All Chapters of Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh: Chapter 91 - Chapter 100

137 Chapters

Bab 91

 "Itu! Itu! Di depan ada polisi nyari kamu," ucap Ibu dengan napas terengah-engah.  "Oalah, mungkin polisi mau minta keterangan, Bu. Kan tadi memang Yoga nglaporin Bapaknya si Rena itu." Aku berusaha bangkit dari tempat dudukku. Pun juga dengan Mutia.  "Bukan soal itu, Yoga! Ada yang lain! Coba deh kamu ke sana. Cepetan."  Ibu ini ada-ada saja sih, sudah dijelasin masih saja terlihat khawatir.  Aku berjalan terlebih dahulu, sedangkan Mutia dan juga Ibu ada di belakangku.  Saat aku sudah sampai di ruang tamu, terlihat dua orang polisi duduk di sofa itu.  Aku melempar senyum ke arah mereka lantas aku menyalimi satu per satu. Setelahnya, aku pun duduk di tempat yang kosong.  "Pasti ada sesuatu yang sangat penting hingga membuat bapak datang ke sini. Kenapa nggak menghubungi saja biar saya datan
last updateLast Updated : 2022-07-23
Read more

Bab 92

Pov Rena**"Bapak kemana, Bu?" tanyaku pada Ibu yang sejak kemarin menungguku. .Saat ini, Ibu sedang duduk di kursi yang ada tepat di samping ranjang rumah sakit yang aku tempati saat ini. Entahlah, aku merasa kalau ada sesuatu yang tak beres. Sebab, raut wajah ibu terlihat begitu khawatir. Bahkan, semalam aku mendapati Ibu yang masih terjaga menemaniku di rumah sakit. Ya, karena dorongan yang dilakukan oleh Mas Yoga itu, aku dilarikan ke rumah sakit. Tapi syukurlah, kata dokter kandunganku baik-baik saja. Dan, Dokter yang tadi memeriksaku mengatakan kemungkinan hari ini aku bisa pulang. Yang terpenting selalu konsumsi obat yang diresepkannya. Terdengar Ibu menghembuskan napas beratnya. Lambat laun aku bisa melihat dengan jelas saat kedua netra itu mulai berkaca-kaca. "Bu? Ada apa?" Aku mengubah posisiku menjadi sedikit bersandar di bantal-bantal yang baru saja kutumpuk. "Bapak dibawa ke kantor polisi." "Apa?! Bapak di kantor polisi? Kenapa, Bu? Bapak melakukan kesalahan apa
last updateLast Updated : 2022-07-24
Read more

Bab 93

"Gimana nggak sedih, Mbak? Aku takut kalau Bapak akan tinggal di penjara lama-lama." Aku pun bergegas keluar dari kamar adikku setelah melihat dirinya sedikit tenang."Mau kemana, Nduk?" tanya Ibu saat langkahku semakin dekat ke arahnya. "Mau ke kantor polisi, Buk. Mau bebasin Bapak," ucapku. Ibu yang semula duduk di kursi pun langsung bangkit, beliau melangkah mendekat ke arahku. "Kita ke kantor polisi besok saja. Sekarang istirahat lah dulu," ucap Ibu. "Jangan, Buk. Biar Bapak segera bebas. Rena nggak mau kalau Bapak sampai mendekam di penjara sana."Setelah sedikit berdebat, aku pun berhasil membujuk Ibu. Akan tetapi, Ibu selalu memintaku untuk berhati-hati. ****Laporan sudah kuberikan. Setelah memberikan laporan, aku menemui Bapak. Akan tetapi, sipir tak memberikanku banyak waktu. Hanya sebentar saja kami bercengkrama. "Nggak masalah Bapak di sini, Nduk, yang terpenting Bapak sudah puas menghajar Yoga karena telah menyakitimu dan calon cucu bapak. Untung saja kandungan ka
last updateLast Updated : 2022-07-24
Read more

Bab 94

"Yakin nggak mau? Oke, aku bisa membebaskan Bapakku dengan uangku. Memberikan jaminan, misalnya. Lalu kamu?" Aku tersenyum sungging. "Bagaimana denganmu dan juga istrimu? Mau hidup di hotel prodeo ini? Kesalahanmu tak hanya satu. Selain mencelakaiku dan juga bayiku, kamu juga telah mengacak-acak rumahku, dan lebih parahnya lagi, kau ingkari janji yang sudah kau tandatangani di atas materai, bahwa kau tak akan mengusik kehidupanku pasca kita resmi bercerai. Bagaimana?" Rahang itu mengeras, kentara sekali saat ini emosi mulai menguasai lelaki itu. "Kalau emang nggak mau, yaudah."Aku segera bangkit dari tempat dudukku, mendorong kursi ke belakang dengan gerakan kakiku lalu melangkah keluar dari barisan kursi. Saat aku ingin melangkah, tiba-tiba suara Mas yoga mengehentikan langkahku. "Anak siapa yang kamu kandung?" Aku mengernyitkan dahiku, menolehkan kepala ke arahnya. "Masihkah kau mengatakan pertanyaan konyol itu? Kalau aku yang ngandung, berati ya anakku! Kenapa? Kau pikir ini
last updateLast Updated : 2022-07-24
Read more

Bab 95

Pov Mutiara**Kupikir kedatanganku ke kediaman mantan istri suamiku akan mendapatkan sesuatu yang kita cari, tapi nyatanya? Zonk!Jangankan mendapatkan atau menemukan sertifikat itu, yang ada untuk pertama kalinya aku bermalam di penjara. Dan semua itu karena Rena– perempuan sialan yang merupakan mantan istri suamiku. "Kita pulang siang ini, Mas! Bisa sial aku lama-lama di sini!" ketusku sesaat sampai di rumah ibu mertuaku. "Mas ngantuk, Sayang. Semalam nggak bisa tidur.""Lah! Sama, Mas! Baru sehari tinggal di sini aja udah masuk penjara, apakabar kalau kita nginep di sini lagi?" celetukku memasang wajah kesal.Sungguh ... aku benar-benar dibuat emosi kali ini. "Berikan waktu satu jam atau dua jam untuk Mas istirahat ya. Setelah itu kita balik," pinta Mas Yoga sembari memasang raut wajah menghiba. Aku pun sebenarnya juga ngantuk, tapi aku nggak mau berlama-lama untuk tinggal di sini. Apalagi kejadian kemarin sampai saat ini masih menyisakan kenangan yang mengerikan. Bagaimana
last updateLast Updated : 2022-07-25
Read more

Bab 96

"Mas! Ayo bangun! Aku udah telat ini loh ...."Mas Yoga membuka pelan kedua netranya. "Kamu bawa mobil sendiri ya, Mas masih sangat ngantuk sekali." Aku mend*sah pelan. Tanpa menjawab lagi, aku langsung mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas nakas, setelahnya aku melangkah keluar menuju bagasi mobil. "Bu, sarapan dulu. Udah Bibik siapin," ucap Bibik saat aku baru saja melewati ambang pintu, dan bibik saat itu sedang membersihkan kaca jendela depan. "Nggak keburu, Bik." Aku mempercepat langkahku. Kulajukan kendaraan roda empat dengan kecepatan kencang. Sebab, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan. Pagi ini aku benar-benar telat. Harapanku, semoga tak ada yang menegurku. Apalagi aku sudah tak masuk selama tiga hari lamanya. Padahal aku hanya meminta izin untuk cuti satu hari saja. Setelah kendaraan terparkir, dengan langkah panjang dan cepat aku menuju ke meja kerjaku. Aku meraup udara dalam-dalam, sebab napas ini terasa ngos-ngosan karena berjalan dengan sedikit berlari
last updateLast Updated : 2022-07-25
Read more

Bab 97

"Sa–saya dipecat, Bu? Tapi kenapa? Apa alasannya? Saya kan nggak pernah melakukan kesalahan apapun, tapi kenapa saya dipecat?" tanyaku dengan tergugup. "Nggak melakukan kesalahan anda bilang? Anda meminta izin cuti selama satu hari, tapi nyatanya sampai hari ketiga nggak kunjung bekerja. Tanpa alasan pula. Dan lebih parahnya, ternyata pekerjaan kamu sangat lah buruk, kamu memanfaatkan teman-teman kamu untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya kamu selesaikan," jelas Bu Widya. Apa-apaan ini? "Dan lebih parahnya kamu sempat berurusan dengan hukum. Mohon maaf sekali, perusahaan ini tidak ingin mempekerjakan orang yang sempat berurusan dengan hukum. Apa masih ada pertanyaan?" Aku berdecak kesal. "Saya masuk penjara cuma semalam dan itu pun hanya karena kesalahpahaman. Saya tidak melakukan kesalahan fatal lainnya. Nggak bisa dong, Bu, mecat saya begitu saja," protesku. "Sudah menjadi aturan perusahaan, ya. Jadi nggak bisa diganggu gugat. Silahkan bereskan semua berkas-berkasmu da
last updateLast Updated : 2022-07-25
Read more

Bab 98

"Masuk!" Chandra mendorong tubuhku untuk masuk ke dalam mobil bagian depan. Setelahnya ia pun langsung melangkah dan duduk di balik kemudi. Hingga akhirnya Chandra melajukan kendaraanku dengan kecepatan kencang. Berkali-kali aku memprotes karena laju kendaraan yang terlalu cepat, Chandra tak menggubrisnya. Tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan. Saat aku sudah keluar dari mobil, kulihat toko emas berjejeran. "Coba tanyakan sendiri, aku tunggu di sini," titah Chandra sembari menyandarkan punggungnya di kaca mobil tempat aku berdiri. Aku mendesah pelan, setelah aku melangkah ke salah satu gerai toko emas yang lumayan ramai itu. "Ada yang bisa dibantu?" tanya salah satu karyawan berjilbab abu-abu begitu aku berdiri tepat di depan meja kaca. "Mbak, saya mau jual ini." Aku memberikan kalung yang tadi diberikan oleh Chandra. "Baik, Mbak. Sebentar, ya." Pegawai itu mengambil kalung itu lalu melihatnya. Sesaat, kedua kening itu mengerut dengan alis yang saling bertautan. "
last updateLast Updated : 2022-07-26
Read more

Bab 99

Aku mencebikkan bibir lalu memutar bola mata malas. Setelahnya aku melangkah kembali ke arah mobil di mana Chandra sudah menungguku. "Palsu kan? Ngeyel sih ....""Heh! Bilang aja kalau emas ini sudah kamu ganti, kan?! Jangan kau pikir aku itu bodoh! Kau sudah menjualnya terus mengembalikan kalung palsu itu padaku. Biar kamu bisa minta duit lagi, kan?!" teriakku tepat di depan wajahnya. "Tadi kudengar kamu bilang kalau kamu punya dua paket emas kan. Kalau nggak percaya, coba aja jual yang lainnya. Jangan banyak omong, siniin tasmu!" Chandra langsung menarik tas yang menggantung di lenganku."Heh! Balikin! Dasar sialan!" Chandra tak menggubris ucapanku. Ia mengeluarkan dompet yang ada di dalam lalu mengambil semua uang yang tertata rapi di dalam sana. Tak ada satu lembar pun yang tersisa. "Nih! Tengkyu ...." Chandra memberikan dompet beserta tas milikku itu lalu berlalu pergi. Ya, Tuhan ... kesal sekali rasanya. Aku menatap punggung Chandra yang semakin mengecil dengan tatapan ta
last updateLast Updated : 2022-07-26
Read more

Bab 100

"Asal aku nggak sudi kalau disuruh urus rumah sendiri!" celetukku yang dibalas senyuman dan anggukan oleh Mas Yoga. Saat Mas Yoga ingin kembali bersuara, ponsel miliknya yang tergeletak di atas nakas itu berdering. Ada panggilan masuk. Mas Yoga menoleh, setelahnya ia mengambil benda pipih itu. "Siapa?""Ricko.""Oh ...."Terlihat jemari itu mengusap ke atas, setelahnya Mas Yoga menempelkan benda pipih ke daun telinganya. "Halo, Bro. Ada apa?" tanya Mas Yoga. Hening. Kening Mas Yoga berkerut. "Masa sih? Seharusnya sudah buka sekarang. Kamu masih di sana? Ok, aku akan ke sana sekarang." Mas Yoga menjauhkan ponselnya, sejenak menatapnya lalu menekan tombol merah. "Kenapa, Mas?" "Ricko datang ke rumah makan. Dia kira Mas ada di sana.""Lalu?" Aku menyela. "Katanya rumah makan dalam keadaan tertutup. Padahal hampir jam sebelas. Seharusnya udah buka," ucap Mas Yoga. Terlihat Mas Yoga mengutak-atik ponselnya. "Nggak ada pesan juga dari karyawan," celetuk Mas Yoga dengan pandanga
last updateLast Updated : 2022-07-26
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status