All Chapters of Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh: Chapter 101 - Chapter 110

137 Chapters

Bab 101

Pov Rena**Malam ini aku bersama ibu dan bapak dan tak lupa pula adik semata wayangku duduk di depan tv. Kata Bapak, akan ada pembahasan serius yang ingi dibicarakan malam ini. "Bagaimana kalau setelah ini kita pindah, Buk, Ren?" Bapak memberi usul sembari menatapku dan Ibu secara bergantian. Sesaat aku dan Ibu saling pandang lalu pandanganku kembali beralih ke arah Bapak yang menunggu jawaban. "Pindah? Memangnya kenapa, Pak?" tanya Ibu. Pertanyaan yang sama seperti yang ingin aku ucapkan. "Pertama, lingkungan ini benar-benar nggak baik untuk kehamilan Rena. Apalagi kita satu desa dengan keluarga mantan suami Rena. Pasti di saat Rena melahirkan, pasti sewaktu-waktu mereka akan mengambil cucu kita, Bu." Bapak menghela napas dalam-dalam lalu ia keluarkan secara perlahan. "Kedua, cepat atau lambat Yoga akan didatangi oleh para rentenir. Pasti dia akan ngamuk ke sini. Bukan karena Bapak takut atau gimana-gimana. Bapak hanya khawatir jika Yoga bertindak brutal pada Rena. Bapak juga
last updateLast Updated : 2022-07-27
Read more

Bab 102

"Wah, uang sebanyak itu kok dibilang cuma?" seloroh Haji Rofik. Aku dan Bapak hanya tertawa lirih. Terjadi negoisasi di antara kami. Hingga akhirnya tanpa menunggu lama lagi, sudah mendapatkan harga kesepakatan. "Jadi deal 225juta untuk rumah dan enam puluh delapan juta untuk kebunnya ya, Pak Gun," ucap Haji Rofik. Sebenarnya aku tak menyangka sekali jika rumah ini akan terjual secepat itu. Kupikir, setidaknya butuh waktu lebih dari satu minggu untuk menemukan pembelinya. Ternyata tidak sama sekali. Sekali menawarkan, langsung oke. Sepertinya Tuhan benar-benar menginginkan aku untuk pergi dari kampung ini. "Iya, Pak Haji. Tapi, saya minta waktu satu minggu ya, Pak Haji. Setelah itu kami akan mengosongkan rumah itu. Mungkin paling lama tiga hari," ucap Bapak. Haji Rofik menganggukkan kepala. Menyetujui permintaan yang Bapak lontarkan. Terjadi perbincangan di antara kami. Yaitu mengenai pembayaran yang akan dilakukan. Dan sudah ditetapkan kalau pembayaran akan dilakukan tiga ha
last updateLast Updated : 2022-07-27
Read more

Bab 103

"Cie ... cie yang malu karena hamil hasil dari ng*ngkangin lakik orang ...."Aku langsung menolehkan kepala ke arah mantan kakak iparku itu. Ingin sekali kuremas atau pun kusumpal mulut itu, akan tetapi Ibu sudah terlebih dahulu menarik lenganku saat baru saja aku akan melangkah. Ibu menggelengkan kepalanya, sebagai kode agar aku tak sampai emosi. Aku bersama keluargaku langsung kembali melangkah dan masuk ke dalam mobil. "Ibu kenapa sih tadi ngalangin Rena? Padahal tadi pengen sekali kuremas muncung Mbak Sumi," ucapku sembari memperagakan tangan seperti sedang meremas. "Abaikan saja, Ren. Buat apa buang-buang energi hanya untuk meladeni orang seperti itu?" Ya, memang benar yang dikatakan oleh Ibu. Tak ada gunanya juga, yang ada malah membuat emosi semakin tak stabil. Mobil travel yang kami pesan mulai melaju dan membelah jalan raya.****Pov Yoga**Semenjak seluruh pegawai rumah makanku keluar secara serempak, aku bersama Mutia mengurus usahaku. Mutia sebagai pelayan sekaligu
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

Bab 104

"Semua itu gara-gara kamu, Mas! Pakek akal-akalan nurutin persyaratan mantan istrimu segala! Seharusnya kemarin tinggal ceraikan saja beres!" rutuk Mutiara yang membuat otakku serasa tak mampu berpikir lagi. "Ada jalan yang mudah dan beraspal, malah nyari yang berkelok dan bebatuan!" Brak!"Stop! Kalau nggak bisa berikan solusi, diamlah," ucapku lirih. Menahan kuat-kuat diri ini agar tak termakan emosi. Mutiara langsung bangkit dari tempat duduknya lalu berlalu pergi begitu saja. Sejenak aku berpikir, kemana aku harus mencari uang yang nominalnya tak sedikit itu? Setidaknya aku membutuhkan uang tiga ratus lima puluh juta untuk sekalian bayar bunganya. Aku terus berpikir, memutar otak. Akan tetapi, semakin aku berusaha mencari solusi akan permasalahan yang sedang mengungkungku, kepala ini malah terasa berdenyut nyeri. Kuacak rambutku kasar. Meluapkan rasa kesal yang tiada terkira. Akhirnya aku memilih menghubungi Mbak Sumi– salah satu kakak kandungku yang hidupnya lumayan mapan
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

Bab 105

Aku mulai membuka lemari yang kutahu letak penyimpanan perhiasan-perhiasan itu. Mataku berbinar saat melihat ada dua buah kotak perhiasan di dalam sana. Segera kuambil dan kubuka, dan benar saja, dua kotak itu berisi perhiasan semua. Hanya saja ada sebuah kalung yang tak ada. Tapi aku tahu, kalung itu dipakai oleh Mutiara. Meskipun ada yang nggak ada, aku menemukan kalung lama milik Mutia ada di sini. Di bawah perhiasan-perhiasan yang tertata itu ada sebuah nota pembelian. Lengkap!Hanya saja, letak tempat toko emas itu tak aku ketahui dimana tepatnya. Akhirnya aku memilih untuk mencari di google map. Tak perlu menunggu lama, ketemulah alamat itu. Segera aku keluar rumah dan masuk ke dalam mobil, setelahnya kupacu kendaraan dengan kecepatan sedang, sebab netraku yang sesekali harus mencuri pandang ke arah Ponsel yang menunjukkan arah ke tempat tujuan itu. Puluhan menit kemudian aku sudah sampai di toko yang terlihat ramai sekali. Aku kembali memastikan jika nama toko itu sama.
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

Bab 106

"Loh, Mas? Kok kotak perhiasanku ada di sini?" Aku mengalihkan pandanganku dari wajah Mutia. Aku menatap lurus ke arah depan. Berkali-kali aku menghela napas dalam-dalam lalu kukeluarkan secara kasar. "Jangan bilang kamu mau menjual perhiasan-perhiasan milikku itu, Mas?!" Saat aku melirikkan kedua netraku ke arah Mutia, tangan perempuan itu dengan cepat langsung mengambil dua kotak perhiasan lalu ia peluk erat-erat. "Sampai kapan pun aku nggak bakal jual perhiasan ini, Mas!" pekik Mutiara lagi. Aku kembali menolehkan kepala ke arah Mutia. Entah bagaimana reaksinya, terkejutnya ia saat mendapati kenyataan jika perhiasan itu palsu. "Itu bukan emas asli, tapi palsu," ucapku dengan lirih namun mampu membuat kedua bola mata milik Mutia membelalak sempurna. Sejenak bibir itu melongo, sepersekian detik kemudian, Mutia malah tertawa lebar. Apanya yang lucu?"Kamu ini ada-ada saja, Mas! Kamu pikir aku anak kecil yang bisa dibodohi? Kamu pikir aku ini mantan istrimu yang o'on itu? Kamu bi
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

Bab 107

"Rumah? Kenapa rumah kami disita? Kami menggadaikan mobil, bukan rumah," ucapku. "Anda Bu Rena kan? Jangan pura-pura lupa anda, Bu! Jangan mentang-mentang anda perempuan lalu bisa seenaknya saja. Ingat, ya, untuk urusan pekerjaan, kami tidak memandang laki-laki atau perempuan," ucapnya dengan tegas. "Bu–bukan. Saya Mutiara, bukan Rena!" Suara Mutia bergetar. Mungkin karena saking takutnya. Mutia pun menyembunyikan tubuhnya di belakang punggungku. Brak!"Jangan mempermainkan kami!" Lelaki itu kembali menendang pot tanaman. "Mohon maaf, Pak. Kami benar-benar tidak mengerti maksudnya. Hutang, hutang apa maksudnya? Kami berhutang hanya dengan menggadaikan mobil. Itu saja. Dan ini adalah istri saya Mutia. Kalau Rena adalah mantan istri saya," jelasku. "Mari, Pak, kita masuk ke dalam. Tolong jelaskan pada kami. Saya dan juga istri saya benar-benar tidak tahu apa maksud kedatangan bapak-bapak ini ke rumah kami." Aku bergegas meminta Mutia untuk segera membuka pintu. Maklum saja aku d
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

Bab 108

"Siapa dia, Mas? Jangan-jangan mereka mau begal kita?" tanya Mutia dengan gurat wajah yang ketakutan. Mutiara memegang lenganku, sesekali ia menggoyang-goyangkannya. "Mas, jangan-jangan dia begal?" "Aku juga nggak tau, Sayang ...."Dua orang lelaki berkepala plontos dengan menggunakan jaket kulit warna hitam itu bergegas turun dari motor, setelahnya, ia langsung berjalan menuju ke arah pintu mobil tepat di sampingku. Ingin sekali kulajukan kendaraanku, akan tetapi motor yang dipakai lelaki plontos itu dibiarkan berada di depan mobilku dengan posisi menghadang. Brok!Brok!Brok!"Buka!" teriak salah satu di antara mereka sembari menggebrok pintu kaca mobil. "Woy! Bukak! Atau kubunuh kalian berdua!" "Mas ... aku takut ...," rengek Mutiara. "Tenang, ya."Aku menurunkan kaca mobil. "Kami nyuruh buka pintunya! Bukan menurunkan kaca mobil!" pekiknya lagi d
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

Bab 109

Mutia memutar bola matanya malas, lalu ia mencebikkan bibirnya. Mutia melepaskan pegangan tanganku."kalau tau kayak gini jadinya, mending aku jadi wanita simpananmu saja," celetuk Mutia yang membuat dada ini berdesir. "Maksud kamu apa? Kamu pengen tinggalin aku dalam keadaan kayak gini?" Mutia mendesah pelan. "Sudahlah, Mas. Jangan banyak bicara. Sekarang pikirkan kita mau kemana."Untuk ke sekian kalinya aku hanya bisa menghembuskan napas berat. Entahlah, aku benar-benar dibuat kalut dengan kejadian yang menimpaku secara beruntun ini. "Aku pesen taksi online dulu untuk antar kita ke terminal, kita nanti bisa naik bus pulang ke rumah ibuku.""Apa?! Naik bus?! Ogah banget! Udah bau keringat, bau rokok, panas pula!" "Ayolah, Sayang. Sekali saja jangan mempersulit masalah kita," hibaku. Mutia lantas langsung menutup mulutnya rapat-rapat, aku bergegas memesan taksi online. Hingga belasan menit kemudian sebuah mobil berh
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

Bab 110

"Ah ... untung saja kemarin aku tidak memberikanmu pinjaman. Andai saja kemarin kuberikan, bisa rugi bandar aku ...," celetuk Mbak Sumi yang membuatku meremas gagang sendok yang ada di tanganku. Ada gemuruh yang mulai terasa di dalam sini begitu mendengar kalimat itu keluar dari mulut saudara kandungku. Mutia melirik sinis ke arah Mbak Sumi, sepertinya ia juga tak suka dengan apa yang dikatakan oleh kakak iparnya itu. Tangan Mbak Sumi terulur, mencomot tempe goreng yang terhidang di atas meja lalu memasukkannya langsung ke dalam mulutnya. "Jadi setelah ini kamu mau numpang tinggal di sini?" "Iya, Mbak," ucapku dengan nada setenang mungkin. Tak ingin ada perdebatan dan pertengkaran di antara kami. Walau sebenarnya rasa kesal terasa di dalam sini. Mbak Sumi mengangguk-anggukkan kepalanya sembari mulut yang terus mengunyah makanan yang baru saja ini masukkan lagi."Biasanya ibu aku kasih jatah seminggu dua ratus ribu untuk makan. Kalau kamu mau tinggal di sini, itu artinya semua ke
last updateLast Updated : 2022-08-06
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status