“Kamu kenapa diam, Maria? Jawab!” ujar Denis dengan tegas. Dia kesal karena Maria malah berdiri gemetaran bukannya menjawab.“Mmh, itu … itu hanya kaleng bekas, Pak. Saya kemarin lupa mau ngasihin ke Mamang tukang rongsok. Dia biasanya minta, tapi kemarin kayaknya dia nggak ke sini,” jelas Maria yang masih gemetaran.Mata Denis memicing.“Saya minta maaf, karena telah lancang memberikan kaleng-kaleng itu tanpa minta izin dulu pada Bapak,” ucap Maria dengan suara yang bergetar. Dia ketakutan jika Denis sampai membuka kaleng-kaleng itu dan menemukannya masih penuh terisi dengan susu.Bahu Denis mengendur. Ternyata begitu ceritanya. Dia lalu manggut-manggut.“Nggak, ko. Saya nggak masalah kalau kamu berikan kaleng-kaleng bekas ini sama tukang rongsok. Lagian, buat apa kita menyimpan kaleng bekas. Cuman menuh-menuhin ruangan. Ya sudah, ayo. Sebentar lagi hujan,” ujar Denis kemudian yang kembali menuju pintu masuk.Maria menghela napas lega dengan mata yang memejam. Akhirnya dia bisa men
Baca selengkapnya