All Chapters of Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh: Chapter 81 - Chapter 90

137 Chapters

Bab 81

"Baiklah, Mas. Semoga saja ketemu." Mutia lantas melangkah ke arah lemari, dibukanya pintu itu lalu ia mulai menyingkap satu per satu barang yang ada di dalam sana. Beberapa menit menunggu, Mutia masih sibuk mencarinya. Belum membuahkan hasil."Sudah ketemu, Sayang?" tanyaku sembari melangkah mendekat ke arahnya. "Belum, Mas.""Coba keluarin semua." Mutia menganggukkan kepalanya, hingga beberapa detik kemudian, barang yang ada di dalam sana keluar semuanya. Belasan menit mencari, tak kunjung kutemukan barang yang kucari. Bahkan aku sudah mengulanginya beberapa kali. Mulai mencari di baju-baju yang berserakan, hingga kembali memastikan mencarinya di laci itu. Aku mendaratkan tubuhku di tepi ranjang, Mutia mengikuti gerakan tubuhku. "Kemana ya, Mas?" "Kita cari lagi, barangkali Rena menyimpannya di tempat lain." "Mas, sepertinya benda-benda berharga itu dibawa oleh mantan istrimu itu! Buktinya nggak kita temukan apapun." Mutia kembali berprasangka buruk.Aku mend*sah pelan."Re
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

Bab 82

Pov Author**Kepala Rena berdenyut nyeri. Ia sampai tak sadar kalau dirinya berjalan kesana-kemari menunggu kepulangan sang adik. Ya, Rena meminta pada sang adik untuk kembali menyusuri jalanan yang tadi ia lalui. Barangkali buku panduan kehamilan itu terjatuh di jalanan. Rena yang saat itu sedang berdiri pun langsung menolehkan kepalanya ke arah luar. Menatap ke arah sang adik yang saat ini masih terduduk di atas kendaraan roda dua yang baru saja terhenti. Cepat Rena melangkah menghampiri sang adik. "Ada nggak?" Harap-harap cemas Rena saat ini. "Nggak ada, Mbak. Bahkan aku sampai mendatangi tempat periksa tadi, tapi tetep nggak ada juga." Rena menghembuskan napas berat. Rasa sesak terasa begitu menyeruak di dalam batinnya. "Yaudah, nggak apa-apa," ucap Rena.Setelah puluhan menit menanti kembalinya sang adik yang ternyata membawa hasil yang tak ia harapkan, Rena melangkah menuju ke arah kamar. Dihenyakkannya tubuh itu di tepi ranjang. "Bukannya Ibu malu karena kehadiran kam
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

Bab 83

"Hm ... iya. Aku baik-baik saja. Terima kasih ya atas informasinya," ucap Rena dengan lesu.  "Ren, memang benar kalau kamu hamil?" Ratna sebenarnya merasa ragu untuk menanyakan hal itu, akan tetapi rasa penasaran yang begitu mencekik, membuat mulutnya tak bisa menahan agar pertanyaan itu terlontarkan.  "Iya. Entahlah, Rat. Setelah resmi sidah perceraian itu, aku baru tahu kalau aku sedang mengandung," jawab Rena.  Beberapa menit saling berbincang, panggilan itu akhirnya dimatikan.  Rena pun bergegas menatap layar pons. Kedua manik hitam itu terpusat pada sebuah aplikasi berlogo telepon dan berwarna hijau.  Ada ratusan pesan yang tertera di sana.  Setelah Rena berhasil mengatur ritme degup jantungnya, ia pun membuka aplikasi pesan tersebut. Dan benar saja, sebuah grup RT tempat tinggalnya itu kini tengah ramai.  
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

Bab 84

Wajah itu bersimbah air mata, membuat sang ibu semakin dilanda kekhawatiran yang luar biasa.  Aminah pun langsung menghampiri sang putri dan mendudukkan dirinya di lantai kamar milik Rena.  "Kamu kenapa, Nduk? Apa yang terjadi?" Dengan suara bergetar sang ibu bertanya. Kedua tangan itu membingkai wajah sang putri.  Bibir Rena tak kuasa menjawab pertanyaan dari sang ibunda. Ia hanya bisa menangis dan air mata terus berderai dengan begitu hebatnya.  Aminah semakin dilanda kebingungan, sebab sang putri tak kunjung menjawab ucapannya. Hanya suara isak tangis yang terdengar begitu memilukan. Tanpa sadar, kedua kelopak mata Aminah ikut berembun. Seolah-olah ia juga ikut merasakan rasa sakit yang saat ini sedang menyerang sang putri.  Orangtua mana yang tak sedih dan hancur melihat sang anak semenyedihkan ini? Terlebih, baru kali ini Aminah
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

Bab 85

Sebenarnya ada rasa kasihan saat melihat Mbak Selly dan juga Mbak Sumi digelandang oleh polisi. Apalagi saat melihat anak Mbak Sumi yang masih berusia enam tahun itu menangis meraung-raung saat berpisah dengan sang ibunda. Lebih menyesakkan lagi saat melihat Mbak selly dinaikkan ke dalam mobil polisi. Sang suami melepasnya sembari menggendong bayi mereka yang usianya masih satu tahun.Sungguh ... rasanya aku begitu tak tega. Tetapi, apa boleh buat, setidaknya hal itu bisa menjadikan pembelajaran untuk Mbak Selly dalam menyebarkan berita. Apalagi sampai mengundang huru-hara. Tok! Tok!Tok!Suara ketukan pintu yang saat ini sedang menonton televisi pun merasa terganggu. "Assalamualaikum ...."Aku menghembuskan napas berat, sebab aku hapal betul siapa pemilik suara itu. Mas Rifai, ya, pemilik suara itu adalah suami dari seorang perempuan yang aku penjarakan. Akan tetapi, saat aku i
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

Bab 86

Aku tak membutuhkan pengakuan itu.  "Mbak, bisa kita bicara sebentar?" Mas Rifai menggerakkan tubuhnya, menimang bayi kecil itu yang semakin bersimbah air mata.  Tangisnya terdengar begitu menyayat hati.  "Silahkan duduk." Kupersilahkan Mas Rifai duduk di kursi plastik yang tersedia di emperan rumah.  Mas Rifai pun mengikuti perintahku. Ia terus berusaha menghentikan tangisan anaknya, akan tetapi semua sepertinya sia-sia belaka. Anak itu terus menangis dan menangis.  Bahkan, bisa kudengar, lambat laun suara itu menjadi melemah dan akhirnya terdengar begitu lirih dan ... tertidur.  "Mbak, saya mohon, tolong lepaskan istri saya. Saya janji akan mendidik istri saya dengan baik. Saya janji, jika hal itu yang terakhir dilakukan oleh istri saya, Mbak ...." Raut wajah itu begitu menghiba.  
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

Bab 87

Sore menyapa, aku yang sedang menyapu halaman rumah pun dikejutkan dengan kedatangan sebuah mobil yang sangat aku kenali.  Ya, mobil yang kutahu betul itu adalah milik Mas Yoga.  Setelah sejenak memastikan, aku langsung melangkah ingin masuk ke dalam rumah. Akan tetapi, saat baru saja kedua kakiku menapak di atas teras, terasa seseorang telah berhasil mencekal lenganku.  Sialan! "Mau ngindar dari kami?!" Suara Mutia terdengar. Aku bergerak, memutar tubuh agar bisa menatap wajah yang terlihat begitu menggemaskan itu. Karena Sangking menggemaskannya, rasanya ingin kucekik batang leher itu.   "Lepaskan! Jangan sentuh kulitku dengan tanganmu yang kotor itu!"  Aku menepis cekalan tangan Mutiara dengan kasar, hingga terdengar dengkusan berat yang keluar dari dirinya.  Tertangkap dengan kedua netraku, Mas Yoga baru
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

Bab 88

Pov Yoga**Kubiarkan tubuh Rena terjatuh di lantai. Salah sendiri berani-beraninya dia mengambil harta yang kucari dengan jerih payahku. Sialan memang perempuan itu!Aku bersama Mutia pun lantas masuk ke dalam kamar milik mantan ibu mertuaku. Meskipun rumah ini telah direnovasi, tapi letak kamarnya atau ruangan lainnya pun tak berubah. Kamar kedua orangtua Rena letaknya di bagian belakang. "Pasti mantan istrimu itu sembunyikan di kamar ini, Mas!""Jangan banyak bicara, kita langsung cari. Mumpung rumah kosong. Kalau bapaknya Rena datang, bisa berabe nanti." Mutia pun menganggukkan kepala. Setelahnya, tanpa dikomando sekali pun kami langsung memilih bagian mana saja yang perlu digeledah. "Dasar maling!" Tiba-tiba suara itu kudengar seiring cengkraman di kerah bajuku bagian belakang. Aku menolehkan kepala. Ternyata mantan bapak mertuaku sudah ada di sini. Mampus!Gimana ini?Entah kekuatan dari mana lelaki itu tiba-tiba semakin memperkuat cengkramannya lalu menarik tubuhku hing
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

Bab 88

"Dasar lemah!" celetuk Mutia sembari melirik sinis ke arahku. Kedua orang itu langsung melangkah masuk. Aku pun bergegas bangkit dari lantai. Sayang sekali tak ada orang di rumah. Hanya ada aku seorang. Aku mengikuti kemana langkah mereka tertuju. Aku bisa menebaknya, Mas Yoga membawa istrinya itu ke kamarku. Aku yakin, ia masih ingat betul di mana letak kamarku. Sengaja aku membiarkan mereka, toh mereka tak akan menemukan apapun di sini. Dan untunglah, kemarin aku sudah menyimpan buku rekening di tempat yang sangat lah aman. Sebab aku yakin, mereka berdua pasti akan datang untuk mencari sertifikat-sertifikat itu di rumahku. Dan ternyata tebakanku tak salah. "Cih! Ini sih bukan kamar, atau sudah seperti kandang kambing!" hardik Mutia yang terdengar jelas di kedua telingaku. Terlihat mereka berdua masuk kamarku, sedangkan aku berdiri di ambang pintu dengan tubuh yang bersandar. "Kamu simpan di mana, Ren?" tanya Mas Yoga dengan nada ketusnya setelah ia memutar tubuhku dan m
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

Bab 90

Pov Yoga**Suara ayam terdengar berkokok. Pertanda pagi sudah tiba. Sepanjang malam, mata ini terus terjaga. Bukan tanpa sebab, aku memikirkan Rena yang saat ini sedang mengandung. Apakah mungkin kalau itu adalah darah dagingku?Terasa tubuh yang ada di sampingku bergerak, perempuan itu mengubah posisinya dengan menggunakan lenganku sebagai bantalannya. Kepala itu mendongak, menatapku."Semalam kamu nggak tidur, Mas? Wajah kamu kok lelah banget?" ucap Mutia sembari menelisik wajahku.Aku hembuskan napas kasar."Jangan bilang kamu mikirin mantan istrimu yang sedang hamil itu!" Mutia mendudukkan tubuhnya, akan tetapi, pandangannya terus tertuju padaku."Jawab, Mas!" pekik Mutia. Raut wajahnya terlihat begitu kesal sekali."Mas, harus aku jelaskan berapa kali biar kamu mengerti? Jika mantan istrimu itu mengandung anakmu, tentu dia a
last updateLast Updated : 2022-07-23
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status