Home / Pernikahan / Aku Istri yang Tidak Dianggap / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Aku Istri yang Tidak Dianggap: Chapter 81 - Chapter 90

106 Chapters

Bab 81 | Bulan Madu

Kak, Saf, titip Mas Essa, ya! Jaga rawat mas Essa, sayangi mas Essa dan manjain mas Essa, karena selama ini mas Essa yang selalu manjain kami, sayangi kami dan rawat kami. Selamat bergabung di keluarga Diondra ya, Kak Safeea sayang,” tutur Adisti mewakili Arista, kemudian menghampiriku dan Mas Essa, memeluk kami bergantian dengan begitu erat.Ah, benarkan, betapa beruntungnya aku masuk ke dalam keluarga ini? Dalam sehari, kesendirianku diganti, dengan diberikan seorang suami yang begitu mencintaiku, ibu yang penuh kasih, dan adik – adik yang sayang kepadaku. Aku berharap, kebahagiaanku bukan hanya hari ini, tapi juga selamanya. ================== POV AdriyanJangan kalian tanya bagaimana perasaanku saat ini, tentu saja aku sangat bahagia. Sekian puluh purnama, aku hanya mampu memimpikannya, mengharapkan dia hadir dan singgah di hidupku. Menantikannya kembali, untuk masuk ke dalam setiap relung jiwaku. Menemaniku dan menyembuhkan luka yang begitu berongga.Kini, semua terasa begitu
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

Bab 82 | Bulan Madu 2

Ku peluk pinggangnya yang ramping dari belakang, mengelus kulit perutnya, yang tidak tertutupi tank top dengan sempurna. Kubaui tengkuknya, lehernya, kemudian turun ke bahunya. Kurasakan Zahra menegang, kemudian menoleh ke arahku, seraya mengatakan hal yang membuatku tersenyum.“Katanya kamu mau langsung tidur, Mas? Kan kamu capek? Gimana kalau kita langsung istirahat aja?” ======================== POV SafeeaAku sungguh terpukau dengan resort milik keluarga Mas Dhanis, di sini terdiri dari enam villa mewah yang semuanya memiliki kolam renang pribadi. Jadi, walaupun Tiara dan Dhanis ikut serta, kami tetap menempati villa yang berbeda. Villa yang kami pilih, seakan membawa kami berada di Santorini, walaupun kenyataannya kami sedang berada di Pulau Dewata. Mataku seakan termanjakan, dengan view yang begitu spektakuler. Aku beruntung, karena dapat menikmati fasilitas mewah ini secara cuma – cuma , terlebih, semua ini milik keluarga suamiku, yang artinya, kapanpun aku mau, Mas Essa aka
last updateLast Updated : 2022-09-25
Read more

Bab 83 | Malam yang Panjang

Aku membayangkan, bagaimana terluka dan sakit hatinya Zahra, saat dirinya mendapat perlakuan memalukan seperti itu, dari suaminya sendiri. Bukankah wajar, jika seorang istri ingin berpenampilan seksi di hadapan suaminya? Berharap sang suami tergoda, dan saling memuaskan satu sama lain?Ah, lagi – lagi hanya bisa merutuki diriku, menyesali kebodohanku yang tidak berjuang untuk tetap mempertahankannya dulu. Hingga membiarkannya masuk, ke dalam kehidupan yang luar biasa menyakitkan.===================Kutinggalkan Zahra begitu saja di kamar, dan memilih untuk masuk ke dalam toilet, meredam hasratku, yang tadi terpaksa kutahan. Mengguyur tubuhku dengan air dingin dari shower, berharap milik ku dapat mengerti, jika malam ini, bukan waktu yang tepat baginya, untuk mendapat belaian lembut Zahra.Sengaja aku berlama – lama di dalam sini, karena pengaruh tubuh Zahra, benar – berat sulit untuk aku atasi. Setelah di rasa cukup, aku segera menuntaskan ritual mandiku, membasuh sabun dan shampoo s
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

Bab 84 | Tidak Tenang

Aku menoleh ke sampingku, di mana Mas Essa masih tertidur dengan begitu pulas. Wajahnya terlihat begitu polos, seperti anak kecil yang kelelahan setelah capai bermain. Ku kecup keningnya, kemudian bibirnya, sebagai ucapan selamat pagi. Namun, sepertinya aku melakukan kesalahan, karena seketika Mas Essa membuka matanya dan ah, pandangan itu, aku ingat pandangannya, sama seperti malam tadi, sebelum dirinya membuatku begadang hingga subuh. Rasakan kau, Saf! Selamat berolah raga!========================== Pukul tiga sore aku baru benar – benar bisa terbangun walaupun masih sedikit mengantuk. Ku rasakan seluruh persendianku nyeri tak tertahankan. Kesibukan ku selama ini di rumah sakit, membuatku sangat jarang menyempatkan diri, untuk berolah raga. Dan kini, aku merasakan betapa lelahnya olah raga, nonstop bersama Mas Essa.Kebodohanku tadi pagi, saat tidak sengaja, membangunkan macan yang lapar, memang suatu kesalahan, karena Mas Essa hanya memberiku waktu sarapan sebentar saja, dan kemu
last updateLast Updated : 2022-09-28
Read more

Bab 85 | Cafe

Rapat hari ini berjalan tidak lancar, fikiranku terus saja berfokus pada Safeea dan Adriyan, yang tengah berbulan madu. Sehingga kuputuskan untuk menundanya minggu depan, dan memilih untuk menyusul Safeea ke Bali. Jika aku tidak tenang dengan hidupku, maka aku tidak akan membiarkan mereka hidup tenang, dengan hidup mereka================== Aku meminta sekretarisku, memesankan tiket pesawat, dan kamar hotel di Bali, untuk ku dan juga Bagus. Hotel yang ku minta, yang lokasinya berdekatan, dengan resort tempat Safeea dan Adriyan menginap saat ini. Setelah itu, ku hubungi Andi, untuk bersiap – siap menjemputku di Bandara Ngurah Rai.Pukul lima sore aku tiba di Bali. Tidak banyak yang berubah di sini, tetap ramai oleh wisatawan, baik lokal maupun internasional. Di dalam mobil aku meminta bagus melaporkan apa saja, yang dirinya amati dari kegiatan Safeea hari ini. Sebenarnya aku sudah tau, jika yang akan Andi sampaikan, tentu akan menyakitkan hatiku, namun entah mengapa, aku tetap ingi
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more

Bab 86 | Ancaman Damar

“Jangan kurang ajar kamu, Mas!”“Tenang, Saf, bukankah dulu kamu yang sering menggodaku? Mengapa sekarang sok jual mahal?” seringainya sungguh mengerikan.Aku baru saja akan beranjak dari kursiku, ketika tiba – tiba Mas Damar dengan sengaja menjatuhkan gelas berisi orange squash milik ku, sehingga menimbulkan keributan. Mas Damar sengaja menjatuhkan mentalku, membuatku merasa tidak nyaman dan terpojok, dengan yang di lakukannya.“Saf? Apa yang terjadi?” Degh!===========================POV AuthorDamar tersenyum senang, karena rencananya untuk menjebak Safeea berjalan sempurna. Dirinya sengaja meminta Andi, untuk memantau kemanapun Safeea pergi, dan melaporkan semuanya kepada Damar. Hingga kesempatan itu datang, Andi mengabarkan jika Safeea hanya pergi berdua saja dengan Tiara, ke sebuah Spa dan Massage. Tentu saja ini info yang menggembirakan. Damar meminta Andi terus memantau, sementara dirinya bersiap – siap untuk menyusul Safeea. Damar meminta Bagus mengantarnya ke sebuah Café,
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

Bab 87 | Tamu Istimewa

Mas Essa beranjak dari sisiku, berjalan memutar untuk mengambil ponselnya. Kemudian memberikannya kepadaku. Jangan tanya bagaimana reaksiku, tentu aku kaget bukan main, bagaimana bisa ada fotoku dengan Mas Damar sedang berpegangan tangan di sana. Padahal jelas – jelas tadi aku menghindarinya, bahkan aku mengibas tangannya yang hendak memegangku. Lalu, siapa yang tega melakukan ini? Siapa yang memotret kami dan mengirimkannya kepada Mas Essa?========================== Semua ini pasti ulahnya mas Damar, ya, aku ingat ancaman yang dia sampaikan kepadaku saat di Café tadi. Tidak, aku tidak akan membiarkan Mas Essa termakan, oleh permainan kotor mas Damar. Aku tidak rela, jika hidupku dan Mas Essa di hancurkan oleh orang seperti mas Damar.“Mas, aku tadi memang bertemu dengan dia, tapi itupun tidak sengaja, kamu bisa tanyakan kepada Tiara. Dia sendiri yang mengiinkan mas Damar, untuk satu meja sama kami, dengan alasan kasihan dengan kondisinya sekarang. Aku bahkan menolak bicara dengann
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more

Bab 88 | Perjalanan Indah

Sambil menunggu Zahra bersiap – siap, aku menceritakan perihal ancaman Damar untuk Zahra, kepada Dhanis, Tiara, Riza dan Gianira. Sesuai dugaanku, mereka semua terkejut dengan yang kuceritakan, terutama Tiara.Dirinya merasa bersalah, karena kemarin membiarkan Damar, duduk satu meja bersama mereka. Kami juga membahas, mengenai kemungkinan - kemungkinan yang akan Damar lakukan lagi, untuk memisahkan ku dan Zahra, serta membicarakan bagaimana mengantisipasinya.Aku berharap, dengan pembicaraan ini, aku mendapat banyak masukan dan bantuan, untuk melindungi hubunganku dan Zahra, dari gangguan jahat manusia gila seperti Damar.==================== POV SafeeaPukul satu siang, kami berangkat menuju Nusa Penida. Kelingking Beach berlokasi di Dusun Karang Dawa, Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida, Bali. Karena daratan Pulau Bali dan Pulau Nusa Penida dipisahkan oleh laut, maka untuk menuju ke sana, kami harus menyeberang terlebih dahulu.Kali ini aku dan rombongan memilih menggunakan f
last updateLast Updated : 2022-10-06
Read more

Bab 89 | Ancaman untuk Damar

“Serius? Ku fikir dia lajang,” kataku, mengutarakan rasa penasaranku.“Entahlah, Verrel terlalu tertutup masalah pribadinya. Dia pernah cerita, kalau telah menikah dengan seorang perempuan, tapi kemudian berpisah dan tidak pernah bertemu lagi. Tapi akupun baru tau, jika dia memiliki anak dengan istrinya,”“Hhmm . . . Baiklah, kamu bisa tanyakan dia nanti! Sekarang aku lapar dan sangat haus, ayo cari makan!” ajak ku, menarik tangan Mas Essa, untuk memasuki sala satu Café, yang ada di sekitar tebing Pantai Kelingking.=============== POV DamarMalam itu, setelah Bagus menjemputku di Café, sepeninggalnya Safeea, aku langsung kembali ke hotel, beristirahat karena aku merasakan sakit yang teramat, pada lambungku. Entah apa penyebabnya, mungkin karena aku tidak sarapan maupun makan siang hari ini, sehingga asam lambungku naik dan menyebabkan perutku sakit. Dulu, Safeea selalu merawatku ketika asam lambungku naik, dengan telaten dia akan membuatkan bubur kaldu dan menyuapiku, hingga seles
last updateLast Updated : 2022-10-07
Read more

Bab 90 | Mimpi Buruk

Aku masuk ke dalam kamar setelah para tamu – tamu kami bersamaan pamit, untuk masuk ke dalam villa mereka masing – masing. Masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, karena jujur saja, aroma tubuhku sudah bercampur dengan aroma asap bekas bakar – bakaran tadi.“Zah, kamu belum capek, kan? Kita bisa nana nina dulu dong sebelum tidur?” ucap Mas Essa dengan suara serak, tanpa aba – aba memeluk tubuh polosku dari belakang. Duh, bakal begadang sampai pagi lagi ini.=============== Rinai hujan yang turun berarak menjadi musik yang begitu merdu didengar, mengalun syahdu menenangkan hati. Kurapatkan selimut tebal agar menempel ketat pada tubuhku yang semakin masuk dalam dekapan kasur kapur yang telah usang. Sempat kudengar kokokan ayam milik ayah, berteriak begitu nyaring membangunkan manusia yang masih terlelap dalam mimpinya. Namun, mata dan tubuhku seakan kelu untuk sekedar meresponnya. Memilih kembali menengkur pada tidur nyaman yang memabukan.Suara denting dari sutil yang bertemu d
last updateLast Updated : 2022-10-08
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status