Home / Pendekar / Pewaris Pedang Sulur Naga / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pewaris Pedang Sulur Naga : Chapter 71 - Chapter 80

239 Chapters

Bab 71. Menyisir Sungai

Dua gadis itu mengambil daun talas yang tumbuh di tepian sungai. Rasa haus akibat perjalanan jauh mengharuskan mereka berhenti tepat dekat sungai. Jernihnya air sungai menggoda keduanya untuk mencicipi segarnya air yang mengalir deras itu. Daun talas di tangan mereka mulai terisi air. Warnanya bening menyegarkan. Mereka minum air itu hingga tandas. Sejuknya air yang mereka minum mulai memasuki kerongkongan dan perut. Perlahan tubuh dua gadis cantik berpakaian penari itu terasa segar."Perjalanan ke Gunung Tengger masih jauh. Sebenarnya aku malas bertemu gadis bisu itu lagi," desah Palasari sembari mengelap keringat dengan ujung selendangnya. Gadis itu memang tidak suka dengan Sekar Pandan."Ini demi perkumpulan Sapu Tangan Merah dan cita-cita luhur perguruan Tangan Seribu, Palasari." Umang Sari berkata bijak berharap Palasari tidak putus asa.Palasari memberengut kesal. Pengusiran Sekar Pandan merupakan saat yang paling ditunggu gadis itu. Terutama Umang S
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

Bab 72. Kain yang Tersangkut

Dua gadis itu mengambil daun talas yang tumbuh di tepian sungai. Rasa haus akibat perjalanan jauh mengharuskan mereka berhenti tepat dekat sungai. Jernihnya air sungai menggoda keduanya untuk mencicipi segarnya air yang mengalir deras itu. Daun talas di tangan mereka mulai terisi air. Warnanya bening menyegarkan. Mereka minum air itu hingga tandas. Sejuknya air yang mereka minum mulai memasuki kerongkongan dan perut. Perlahan tubuh dua gadis cantik berpakaian penari itu terasa segar."Perjalanan ke Gunung Tengger masih jauh. Sebenarnya aku malas bertemu gadis bisu itu lagi," desah Palasari sembari mengelap keringat dengan ujung selendangnya. Gadis itu memang tidak suka dengan Sekar Pandan."Ini demi perkumpulan Sapu Tangan Merah dan cita-cita luhur perguruan Tangan Seribu, Palasari." Umang Sari berkata bijak berharap Palasari tidak putus asa.Palasari memberengut kesal. Pengusiran Sekar Pandan merupakan saat yang paling ditunggu gadis itu. Terutama Umang S
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

Bab 73. Pertolongan Teman

"Kakang Diro sendirian?" tanya Umang Sari dengan tersenyum manis."Tidak. Sebelumnya kakang tinggal bertiga." Sabandiro menjawab dengan tersenyum pula. Dia ingin membalas senyuman Umang Sari yang semanis madu. Mereka berjalan menuju anak tangga."Ke mana teman, Kakang?" Umang Sari kembali menyerangnya dengan pertanyaan. Dia yakin Sekar Pandan ada di dalam pondok itu. Meskipun demikian, dia tidak boleh ceroboh. Teman orang itu belum keluar. Sabandiro berhenti. Dia mengawasi dua gadis penari itu dengan kening berkerut."Dia tewas," jawab lelaki botak itu sedih."Aih, mengenaskan sekali!" seru Palasari pura-pura kaget."Kalian mencari gadis itu?" Tiba-tiba lelaki anggota Penjagal Hutan itu melontarkan pertanyaan yang mengejutkan Umang Sari dan Palasari.Simpul-simpul syaraf kedua gadis cantik itu menegang. Kedua tangan mereka mengepal. Bersiap menghadapi serangan dari lelaki botak di depannya."Kenapa diam? Jawab pertanyaan
last updateLast Updated : 2023-02-22
Read more

Bab 74. Tewasnya Penjagal Hutan

Umang Sari mundur selangkah melihat keindahan pamor pedang yang menjadi incaran perkumpulan Sapu Tangan Merah. Hatinya begitu kagum. Namun, rasa kagum berubah menjadi tegang saat tangan Sutolarang bergetar hebat.Sekar Pandan berdiri menghampiri Suto. "Lepaskan pedang itu!" Tangannya memberi isyarat pada si Muka Codet agar melepaskan pedang Sulur Naga. Pemimpin Penjagal Hutan yang mulai dalam pengaruh kekuatan pedang milik Sekar Pandan tidak memperhatikan saran pemiliknya. Tubuhnya semakin bergetar.Pedang itu terus mengeluarkan kekuatannya membelit seluruh tubuh Sutolarang seperti seekor ular naga. Pria kasar itu merasakan belitan naga begitu kuat. Kekuatan itu menjalar dan menusuk semua sendi dalam tubuhnya bagai sulur-sulur tumbuhan yang mencari sumber makanan berupa cahaya . Sutolarang berteriak keras. Urat-urat tubuhnya menegang lalu ambruk di lantai. Kedua matanya melotot menahan sakit. Dari sudut mulutnya mengalir darah segar. Pedang Sulur Na
last updateLast Updated : 2023-02-25
Read more

Bab 75. Perjalanan Bertiga

Sekar Pandan mengedarkan pandangan. Tidak mungkin mereka berada di tempat ini terlalu lama. Bisa saja teman-teman mereka akan datang ke tempat ini. Kaki jenjang berkulit halus itu melangkah pergi dengan riang.Tas kecil anyaman pandan terikat rapi pada pinggang rampingnya. Rumbai-rumbai halusnya bergoyang saat pemiliknya berjalan. Tanpa menoleh, dia berlalu begitu saja meninggalkan Umang Sari dan Palasari yang bengong terkesima. Mereka heran dengan gadis bisu yang baru saja ditolong. Di wajahnya tidak ada rasa takut karena telah mengalami peristiwa buruk. Setelah tersadar dari lamunannya, kedua gadis cantik itu berlari mengejar Sekar Pandan."Hei, tunggu kami!" panggil Umang Sari berjalan cepat meninggalkan Palasari di belakangnya. Gadis yang tengah terluka itu tertatih-tatih menyusul temannya.Setelah berhasil mensejajarkan langkah dengan Sekar Pandan, Umang Sari bertanya, "Kau akan kemana, Sekar?"Sekar Pandan menunjuk ke suatu tempat yang jauh
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

Bab 76. Raibnya Pedang Pusaka

"Kau ... Kau hampir saja kehilangan kehormatan sebagai seorang gadis yang masih suci, Sekar. Pria itu hendak mengambilnya darimu secara paksa," omel Umang Sari geram. Kening gadis bisu yang polos itu semakin mengernyit dalam. Dia masih belum mengerti dengan penjelasan gadis berselendang kuning itu.Umang Sari bingung bagaimana menjelaskannya pada gadis itu. Dia memandang Palasari, meminta temannya itu untuk ikut membantu menjelaskan. Akhirnya Palasari angkat bicara." Kesucian seorang gadis sangatlah penting, Sekar. Jika kau kehilangan itu, pemuda yang kelak kau cintai dan mencintaimu tidak akan lagi percaya padamu. Dia akan menganggap dirimu sebagai gadis tidak baik."Sekar Pandan termenung. Sebuah wajah tampan dengan sorot mata redup terbayang di matanya. Wajah itu milik Mahisa Dahana. Ah, mungkinkah pemuda itu menyukainya? Tapi saat bersama Umang Sari, pemuda itu begitu bahagia. Tidak mungkin jika dia menyukainya. Hati Sekar Pandan kecewa setiap meliha
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

Bab 77. Terpojok

"Kau kenapa? Lepaskan tanganku!" Umang Sari menepis tangan Sekar Pandan dengan kasar. Namun, Sekar Pandan kembali menangkap lengan Umang Sari dan menggoyangkan kembali dengan wajah memohon."Kau memintaku mencari pedang itu?" tanya Umang Sari berusaha mengartikan gerakan Sekar Pandan. Gadis berambut panjang bergelombang sepinggang itu mengangguk. "Kemana aku harus mencarinya? Siapa yang mencuri pedangmu saja aku tidak tahu," pungkasnya.Mendengar penolakan Umang Sari secara halus Sekar Pandan beringsut ke depan gadis penari itu. Menjatuhkan diri berlutut di depannya. Dengan cekatan, kaki Umang Sari ditarik ke belakang. "Hei, kau jangan bersikap seperti itu, Sekar." Mata Umang Sari melotot.Sekar Pandan tidak perduli. Baginya bisa mendapat bantuan Umang Sari untuk membantu menemukan kembali pedangnya adalah yang terpenting. "Aku tidak mau berurusan dengan pedang berbahaya itu. Dia sangat mengerikan. Maaf, Sekar Pandan. Aku tida
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

Bab 78. Racun Warangan

Sekar Pandan segera duduk bersila untuk mengerahkan tenaga dalamnya guna mengobati dirinya. Sebagai anak angkat datuk ahli racun, gadis yatim piatu itu bisa mengetahui jika saat ini tengah keracunan. Saat tenaga dalamnya hendak melawan racun dalam tubuh, justru racun itu seperti mendapat jalan leluasa dan menyatu dengan tenaga dalamnya. Racun itu makin liar dalam tubuhnya, menyerang isi dadanya dengan dahsyat.Darah merah pun menyembur dari mulut si gadis. Dia belum mengenal jenis racun yang telah masuk ke dalam tubuhnya ini. Perlahan tubuhnya ambruk di rerumputan. Dari sudut matanya, setetes air mata bergulir. "Ayah angkat ... tolong aku," bisiknya tanpa suara.Dia yakin, Umang Sari dan Palasari lah dalang dibalik semua ini. Mereka tidak hanya telah mencuri Pedang Sulur Naga, tetapi juga telah memasukkan racun yang tidak berasa dan berbau di dalam makanan atau minumannya. Sejenis racun warangan, demikianlah dia menduga."Tega sekali kalian pada
last updateLast Updated : 2023-03-06
Read more

Bab 79. Asta Renggo

"Ibu memiliki keahlian racun. Tolong dia, Bu. Aku ... Aku tidak ingin gadis kecil ini mengalami nasib sepertinya." Lelaki itu tampak gelisah dan khawatir.Wanita itu mengerti perasaan anak semata wayangnya. Luka di hati anaknya ini belum sembuh akibat kematian kekasihnya lima tahun yang lalu. Gadis itu tewas akibat racun. Yang membuat hati Asta Renggo selalu diselimuti dendam adalah pelaku tewasnya sang kekasih belum ditemukan."Renggo. Kejadian itu sudah berlalu lima tahun. Tidakkah kau ingin menyembuhkan luka hatimu? Kau berhak bahagia. Wulan Kinasih telah pergi selamanya." Hampir tiap hari wanita tua itu menasihati anaknya dengan kata-kata serupa. Namun, hati anaknya itu terlalu setia kepada kekasihnya hingga menciptakan sebuah dendam di hatinya."Cah Bagus, kau keluarlah dulu. Aku ingin mengobatinya dengan cara membuka sebagian pakaiannya." Nenek Bunga Seruni berkata lagi. Lelaki itu beranjak keluar.Di luar pondok, tampak Sekar Wangi tengah t
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Bab 80. Cinta yang Tersembunyi

Pria yang selalu setia dengan perguruan Tangan Seribu itu pun memandangnya. Siapa pun tahu, akhir-akhir ini Mahisa Dahana dan Umang Sari terlihat dekat. Ki Sempana pun seperti setuju jika anak gadisnya menjadi pendamping putra bungsu ketua perguruan Tangan Seribu yang lama."Aku dan Sekar Pandan hanya berteman," ujar Mahisa Dahana ingin menjaga perasaan Ki Sempana. Lelaki itu berjalan menuju bagian dapur umum. Sejak kemarin perutnya belum terisi apa pun. Saatnya minta jatah makanan yang mengenyangkan."Aku tahu suara hatimu seperti apa, Adikku." Paksi Jingga berbisik di depan adiknya. Mahisa Dahana menentang pandangan mata saudaranya itu. Kicauan burung-burung di sekitar gua menjadi penengah gejolak perasaan mereka. "Apa menurut kakang Paksi Jingga, aku tidak tahu isi hatimu ini?" Telunjuk Mahisa Dahana menekan dada berbulu Paksi Jingga. Raut wajah yang terdapat tanda luka itu pias. Tangannya menyingkirkan telunjuk adiknya dari dadanya. "Kau tah
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more
PREV
1
...
678910
...
24
DMCA.com Protection Status