Share

Merasa Kesal

Kiara menjauhkan ponselnya dari telinga. Menatap kesal pada nomor yang tertera di layar ponselnya. Apaan coba maksud Devan melarang-larangnya. Padahal saat ini dia sedang di luar bersama dengan Nina dan Rara.

"Kenapa mbak?" tanya Nina saat melihat raut kesal Kiara. Kiara menggeleng.

"Tahu tuh, Devan. Protektif banget. Jalan keluar aja di larang. Nyebelin."

"Itu tandanya pak Devan sayang banget sama mbak. Cie ... yang dikhawatirin," goda Nina, semburat merah timbul di pipi Kiara.

"Apaan sih Nin," meski sebenarnya dia senang juga.

Mereka kembali berbincang sembari menunggui Rara yang sedang di potong rambutnya di salon.

Tadi, karena merasa sumpek, akhirnya Kiara ikut menjemput Rara. Yaa karena seharusnya itu kewajibannya.

"Kamu sendiri, kapan nih mau mengenalkan calon. Hehe,"

Nina tersenyum simpul.

"Belum ada mbak. Mbak mau nyariin? Wah boleh banget tuh," jawabnya.

"Kalau kamu mau, saya ada kenalan lo. Dia anaknya baik, ganteng, k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status