Home / Pendekar / Legenda Pendekar Buruk Rupa / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Legenda Pendekar Buruk Rupa: Chapter 101 - Chapter 110

158 Chapters

101. Buronan Para Pendekar

Pagi itu Tuan Tanah berdiri di hadapan puluhan pendekar sewaannya. Para pendekar itu sudah siap dengan senjata masing-masing. Dia menatap para pendekarnya itu dengan geram. Dia merasa terancam karena hampir saja dituduh Raja Nepis bersekongkol dengan Pendekar Buruk Rupa yang sedang dicari-carinya itu. Dia pun penasaran kenapa Pendekar Buruk Rupa itu menculik dua budaknya yang sangat berharga itu.“Hari ini saya tugaskan kalian untuk mencari Pendekar Buruk Rupa itu dan dua pemuda budakku yang telah dibawanya!” teriak Tuan Tanah. “Jika kalian berhasil membawa mereka ke hadapanku, maka aku akan membayar upah dua kali lipat dari biasanya!”Para pendekar itu saling menatap dengan semangat.“Apakah kami semua yang mendapat upah dua kali lipat atau diantara kami yang berhasil menangkapnya saja?” tanya salah seorang pendekar diantara mereka.“Semuanya akan mendapat upah dua kali lipat dari saya! Tapi yang berhasil menangkapnya akan ada hadiah tambahan!”“Apa hadiah tambahannya, Tuan?” tanya s
Read more

102. Para Pendekar yang Berbelot

Saat Tanaka bersama Saka dan Bari hampir tiba di bukit tunjuk tempat persembunyian mereka, tiba-tiba anak-anak panah meluncur dari bawah ke arah mereka. Tanaka langsung menghindarinya lalu terpaksa mendarat ke bawah sana. Tanaka, Saka dan Bari terbelalak ketika melihat puluhan pendekar sudah mengelilingi mereka. Para pendekar itu adalah utusan dari Tuan Tanah.“Kau pikir kami tidak tahu di mana persembunyian kalian?” tanya salah satu dari para pendekar itu pada Tanaka.Tanaka pun bersiul. Tak lama kemudian ratusan tentara roh berdatangan dengan kuda berkepala api ke arah mereka untuk membantu Tanaka yang terjebak di sana. Para pendekar itu terbelalak melihat kedatangan mereka.Puluhan pendekar itu pun akhirnya bersiap dengan senjata masing-masing.“Kalian bukan lawanku,” ucap Tanaka. “Aku tidak ingin membunuh kalian! Jika kalian ingin selamat, pergi dari sini dan jangan ganggu kami.”Para pendekar itu pun tampak bingung. Jika mereka menyerah, mereka sudah pasti akan dimarahi oleh Tuan
Read more

103. Tempat Persembunyian Teraman

Tanaka pun memerintahkan para pendekar itu untuk membangun tempat tinggal di dalam gua di puncak bukit tunjuk itu. Kini di dalam gua itu terdapat kamar-kamar dan ruangan-ruangan yang dibuat khusus dari bahan bambu. Sebuah ruangan yang cukup besar itu dikhususkan untuk Saka. Sebagai penghormatan padanya karena dialah penerus tahta sesungguhnya di kerajaan Nusantara.Tanaka pun mendekati seorang pendekar yang berdiri menatap ruangan khusus untuk Saka itu.“Siapa namamu?” tanya Tanaka.Pendekar itu menoleh padanya. “Aku disebut sebagai Pendekar Penggebrak Bumi.”“Mulai sekarang aku angkat dirimu menjadi pimpinan para pendekar lainnya,” ucap Tanaka. Dia mempercayakannya karena dialah yang paling terlihat berani dan paling vokal diantara lainnya.Pendekar Penggebrak Bumi tampak mengernyit. “Aku?”“Iya,” jawab Tanaka. “Meski di sini aku yang memimpin dalam usaha pengembalian tahta kerajaan sesungguhnya, tapi aku ingin para pendekar dari Tuan Tanah itu ada yang memimpin mereka. Dan aku kira
Read more

104. Pendekar Angin Ribut

Tanaka kini sudah bersama Saka dan Bari di perut gua yang paling dalam. Mereka duduk mengelilingi kolam air yang tampak dingin itu. Tanaka baru saja selesai mengajari mereka ilmu bela diri di sana. Tanaka dan kedua muridnya itu tampak lelah.“Apa mereka bisa dipercaya?” tanya Saka pada Tanaka.“Aku sudah bicara dengan mereka,” jawab Tanaka. “Dan aku mendengar ketulusan dari mereka. Mereka sebenarnya sedang terjebak pada situasi kerajaan yang buruk ini. Mereka terpaksa menjadi pendekar sewaan dari Tuan Tanah.”Saka tenang mendengarnya.“Aku tahu mereka sebenarnya baik,” tambah Bari. “Sewaktu kami menjadi budak di perkebunan Tuan Tanah, para pendekar itu memperlakukan kami dengan baik. Mereka akan ganas jika kami membuat Tuan Tanah marah. Apalagi jika Tuan Tanah mengimingi mereka dengan koin emas, mereka akan bringas dan tak kenal ampun jika diminta Tuan Tanah untuk membunuh.”“Apa benar di negeri ini sedang terjadi huru hara?” tanya Tanaka memastikan.Saka mengangguk. “Jika penduduk bi
Read more

105. Penculikan Malam

Pendekar Angin Ribut itu diam-diam tiba di tempat dia menyaksikan Tanaka bertarung dengan para pendekarnya. Matanya terbelalak ketika mendapati seorang pendekar sewaan Tuan Tanah tampak tengah berjalan dengan pedang di tangannya. Pendekar itu tengah ditugaskan oleh Pendekar Penggebrak Bumi untuk menjaga arena itu.“Sarwi!” teriak Pendekar Angin Ribut memanggilnya.Sarwi pun tampak terkejut.“Pendekar Angin Ribut?”Sarwi pun langsung menghunuskan pedangnya ke arah Pendekar Angin Ribut itu. Dia tahu pendekar itu tidak ada bersama mereka saat mereka menyerahkan diri pada Tanaka dan bergabung dengan Tanaka.“Aku sudah bukan menjadi pendekar sewaan Tuan Tanah lagi,” ucap Sarwi. “Sekarang ikut denganku jika tidak ingin mati.”Pendekar Angin Ribut terbelalak mendengar itu.“Sabar! Aku tidak berniat menyerangmu. Memangnya Apa yang terjadi?”“Jangan banyak tanya! Ayo ikut denganku!” ancam Sarwi padanya.“Aku ditugaskan Tuan Tanah untuk mencari kalian dan memastikan apa kalian masih hidup.”“Ak
Read more

106. Cahaya Bulan

Sarwi sedang berlari terengah-engah sembari menggotong Saka untuk menemui Pendekar Angin Ribut yang sedang bersembunyi di balik batu. Sarwi heran tidak melihat Pendekar Angin ribut di tempat dia terakhir kali melihat pendekar itu.“Pendekar? Pendekar?” teriak Sarwi yang tampak keberatan menggotong Saka yang tengah ditotoknya itu.Pendekar Angin Ribut pun keluar dari persembunyiannya. Dia tampak tersenyum puas ketika melihat Sarwi sudah berhasil menculik calon pengganti raja itu.“Rupanya kau berhasil melakukannya,” ucap Pendekar Angin Ribut dengan senangnya.“Gantikan aku membawanya,” pinta Sarwi.“Kau saja,” jawab Pendekar Angin Ribut. “Kau tidak lihat aku banyak luka gara-gara kudaku terjebak di rawa-rawa.”Sarwi menghela napas. “Yasudah...” kesal Sarwi. “Sekarang ayo kita pergi dari sini!”Pendekar Angin Ribut pun mengangguk. Mereka pun bergegas pergi dari sana. Sementara itu di belakang mereka terdengar suara teriakan para pendekar yang mengejarnya.“Cepaaat!” teriak Pendekar Angi
Read more

107. Rencana Raja Nepis

“Apa tidak ada satupun dari ribuan prajurit yang aku miliki bisa menemukan keberadaan Pendekar Buruk Rupa itu?!” teriak Raja Nepis pada Panglima Sudan yang sedang berlutut di hadapannya. Tubuhnya gemetar mendengar amarah dari yang mulianya.“Ampun, Yang Mulia. Kami sudah mencarinya kemana-mana. Bahkan pendekar sewaan dari Tuan Tanah yang telah bekerjasama dengan kami pun ternyata sudah mati dibunuh mereka,” jawab Panglima Sudan dengan gemetar.Raja Nepis semakin geram mendengarnya.“Aku beri waktu kalian selama tujuh hari! Jika selama tujuh hari itu kalian tidak dapat menangkapnya, aku akan menggantikan posisimu sebagai panglimaku dengan yang lainnya. Aku juga akan memecat seluruh prajurit yang ada sekarang dan akan menggantinya dengan prajurit yang lebih baik lagi dari mereka!” ancam Raja Nepis pada Panglimanya itu.Panglima Sudan semakin gemetar mendengar itu. Keringatnya bercucuran. Jika dia digulingkan dari jabatannya, sudah pasti dia akan terhina di luar sana.“Ba... baik, Yang M
Read more

108. Pencarian Tanaka

Pasukan Panglima Sudan pun sudah berpencar ke seluruh penjuru Nusantara, namun tak satu pun dari mereka yang berhasil menemukan tempat persembunyian Tanaka dan pasukannya. Kampung-kampung banyak yang porak poranda akibat ulah dari para pasukan Sudan yang memaksa menggeledah setiap rumah. Mereka yakin ada warga yang menyembunyikan pendekar Buruk Rupa itu.Panglima Sudan berdiri di hadapan pasukan yang dibawanya. Dia menatap pasukannya itu dengan geram.“Apakah sudah ada kabar dari pasukan lain mengenai Pendekar Buruk Rupa itu?” tanya Panglima Sudan.“Ampun, Tuan Panglima. Hingga saat ini belum ada burung merpati datang dari pasukan lain untuk mengabarkan apapun,” jawab salah satu dari pasukannya.Panglima Sudan kesal mendengar itu.“Kira-kira di mana mereka bersembunyi? Kenapa di setiap wilayah yang kita cari kita tidak menemukannya. Apakah dia sudah kembali ke negerinya?” tanya Panglima Sudan dengan heran.“Sepertinya dia belum keluar dari negeri Nusantara ini, Tuan Panglima. Seluruh
Read more

109. Tanaka VS Panglima Sudan

Tanaka sedang menyentuh mahkota emas yang baru dibukanya dari balutan kain lusuh itu. Telah tiba harinya dia harus mengenakan mahkota emas itu pada Sakra. Saat dia keluar dari rongga gua itu untuk menemui Sakra yang sudah menunggunya di rongga gua yang lebih besar, tiba-tiba Pendekar Penggebrak Bumi datang menemuinya.“Tuan, Tanaka!”Tanaka heran melihat kedatangannya yang tampak pucat.“Ada apa, Pendekar Penggebrak Bumi?” tanya Tanaka heran.“Kita telah dikepung, Tuan!” jawab Pendekar Penggebrak Bumi.Tanaka terbelalak mendengarnya.“Di kepung?”“Iya, Tuan. Pasukan Panglima Sudan telah membawa prajuritnya untuk mengepung kita di sini!”Tanaka kian terkejut mendengar itu.“Bagaimana mereka bisa tahu tempat persembunyian kita?” tanya Tanaka heran.“Aku melihat dia membawa kepala Tisan, Tuan. Sepertinya mereka telah menemukan Tisan yang hari ini bertugas membeli segala perbekalan untuk keperluan kita di pasar,” jawab Pendekar Penggebrak Bumi itu.Tanaka geram mendengar itu. Dia pun meny
Read more

110. Jalan Kembali

Panglima Sudan pun menyerangnya dengan menghunuskan pedang ke arahnya. Tanaka pun mencabut golok hitamnya di pangung lalu menangkis serangan pedang itu dengan golok hitamnya. Tanaka tidak percaya melihat Panglima Sudan ternyata begitu kuat dan mampu menghindari berbagai serangan dari Tanaka. Panglima Sudan pun kewalahan menghadapi Tanaka yang berhasil menghindari serangan darinya. Pertarungan mereka tampak seimbang.Seketika Panglima Sudan menendang perut Tanaka. Tanaka yang tidak sigap karena kelelahan akhirnya terkena tendangannya. Tanaka pun terpelanting ke belakang lalu terjerembab di atas mayat-mayat prajurit Panglima itu. Dia pun menahan sakit di perutnya.“Kenapa tenagaku melemah?” tanya Tanaka heran. “Kenapa prajurit dari bangsa rohku tidak datang ketika aku memanggilnya? Apa Baluku telah menarik kekuatan yang diberikannya padaku? Itu tidak mungkin karena kata Roh Panglima bahwa Baluku tidak bisa lagi mencabut kekuatannya yang diberikan padaku!”Sementara itu Panglima Sudan te
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status