"Aku pergi." "A—apa?" "Aku pergi, Raka. Ambil saja kembali apartemen ini beserta isinya. Aku tidak butuh!" "Baby, tunggu dulu." Raka berseru panik. Dia benar-benar terkejut, sewaktu melihat Angel keluar dari kamar tidurnya dengan sudah menyeret koper. "Ayolah, jangan seperti ini. Sabar dulu, Baby. Jangan marah, ya. Kita bicarakan semua dengan baik-baik." "Tidak ada satu pun barang dari apartemen ini yang aku bawa," ujar Angel lagi, seolah tidak menghiraukan Raka sama sekali. "Termasuk perhiasan-perhiasan dan juga barang-barang lain pemberianmu, aku tinggalkan semuanya, Raka." "Baby, ayolah. Jangan begini. Dengarkan aku sebentar saj—" Angel tiba-tiba saja berhenti dan langsung berbalik menghadapnya, membuat Raka sedikit terkejut. "Jadi, kamu tidak ingin aku pergi dari sini?" tanya perempuan yang menjadi kekasihnya itu. Tanpa sadar Raka meneguk ludah, demi melihat amarah yang berkobar di sepasang mata yang biasanya memandangnya dengan manja. "Jawab, Raka!" "I—iya." Raka buru-bur
Read more