Home / Romansa / Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam: Chapter 151 - Chapter 160

248 Chapters

151.Tidak Bisa Kabur lagi

“Orlena, Oh, God. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini.” Jean langsung memeluk Orlena seakan tidak percaya dia bisa melihat wanita itu kembali.Namun tiba-tiba Jean mengerang saat merasakan sakit di kepalanya. Dia melepaskan pelukannya pada Orlena dan menyentuh kepalanya. “Sialan kamu, Max! Aku bahkan belum puas berbelanja,” gerutu Jean.Tubuh Jean jatuh terduduk di atas lantai. Segera Orlena berlutut di hadapan pria itu. “Jean, apakah kamu baik-baik saja?”“Jean, apa yang terjadi?” tanya Altherr yang tiba-tiba sudah berada di samping Max.“Sepertinya Max mengetahui jika Orlena di sini. Karena itu dia berusaha kuat menyingkirkanku.” Jean menjelaskannya kepada pria itu.Sampai akhirnya Jean jatuh tidak sadarkan diri. Altherr menahan pria itu agar kepala Max tidak terbentur lantai. Setelah itu tatapan Altherr tertuju pada Orlena.“Miss Orly, aku masih tidak percaya bisa melihatmu lagi. Aku benar-benar minta maaf, Miss Orly.” Altherr mengungkapkan penyesalannya.Wanita itu
last updateLast Updated : 2023-01-27
Read more

152.Mengapa Kamu Meninggalkanku?

Orlena sudah berada di kamar hotel milik Max. Bahkan pria itu mengunci pintu kamar itu dan membawa kunci itu bersama dengan dirinya saat pergi mengganti pakaian di kamar mandi. Seakan Max tidak ingin lagi Orlena kabur darinya. Wanita itu mengambil ponsel di dalam tasnya. Dia segera menghubungi Romain. Baru beberapa kali nada tunggu langsung terdengar suara Romain yang menyapanya.“Kenapa kamu begitu lama, Orlena?” tanya Romain dengan nada cemas.“Maaf sudah membuatmu menunggu lama. Dan maafkan aku karena tidak bisa menepati janjiku, Romain Sepertinya aku tidak bisa kembali sekarang. Aku memutuskan untuk menghadapi Max saat ini. Apakah aku bisa meminta bantuanmu untuk menjaga Mia malam ini, Romain?” pinta Orlena.Romain menghela nafas beat. Dia tidak mau menggali lebih dalam mengenai apa yang terjadi pada Max. Setidaknya untuk saat ini bukanlah waktu yang tepat menuntut penjelasan kepada Orlena.“Kamu tenang saja. Malam ini aku sudah berjanji pada Mia untuk membacakan buku cerita untu
last updateLast Updated : 2023-01-27
Read more

153.Bisakah Melakukanya?

“Aku menginginkanmu, Orlena,” bisik Max.Max melepaskan pelukannya. Dia mereapikan rambut Orlena yang lepas dari ikatan di belakang kepalanya. Sentuhan yang lembut itu membuat tubuh Orlena gemetar. Tidak bisa menahan dirinya lagi, Max menunduk untuk menciu wanita itu. Seharusnya Orlena menolak dengan mendorong pria itu dan menamparnya. Tapi bukan hal itu yang dilakukan oleh tubuhnya. Dengan pasrah bibirnya terbuka sehingga membiarkan Max menembus pertahanan dirinya. Mungkin orang lain akan berpikir Orlena gila melakukan hal ini. Tapi dia seakan tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Hasrat liar yang dibangkitkan oleh Max yang jauh lebih besar.Tangan Max dengan ringan menyentuh lehernya. Lalu beralih pada lekukan payudaranya yang ditutupi oleh bra dan seragamnya. Kemudian bergerak ke belakang hingga sampai pada bongkahan pantat Orlena. Pria itu meremasnya sehingga Orlena melepaskan ciumannya dan memekik kenikmatan.“Sial! Padahal aku berusaha menahan diriku, Orlena. Tapi jika melihatmu s
last updateLast Updated : 2023-01-27
Read more

154.Sesuatu yang Ingin Kukatakan Padamu

Keesokan harinya, Max membuka matanya. Dia merasa semalam dia bermimpi begitu indah. Pria itu bercinta dengan Orlena, wanita yang begitu dicintainya dan begitu dirindukan olehnya. Namun Max hanya bisa menyimpan kenangan indah itu ke dalam pikirannya. Namun ketika Max menoleh ke sampingnya, nafasnya tercekat mendapati Orlena berbaring di sampingnya. Wajah cantik Orlena tampak begitu damai. Terlihat Orlena masih sama seperti terakhir Max melihat wanita itu. Menyadari kehangatan tubuh Orlena menyentuh tubuhnya membuat Max menyadari semalam bukanlah mimpi. “Aku tidak percaya ini. Akhirnya aku bisa melihatmu lagi, Orlena. Aku bisa memelukmu dengan begitu erat.” Max menunduk untuk mengecup kening wanita itu.Tubuh Orlena bergerak menandakan wanita itu akan segera bangun. “Apakah kamu sedang mencuri ciuman ketika aku sedang tidur, Max?” Bibir Max menyunggingkan senyuman geli. “Hanya sedikit.”“Bisakah kamu membiarkan aku tidur lebih lama lagi?” Orlena kembali memejamkan matanya sambil meme
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

155.Firasat Tidak Baik

Altherr berdiri di hadapannya dengan menghela nafas berat. “Max, aku tahu kamu senang bisa bertemu dengan Miss Orly. Tapi kita kemari adalah untuk pekerjaan. Jadi bisakah kamu bersiap-siap sekarang? Karena kita akan pergi setengah jam lagi.”Max mengusap wajahnya karena tidak menyukai ide dirinya akan pergi meninggalkan Orlena. Seakan pria itu takut jika dia pergi sekarang, maka Orlena akan menghilang lagi dari hidupnya. “Tidak bisakah kita menundanya lebih dahulu?” tanya Max dengan tatapan memohon pada sekretarisnya.Altherr menghela nafas berat. “Tidak bisa, Max. Kita sudah menundanya kemarin karena pihak dari hotel Adlon Kempinski mengalami serangan jantung. Kita tidak bisa menundanya lagi, Max.”Max mendengus kesal karena tidak bisa membuat Altherr menuruti ucapannya. Kemudian tatapan pria itu tertuju pada Orlena yang masih duduk di atas ranjang. “Pergilah, Max! Altherr membutuhkanmu sekarang.” Orlena berusaha membujuk pria itu. “Tapi aku tidak ingin kehilanganmu lagi, Orlena.”
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

156.Penjelasan Untuk Kesalahpahaman

Taksi yang dinaiki oleh Max sampai di depan rumah di mana Orlena memberikan alamatnya. Max melangkah keluar dan mengamati rumah dengan desain minimalis itu. Setelah Altherr membayar ongkos taksi, dia ikut Max berjalan keluar dari dalam taksi itu.“Apakah ini benar alamatnya, Altherr?” tanya Max pada pria yang saat ini berdiri di sampingnya ikut mengamati rumah itu.Altherr menganggukkan kepalanya. “Aku memberikan alamat yang diberikan oleh Miss Orly kepada sopir taksi itu. Saya yakin jika sopir itu tidak akan membuat kita tersasar, Max.”“Kalau begitu ayo kita masuk.”Sebelum Max melangkah menghampiri rumah itu, tatapannya tertuju pada pintu rumah yang terbuka. Tubuh Max membeku saat melihat Romain berjalan keluar dengan menggendong Mia. Di belakang pria itu tampak Orlena yang tertawa senang. Romain berbalik menatap wanita itu. Dia mengatakan sesuatu yang tidak bisa didengar oleh Max. Kemudian Max teringat dengan ucapan Orlena tadi pagi.Aku akan menunggumu di rumah. Aku juga ingin me
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

157.Jika Bukan, Lalu Siapa?

"Max, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Orlena. Namun pria di hadapannya tetap menunduk sembari memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Tak ada jawaban apapun dari pria itu. Orlena pun mengulurkan tangannya hendak menyentuh Max. Tapi tiba-tiba pergelangan Orlena ditahan sebuah tangan. Tangan itu adalah milik Max. Wanita itu bisa melihat Max mendongak dengan tatapan tajam tertuju pada Orlena. Wanita itu berpikir mungkin itu adalah Rey. "Aku bukan, Max." Pria itu tampak kesal. "Jika kamu bukan Max, maka kamu adalah Rey?" Orlena menebaknya. Namun Max menggelengkan kepalanya. "Aku juga bukan Rey.""Ayolah, jangan membuatku menebak-nebak terus. Katakan siapa kamu." Orlena mengatakannya dengan nada tidak sabar. Awalnya pria itu diam tidak mengatakan apapun. Orlena berpikir kepribadian lain Max yang muncul saat ini tidak mau memberitahunya. Tapi pada akhirnya pria itu mengatakan sesuatu yang membuat Orlena tahu siapa dia. "Kamu tidak hanya melupakanku, tapi kamu juga melupakan janj
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

158.Mulut Tajam Kembali Beraksi

Yang dipikirkan oleh Kurt adalah pergi ke toko buku. Bersama dengan Orlena dan Mia, Kurt mengunjungi toko buku yang ada di sebuah pusat perbelanjaan. Tentu saja Mia sangat menyukainya. Gadis kecil itu begitu menyukai buku, terutama buku cerita. Orlena membiarkan Kurt pergi ke bagian novel-novel. Sedangkan wanita itu menemani putri kecilnya untuk memilih buku cerita dan diinginkannya. “Mama, siapa pria yang pergi bersama kita tadi?” tanya Mia saat berdiri di depan rak buku yang menampilkan banyak sekali buku cerita.“Sebelum mama memberitahu, apakah Mia sudah bisa menebak siapa dia?” Orlena justru balik bertanya. “Apakah dia orang yang jahat, Ma? Karena dia memukul Paman Romain.” Mia teringat saat Max pertama kali datang ke rumahnya. Dan hal pertama yang dilakukan oleh Max adalah memukul Romain.Orlena menggelengkan kepalanya. “Tidak, Sayangku. Dia bukanlah orang yang jahat. Sebenarnya dia adalah Papa Mia.”“Papa?” Mia melotot kaget mendengarnya.Orlena menganggukkan kepalanya. “Ya,
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

159.Aku Akan Memberitahumu, Jika Kamu Melakukan...

“Orlena, aku pikir kamu sudah salah paham. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan.” Max menggelengkan kepalanya dan berusaha membuat Orlena tidak marah padanya. Max bahkan membebaskan tangannya dari jeratan Adelle dengan kasar. Orlena melangkah maju menghampiri Max dan Adele. Mia yang polos hanya mengikuti sang ibu. Kemudian Orlena mengangkat tubuh Mia dan mendorongnya ke arah Max. Sehingga pria itu mengangkap tubuh Mia dan menggendongnya dengan posisi yang benar. Setelah menitipkan Mia pada Max, tatapan Orlena tertuju lurus ke arah Adele. Wanita itu tampak tidak merasa bersalah sama sekali. Dia justru menatap Orlena dengan begitu berani.“Apakah kamu tahu wanita sepertimu yang berusaha merebut suami orang sama saja dengan kecoa yang kotor dan menjijikkan?” Orlena mulai membuka mulutnya yang tajam.“Orlena.” Max berusaha menghentikan wanita itu, tapi Orlena hanya mengangkat tangannya untuk menghentikan wanita itu.“Suami? Jangan berbohong padaku, Nyonya galak. Aku sudah menyelidiki sem
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

160.Jangan Di Sini Max

Max langsung memeluk tubuh Orlena dan merapatkan ke tubuhnya yang maskulin. Pria itu mendaratkan bibirnya di atas bibir wanita itu. Saat itulah akal sehat lenyap diantara mereka. Kerinduan mendorong mereka untuk saling memiliki. Hingga akhirnya Orlena melepaskan ciuman itu membuat Max mengerang protes.“Jangan di sini, Max,” pinta Orlena.Pria itu memicingkan matanya. “Kenapa kita tidak boleh melakukannya di sini, Orlena?” “Aku tidak ingin Mia tiba-tiba bangun dan melihat kita sedang melakukannya. Bagaimana jika kita ke kamarku?” Orlena menawarkan sembari menunjuk ke arah pintu kamar yang berada di samping kamar Mia.Bibir Max menyunggingkan senyuman. Dia langsung menganggukkan kepalanya. “Ide yang bagus.”Setelah mendapatkan persetujuan, Max langsung mengangkat tubuh Orlena sehingga wanita itu bisa melingkarkan kedua kakinya di pinggang pria itu. Sedangkan kedua tangan Max menyentuh pantat sang kekasih untuk menahan tubuh wanita itu. Mereka pun berciuman dengan tidak sabaran. Saling
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
25
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status