Permintaan Max

Perlahan Orlena membuka matanya. Dia bisa melihat sinar matahari menyusup melalui sela-sela tirai. Wanita itu mengangkat kedua tangannya untuk meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku karena tidur. Tapi tiba-tiba wanita itu mengerang sakit. Orlena bisa merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Semua itu karena ulah Max yang tidak membuat wanita itu beristirahat sejenak. "Kamu sudah bangun? Padahal aku baru saja ingin membangunkanmu."Orlena menoleh dan melihat Max berjalan menghampiri wanita yang ada di atas ranjang. Kedua tangan Max memegang nampan berisi sarapan. "Jam berapa ini?" tanya Orlena menegakkan tubuhnya dan menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut. "Jam tujuh pagi." Beruntung Max sudah melihat jam sebelum masuk ke dalam kamar wanita itu.Orlena melotot kaget. "Kenapa kamu tidak membangunkanku? Aku harus membuatkan sarapan untuk Mia.”Max menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu, Orlena. Aku sudah mengambil alih tugasmu. Aku sudah membuatkan sarapan untuk Mia.”Wanita itu bisa
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

162.Terpana

Beberapa hari kemudian Orlena sudah kembali ke Zurich, tepatnya kembali ke rumah perkebunan yang dulu pernah ditinggalinya. Kemudian wanita itu disibukkan dengan persiapan pernikahan yang akan diadakan dua minggu lagi. Max tidak suka menunda waktu lagi karena dia sudah kehilangan banyak waktu sehingga dia tidak mau kehilangan waktu lagi.Seperti halnya saat ini Max dan Orlena sedang berada di butik untuk mencoba pakaian pengantin mereka. Max duduk menunggu Orlena selesai dengan gaunnya sembari membuka-buka majalah yang ada. Tirai berwarna putih dibuka dan menampilkan Orlena dalam balutan gaun berwarna putih gading tanpa lengan dengan bunga-bunga yang dijahit cantik di atas dressnya. “Sangat cantik. Tapi aku tidak menyukainya.” Max menggelengkan kepalanya.Orlena memicingkan matanya. “Kenapa? Gaun ini sempurna dan cocok dengan kulitku.”Max menghela nafas berat. “Tapi belahan dadanya terlalu rendah. Apakah kamu mau jika aku mencolok mata para tamu yang memandang ke arah belahan dadamu
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

163.Terkabulkan

Orlena duduk di mobil bersama Max yang duduk di sampingnya. Mereka naik taksi untuk pergi ke suatu tempat. Sebenarnya pria di sampingnya bukanlah Max yang sebenarnya. Dia adalah kepribadian Max yang lain, yaitu Kurt. Beberapa minggu yang lalu Romain menjanjikan pada Kurt jika dia bisa mempertemukan Kurt dengan penulis favoritnya, Black Morgan. Karena itulah saat ini Kurt tak bisa menghilangkan senyuman di wajahnya sembari memegang buku karya Black Morgan yang dibelikan Max saat di Jerman. Taksi itu berhenti di depan sebuah restoran. Setelah membayar ongkos taksi, mereka berdua pun bergegas keluar. Kurt menatap restoran itu dengan perasaan yang berkecamuk.“Apakah kamu gugup, Kurt?” tanya Orlena yang berdiri di sampingnya.Pria itu menganggukkan kepalanya. “Ya, aku sangat gugup. Tapi aku juga merasa senang akan bertemu dengan Black Morgan.”“Kalau begitu kita tidak perlu menunggu lagi. Romain mengatakan jika dia sudah menunggu di dalam restoran bersama dengan Black Morgan.”Kemudian K
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

164.Memperkenalkan Seorang Pria

Pemberkatan pernikahan Max dan Orlena di gereja berlangsung lancar. Tak ada kendala yang meruntuhkan penyatuan dua manusia di dalam Tuhan. Sorakan kegembiraan menggema di gereja yang dibangun ribuan tahun yang lalu.Kaki Orlena melangkah menuruni altar dengan menaruh tangannya di lengan Max. Pasangan pengantin itu melangkah keluar dari gereja. Sebuah benda yang berdiri tegap di luar gereja menjadi alasan Orlena terpana. Sebuah kereta kuda putih berbentuk labu siap menghantarkan pengantin itu menuju destinasi selanjutnya. Kereta kuda itu begitu cantik dihiasi bunga-bunga. Persis seperti yang dimilliki Cinderella.“Biar kutebak. Ini adalah permintaan Tuan Putri Mia-Belle, benar bukan?” Orlena tersenyum menatap suaminya.Max terkekeh karena tebakan Orlena tepat sasaran. “Kamu tahu aku selalu kesulitan menolak permintaannya.”Orlena ikut terkekeh mendengar Max berperan sebagai seorang ayah yang selalu diteror putrinya jika permintaannya tidak dituruti. Sayang sekali Orlena tahu itu tidak
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

165.Mia Takut

“Mia, sangat tidak sopan melihat seseorang seperti itu, Sayang. Papa akan kenalin Mia sama teman baru Papa." Suara Max melihat bagaimana cara Mia menatap Ethan. Dia berpikir putrinya melihat Ethan seperti itu karena pria itu menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Mungkin anak-anak berpikir pemandangan itu sangatlah mengerikan.Mia menggeleng keras dan tetap memeluk sang ibu. Seakan gadis kecil itu baru saja melihat hantu yang menakutkan.“Sepertinya dia takut karena aku membawa tongkat.” Ethan mengangkat tongkat kayu miliknya.“Maafkan Mia, Mr. Eastwood. Tidak biasanya dia seperti ini. Biasanya dia sangat manis dan menggemaskan.” Orlena meminta maaf kepada Ethan.Max menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan sang istri. “Orlena benar. Tidak biasanya Mia seperti itu. Jadi tolong jangan dimasukkan dalam hati Mr. Easwood.”Ethan menyunggingkan senyuman. “Tidak masalah, Mr. Steltzer.”“Aku permisi sebentar. Aku akan berbicara dengan, Mia. Silahkan nikmati pesta ini, Mr. Eastw
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

166.Malam Pertama

Max mendudukkan Orlena di atas sofa. Wanita itu masih sadar meskipun tampak mabuk. Orlena menoleh ke arah pria yang berdiri di sampingnya. Tangannya pun terulur ke arah suaminya. "Sampanye!" pinta wanita itu. Max menghela nafas berat. "Aku pikir kamu sudah melupakannya, Orlena Sayang. Baiklah, aku akan memberikan apa yang kamu minta. Tunggu di sini!"Pria itu berjalan menuju meja bar untuk mencari minuman yang diinginkan istrinya. Max pun menemukan botol sampanye yang sudah disediakan pelayan sebagai hadiah pengantin baru dari pihak hotel. Dia membuka botol sampanye itu menggunakan pembuka tutup botol. Lalu pria itu membawa botol itu bersama dua gelas bersamanya. Setelah Max duduk di samping Orlena, dia meletakkan dia gelas di atas meja. Kemudian menuangkan sampanye dari botol ke dalam gelas. Begitu juga dengan gelas satunya lagi. Setelah itu, Max meletakkan botol itu di atas meja dan mengambil dua gelas yang sudah berisi cairan kuning bening itu. Memberikan satu gelasnya kepada Orl
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

167.Pergi Ke Yayasan

Keesokan harinya, Orlena merasakan sinar matahari menerpa wajahnya. Kehangatan sinar matahari itu mengusik tidurnya. Wanita itu membuka matanya dan memicingkan matanya untuk beradaptasi dengan sinar matahari. Namun detik berikutnya, Orlena diserang rasa pusing di kepalanya. “Ah… sakit!” wanita itu menyentuh kepalanya yang berdenyut-denyut. Orlena menegakkan tubuhnya dan melihat dirinya tidak mengenakan sehelai pakaian pun. Sehingga dia bisa melihat dadanya yang telanjang dan penuh dengan kissmark. “Ah, Max. Kamu benar-benar liar.” Orlena menggelen-gelengkan kepalanya. “Apakah kepalamu terasa sakit?”Suara itu membuat Orlena menoleh. Dia bisa melihat Max berjalan masuk dengan nampan di kedua tangannya. Pria itu menghampiri Orlena dan duduk di tepi ranjang. “Sarapanlah dulu. Setelah itu kamu bisa minum obat pereda sakit kepala.” Max menunjuk ke arah obat yang ada di atas nampan.“Max, kamu harus bertanggung jawab. Bagaimana bisa kamu memberikan banyak kissmark di seluruh tubuhku?”
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

168.Pesta Amal

Ethan mengajak Orlena duduk di balkon bangunan. Seorang pelayan sudah menyiapkan dua cangkir teh Earl Grey. Disamping mereka ada kue strawberry yang tampak lezat.“Cobalah teh ini, Orlena. Ini adalah Earl Grey Tea. Teh ini dibuat dari campuran teh hitam, lemon dan bergamot. Karena itu akan ada rasa manis, asam dan sedikit pahit yang mewarnai rasa teh ini.” Ethan mengambil cangkirnya dan meminumnya perlahan.Orlena melakukan hal yang sama dengan Ethan. Dia melakukannya seanggun mungkin. Indera penciuman Orlena bisa mencium aroma harum nan segar layaknya citrus yang wangi. Penjelasan Ethan mengenai teh ini memang benar. Orlena bisa merasakan penggabungan tiga rasa yaitu manis, asam dan pahit.“Rasanya sangat unik tapi enak.” Komentar Orlena.“Sudah kuduga kamu akan menyukainya.”Ethan mengambil sebuah undangan di atas meja lalu menyerahkannya pada Orlena. Netra wanita itu menatap bingung pada undangan itu lalu beralih pada Ethan.“Apa ini?” tanya Orlena membuka undangan itu.“Besok ming
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

169.Pria Brengsek

“Panggil saja aku Robert.” Suara pria itu membuat Orlena tersadar dari pemikirannya sendiri.Wanita itu menganggukkan kepalanya. “Baiklah Robert.”“Aku sedikit terkejut saat melihatmu dari jendela sana.” Robert menunjuk pada jendela tempat pesta berlangsung. “Aku berpikir kamu tidak nyata.”Orlena memicingkan matanya. “Maksudmu aku adalah hantu?”Robert terkekeh geli sembari menganggukkan kepalanya. “Ya sejenis itulah.”Orlena tertawa mendengar penuturan Robert. “Bagaimana bisa hantu mengenakan pakaian biru? Bukankah mereka biasanya memakai pakaian putih.”Robert mengangkat kedua bahunya. “Itulah yang membuatku penasaran makanya aku mendekatimu. Dan ternyata kau benar-benar manusia asli.”Orlena menggeleng-gelengkan kepalanya. “Maaf mengecewakanmu Robert karena aku bukan hantu seperti yang ada dalam pikiranmu.”Angin bertiup kencang menerpa kulit lengan Orlena yang terbuka. Wanita itu menggosokkan lengannya dengan kedua tangannya untuk menghangatkan tubuh. Lalu sebuah benda menyelimut
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

170.Cara Orlena Meredakan Emosi Max

“Bukan ini yang aku pikirkan, Orlena.” Max tidak menyangka cara Orlena meredakan emosinya begitu nakal.Dia bisa melihat Orlena berlutut di antara kedua kakinya. Kemudian kedua tangannya terulut untuk melepaskan ikat pinggang yang dikenakan oleh Max. Tidak hanya sampai di situ, Orlena juga melepaskan resleting celana Max sehingga memperlihatkan bagian menonjol yang tertutupi oleh celana dalam yang dikenakan oleh Max.“Tunggu, Orlena. Kamu tidak perlu memaksakan dirimu.” Max menghentikan Orlena yang menunduk ingin mencium kejantanannya yang menonjol itu.Wanita itu mendongak. “Rileks, Max. Percaya padaku. Aku akan memberikan kenikmatan untukmu sehingga emosimu bisa reda.”Saat bibir Orlena menyentuh kejantanan Max dari balik celana dalamnya membuat nafas laki-laki itu tercekat. Dia bisa merasakan desiran gairah liar menyerbu tubuhnya. Membuat tubuhnya bergetar akibat ulah Orlena. Wanita itu menurunkan celana dalam Max sehingga memperlihatkan kejantanan laki-laki itu yang terlihat berd
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
25
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status