"Coba, aku lihat," ujar Kiara saat melihat Devan bangun namun mengeluh matanya perih, seperti ada yang mengganjal.Devan memasang ekspresi risih dan tak nyaman. Baru saja Kiara membangunkannya. Eh, matanya terasa lengket dan mengganjal. Padahal perasaan tadi malam waktu tidur tak ada apa-apa. Apa mungkin ketika tidur matanya setengah terbuka lalu kemasukan debu, atau sesuatu yang lain.Kiara mendekatkan wajahnya untuk memeriksa mata Devan. Namun, gerakan cepat Devan menghentikan niatnya.Chup."Morning kiss," ujar Devan dan langsung beranjak dari tidurnya. Meninggalkan Kiara yang masih berusaha mencerna apa yang barusan terjadi.Tangannya reflek menyentuh bibirnya. Blush. Wajahnya memerah."Devaaaan!" pekiknya.Pria itu tertawa dan kabur menutup pintu kamar Kiara, kembali ke kamarnya.-----"Pagi, Papa, Mama," sapa Rara yang sudah siap di meja makan."Pagi, sayang," Devan mencium pipi Rara dan duduk di kursinya. Begitu juga Kiara. Dia mengecup kedua pipi Rara dan duduk di sampingnya.
Baca selengkapnya