Ku peluk pinggangnya yang ramping dari belakang, mengelus kulit perutnya, yang tidak tertutupi tank top dengan sempurna. Kubaui tengkuknya, lehernya, kemudian turun ke bahunya. Kurasakan Zahra menegang, kemudian menoleh ke arahku, seraya mengatakan hal yang membuatku tersenyum.“Katanya kamu mau langsung tidur, Mas? Kan kamu capek? Gimana kalau kita langsung istirahat aja?” ======================== POV SafeeaAku sungguh terpukau dengan resort milik keluarga Mas Dhanis, di sini terdiri dari enam villa mewah yang semuanya memiliki kolam renang pribadi. Jadi, walaupun Tiara dan Dhanis ikut serta, kami tetap menempati villa yang berbeda. Villa yang kami pilih, seakan membawa kami berada di Santorini, walaupun kenyataannya kami sedang berada di Pulau Dewata. Mataku seakan termanjakan, dengan view yang begitu spektakuler. Aku beruntung, karena dapat menikmati fasilitas mewah ini secara cuma – cuma , terlebih, semua ini milik keluarga suamiku, yang artinya, kapanpun aku mau, Mas Essa aka
Aku membayangkan, bagaimana terluka dan sakit hatinya Zahra, saat dirinya mendapat perlakuan memalukan seperti itu, dari suaminya sendiri. Bukankah wajar, jika seorang istri ingin berpenampilan seksi di hadapan suaminya? Berharap sang suami tergoda, dan saling memuaskan satu sama lain?Ah, lagi – lagi hanya bisa merutuki diriku, menyesali kebodohanku yang tidak berjuang untuk tetap mempertahankannya dulu. Hingga membiarkannya masuk, ke dalam kehidupan yang luar biasa menyakitkan.===================Kutinggalkan Zahra begitu saja di kamar, dan memilih untuk masuk ke dalam toilet, meredam hasratku, yang tadi terpaksa kutahan. Mengguyur tubuhku dengan air dingin dari shower, berharap milik ku dapat mengerti, jika malam ini, bukan waktu yang tepat baginya, untuk mendapat belaian lembut Zahra.Sengaja aku berlama – lama di dalam sini, karena pengaruh tubuh Zahra, benar – berat sulit untuk aku atasi. Setelah di rasa cukup, aku segera menuntaskan ritual mandiku, membasuh sabun dan shampoo s
Aku menoleh ke sampingku, di mana Mas Essa masih tertidur dengan begitu pulas. Wajahnya terlihat begitu polos, seperti anak kecil yang kelelahan setelah capai bermain. Ku kecup keningnya, kemudian bibirnya, sebagai ucapan selamat pagi. Namun, sepertinya aku melakukan kesalahan, karena seketika Mas Essa membuka matanya dan ah, pandangan itu, aku ingat pandangannya, sama seperti malam tadi, sebelum dirinya membuatku begadang hingga subuh. Rasakan kau, Saf! Selamat berolah raga!========================== Pukul tiga sore aku baru benar – benar bisa terbangun walaupun masih sedikit mengantuk. Ku rasakan seluruh persendianku nyeri tak tertahankan. Kesibukan ku selama ini di rumah sakit, membuatku sangat jarang menyempatkan diri, untuk berolah raga. Dan kini, aku merasakan betapa lelahnya olah raga, nonstop bersama Mas Essa.Kebodohanku tadi pagi, saat tidak sengaja, membangunkan macan yang lapar, memang suatu kesalahan, karena Mas Essa hanya memberiku waktu sarapan sebentar saja, dan kemu
Rapat hari ini berjalan tidak lancar, fikiranku terus saja berfokus pada Safeea dan Adriyan, yang tengah berbulan madu. Sehingga kuputuskan untuk menundanya minggu depan, dan memilih untuk menyusul Safeea ke Bali. Jika aku tidak tenang dengan hidupku, maka aku tidak akan membiarkan mereka hidup tenang, dengan hidup mereka================== Aku meminta sekretarisku, memesankan tiket pesawat, dan kamar hotel di Bali, untuk ku dan juga Bagus. Hotel yang ku minta, yang lokasinya berdekatan, dengan resort tempat Safeea dan Adriyan menginap saat ini. Setelah itu, ku hubungi Andi, untuk bersiap – siap menjemputku di Bandara Ngurah Rai.Pukul lima sore aku tiba di Bali. Tidak banyak yang berubah di sini, tetap ramai oleh wisatawan, baik lokal maupun internasional. Di dalam mobil aku meminta bagus melaporkan apa saja, yang dirinya amati dari kegiatan Safeea hari ini. Sebenarnya aku sudah tau, jika yang akan Andi sampaikan, tentu akan menyakitkan hatiku, namun entah mengapa, aku tetap ingi
“Jangan kurang ajar kamu, Mas!”“Tenang, Saf, bukankah dulu kamu yang sering menggodaku? Mengapa sekarang sok jual mahal?” seringainya sungguh mengerikan.Aku baru saja akan beranjak dari kursiku, ketika tiba – tiba Mas Damar dengan sengaja menjatuhkan gelas berisi orange squash milik ku, sehingga menimbulkan keributan. Mas Damar sengaja menjatuhkan mentalku, membuatku merasa tidak nyaman dan terpojok, dengan yang di lakukannya.“Saf? Apa yang terjadi?” Degh!===========================POV AuthorDamar tersenyum senang, karena rencananya untuk menjebak Safeea berjalan sempurna. Dirinya sengaja meminta Andi, untuk memantau kemanapun Safeea pergi, dan melaporkan semuanya kepada Damar. Hingga kesempatan itu datang, Andi mengabarkan jika Safeea hanya pergi berdua saja dengan Tiara, ke sebuah Spa dan Massage. Tentu saja ini info yang menggembirakan. Damar meminta Andi terus memantau, sementara dirinya bersiap – siap untuk menyusul Safeea. Damar meminta Bagus mengantarnya ke sebuah Café,
Mas Essa beranjak dari sisiku, berjalan memutar untuk mengambil ponselnya. Kemudian memberikannya kepadaku. Jangan tanya bagaimana reaksiku, tentu aku kaget bukan main, bagaimana bisa ada fotoku dengan Mas Damar sedang berpegangan tangan di sana. Padahal jelas – jelas tadi aku menghindarinya, bahkan aku mengibas tangannya yang hendak memegangku. Lalu, siapa yang tega melakukan ini? Siapa yang memotret kami dan mengirimkannya kepada Mas Essa?========================== Semua ini pasti ulahnya mas Damar, ya, aku ingat ancaman yang dia sampaikan kepadaku saat di Café tadi. Tidak, aku tidak akan membiarkan Mas Essa termakan, oleh permainan kotor mas Damar. Aku tidak rela, jika hidupku dan Mas Essa di hancurkan oleh orang seperti mas Damar.“Mas, aku tadi memang bertemu dengan dia, tapi itupun tidak sengaja, kamu bisa tanyakan kepada Tiara. Dia sendiri yang mengiinkan mas Damar, untuk satu meja sama kami, dengan alasan kasihan dengan kondisinya sekarang. Aku bahkan menolak bicara dengann
Sambil menunggu Zahra bersiap – siap, aku menceritakan perihal ancaman Damar untuk Zahra, kepada Dhanis, Tiara, Riza dan Gianira. Sesuai dugaanku, mereka semua terkejut dengan yang kuceritakan, terutama Tiara.Dirinya merasa bersalah, karena kemarin membiarkan Damar, duduk satu meja bersama mereka. Kami juga membahas, mengenai kemungkinan - kemungkinan yang akan Damar lakukan lagi, untuk memisahkan ku dan Zahra, serta membicarakan bagaimana mengantisipasinya.Aku berharap, dengan pembicaraan ini, aku mendapat banyak masukan dan bantuan, untuk melindungi hubunganku dan Zahra, dari gangguan jahat manusia gila seperti Damar.==================== POV SafeeaPukul satu siang, kami berangkat menuju Nusa Penida. Kelingking Beach berlokasi di Dusun Karang Dawa, Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida, Bali. Karena daratan Pulau Bali dan Pulau Nusa Penida dipisahkan oleh laut, maka untuk menuju ke sana, kami harus menyeberang terlebih dahulu.Kali ini aku dan rombongan memilih menggunakan f
“Serius? Ku fikir dia lajang,” kataku, mengutarakan rasa penasaranku.“Entahlah, Verrel terlalu tertutup masalah pribadinya. Dia pernah cerita, kalau telah menikah dengan seorang perempuan, tapi kemudian berpisah dan tidak pernah bertemu lagi. Tapi akupun baru tau, jika dia memiliki anak dengan istrinya,”“Hhmm . . . Baiklah, kamu bisa tanyakan dia nanti! Sekarang aku lapar dan sangat haus, ayo cari makan!” ajak ku, menarik tangan Mas Essa, untuk memasuki sala satu Café, yang ada di sekitar tebing Pantai Kelingking.=============== POV DamarMalam itu, setelah Bagus menjemputku di Café, sepeninggalnya Safeea, aku langsung kembali ke hotel, beristirahat karena aku merasakan sakit yang teramat, pada lambungku. Entah apa penyebabnya, mungkin karena aku tidak sarapan maupun makan siang hari ini, sehingga asam lambungku naik dan menyebabkan perutku sakit. Dulu, Safeea selalu merawatku ketika asam lambungku naik, dengan telaten dia akan membuatkan bubur kaldu dan menyuapiku, hingga seles
Damar Pramudya BayanakaDisinilah aku sekarang, duduk membungkuk di dalam tahanan yang busuk, menatap pilu pada jeruji besi yang menahanku untuk menghirup udara kebebasan di luar sana. Sudah enam bulan lamanya aku mendekam di sini, tepatnya setelah aksiku yang berusaha untuk membalaskan dendam kepada Safeea dan Adriyan.Aku tidak menyangka jika akhirnya akulah yang terbakar dan hancur dalam kisah ini, kisah yang awalnya aku menjadi superior karena harta yang kumiliki, nyatanya akhir menyayat yang kualami.Selain harus mendekam selama lima tahun di penjara, aku juga kehilangan perusahaanku yang akhirnya di lelang. Aku masih tidak menyangka, perusahaan yang almarhum ayahku rintis dari nol, kini benar-benar kembali menjadi nol karena ulah dan kebodohanku yang mendarah daging.Andai dapat kuulang waktu, aku tidak akan melakukan segala kesalahan yang kulakukan dulu. Setidaknya, aku tidak akan menyakiti Safeea hingga segitu parahnya, sehingga membuat wanita yang selalu hadir dalam mimpiku t
“Safeea!! Buka!!” teriaknya lagi, kali ini menggunakan kakinya untuk mendobrak pintu kamar.Safeea yang mendengar suara gebrakan dari luar membuatnya berjingkat ketakutan. Mulutnya tidak henti berdoa dan menangis, berharap bantuan segera datang untuk membantunya terlepas dari manusia yang paling tidak ingin dirinya temui di muka bumi ini.“Safeea!! Buka! Jangan buat aku murka! Kamu harus tanggung jawab sekarang juga!!”“Tanggung jawab apa yang anda maksud, Bapak Damar?”=========== Berbekal ijin yang dia dapatkan dari Adriyan untuk membawa Safeea ke Mall, Tiara datang bermaksud untuk menjemput Safeea bersama Gianira dan ketiga anaknya. Namun, saat turun dari mobil dan mendapati pintu rumah Safeea terbuka, membuat Tiara curiga jika ada hal buruk yang terjadi.Dirinya berjalan cepat ke dalam rumah bersama Gianira, setelah sebelumnya meminta ketiga anak-anak Riza tersebut menunggu di dalam mobil. Tiara khawatir terjadi sesuatu di dalam rumah, sehingga dirinya berinisiatif menyuruh anak-
Pagii semuaa 😍🤗Maaf Euy baru bisa up lagi, qodarullah keadaan kurang fit ditambah file bab baru yang siap up malah hilang karena enggak sengaja ketiban file baru jadi harus ngumpulin niat dulu untuk ketik ulang kemarin kemarin tuh 🤭Oia, ini satu bab menjelang bab terakhir yang Insya Allah ku posting besok atau lusa ya ..Selamat membaca ✌️✌️========= Benar kata pepatah yang mengatakan, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Bukan kurir yang datang melainkan tamu tidak diundang, pria yang ingin paling tidak ingin kutemui di dunia ini justru datang menemuiku di rumah.“Hai, Saf. Apa kabar?”============ Tanpa menjawab aku langsung berusaha untuk menutup pintu rumah, tetapi tenaga Mas Damar lebih kuat, sehingga dengan mudah menerobos masuk hanya dengan sedikit dorongan yang dia lakukan.Aku yang sadar saat ini hanya seorang diri di rumah tidak dapat berbuat apapun, asisten rumah tangga yang mas Essa pekerjakan baru saja pulang hampir setengah jam yang lalu. Lingkungan
Hai, ada sedikit bocoran. Ini sudah mendekati akhir lho 🤗=====Jangan tanya aku mendapatkan info darimana, karena tentu dengan mudah aku mengakses informasi tersebut dari sepupuku yang seorang bisnisman ulung namun kurang beruntung di dunia percintaannya.“Mas,”“Ya, ada apa, Sayang?” tanyaku, saat mendapati Zahra keluar dari toilet kamar kami.“I have surprise for you,” bisiknya, sambil memberikan sebuah kotak beludru berwarna biru. Kurasa isinya jam tangan? ========= “Apa nih, Sayang?” tanyaku heran, seingatku aku tidak sedang berulang tahun maupun ada hari spesial hari ini, lalu mengapa tiba-tiba Zahra memberikan surprise? Ditambah lagi dirinya memegang kamera dan menyalakan fitur merekam saat memberikan kotak beludru tersebut.“Buka aja!”“Aku sedang tidak melewatkan hari spesial kita, kan?” selidikku, karena heran melihat Zahra terus tersenyum ke arahku. Sebelah tangannya masih sibuk memegang ponsel yang diarahkan ke arahku.“Enggak, Sayang. Ini surprise spesial dari aku buat
Aku kembali menghubungi Jerryan, memintanya untuk mendesak Safeea menghentikan kegiatan bodohnya tersebut. Namun, aku justru mendapat berita yang lebih mencengangkan. Jerryan mengatakan tidak dapat mengubungi Tiara karena panggilannya selalu dialihkan. Selain itu, Jerryan memberitau jika ada seseorang dengan akun Instegrem Adl.ya membuat pengakuan jika dia adalah saksi dari seluruh kebenaran yang Safeea katakan. Dan aku sangat hafal, siapa orang di balik akun Adl.ya tersebut. ============= Kurasakan seluruh persendianku melemas karena kabar yang Jerryan sampaikan. Bagaimana bisa Adelya bersekongkol dengan Safeea untuk menyerangku malam ini? Bukankah selama ini Adelya begitu membenci Safeea? Bahkan menurut Bagus, dirinya mendapat informasi jika Adelya sempat menyerang Safeea ketika di rumah sakit kemarin, karena menganggap Safeea sebagai penyebab aku menjatuhkan talak kepadanya.Dengan mata membulat aku menyaksikan lagi live dari layar ponselku yang lain, melihat bagaimana kali ini
“Selama pernikahan juga mas Damar tidak pernah sekalipun memberikan nafkah bathin kepada saya, kecuali di malam terakhir sebelum akhirnya saya putuskan untuk menyerah. Dia meminta saya melayaninya tapi ...,” kalimatku terputus, rasanya aku tidak sanggup untuk mengungkit kembali kisah pahit pada malam itu. Tangisku mulai pecah, Mas Essa sibuk menenangkanku, merangkulku dengan hangat.=============== Mbak Gia memberikan ku segelas air putih yang langsung kuteguk hingga habis setengahnya. Tubuhku masih bergetar tiap kali mengingat peristiwa jahanam yang mas Damar perbuat kepadaku. Perbuatan tidak tau malu yang dilakukan dengan penuh pemaksaan. Memperlakukanku laiknya binatang jalang yang sesuka hatinya dia perlakukan sekasar dan sehina yang dia inginkan.[Lanjutin dong ceritanya! Penasaran, nih][Gila, jadi hampir sepekan ini kita di bohongin sama si Damar?][Dasar cowok playing victim, manipulatif!][Spill selingkuhannya dong, Kak!][Keluarganya enggak tau kalau kelakuan anaknya kay
Aku masih terus menggulir akun sosmedku, mencari informasi mengenai ke-viral-an aksi Damar sore tadi. Hingga tidak sengaja mataku menangkap sebuah postingan yang memberitakan jika Zahra meminta cerai dari Damar dan lebih memilih menikah denganku di saat Damar dalam keadaan lumpuh dan tidak dapat berbuat apa-apa. Fu*k, apa-apaan ini? Berita-berita ini benar-benar sudah kelewatan.=========== POV SafeeaAku tidak menyangka jika kecelakaan dua hari yang lalu berbuah buntut panjang, akan kewarasan mentalku yang seakan diuji oleh maraknya berita-berita hoax yang bertebaran di jaga dunia maya. Berita mengenai pernikahan dan perceraianku dengan mas Damar tersebar begitu massive, padahal selama ini aku tidak pernah memposting apapun mengenai pernikahan dan kehidupanku bersama mas Damar, setahuku begitupun sebaliknya.Lalu mengapa kini banyak tersebar berita tentang kami berdua? Bahkan aku dianggap mencampakan mas Damar karena bercerai dengannya di saat dia sedang sakit kala itu dan menikah
Sekuat tenaga aku menggerakan kaki ku agar mau terangkat, namun nihil susah sekali rasanya, hingga saat jaraknya semakin dekat, aku seakan mendapat dorongan kuat untuk kembali mencoba menggerakan kaki ku dan berlari menghampiri Safeea. Mendorongnya hingga kami jatuh berpelukan.Brakkk!!Suara reklame berdebam saat jatuh menimpa lantai beton rumah sakit. Kudengar Safeea berteriak karena kaget mendengar suara reklame jatuh, kemudian banyak orang berdatangan untuk melihat apa yang terjadi.============= Riuh ramai suara orang berdatangan mencoba memastikan keadaanku dan Safeea. Kuabaikan pertanyaan dari pihak keamanan rumah sakit yang mencoba mencari info keadaan kami.Namun, dadaku masih berdegup begitu kencang, karena selain baru saja mengalami peristiwa berbahaya, tapi juga karena Safeea saat ini masih dalam dekapanku. Tubuhnya bergetar, mungkin dirinya merasakan takut dan kaget bersamaan karena reklame jatuh barusan.Aku coba menenangkannya, mengatakan jika semua baik-baik saja. Kem
Benar yang Jerryan katakan, mengapa Adelya bisa berubah secepatnya ini? Apakah tidak ada sedikitpun tersisa rasa cintanya untukku? Hampir dua belas tahun kami menjalin hubungan dan hilang hanya dalam waktu tiga pekan?“Bagus bukan? Aku jadi bisa fokus untuk berusaha merebut kembali Safeea ke dalam pelukanku jika sudah resmi bercerai dari Adelya,” ucapku akhirnya, yang membuat Jerryan hanya bisa menepuk kepalanya. Memang apa yang salah dengan yang kukatakan barusan? Aneh!============== POV SafeeaDua bulan sudah aku menjalani kehidupan baruku sebagai seorang istri dan tentu saja aku merasa benar-benar menikmatinya. Walaupun sebenarnya aku sudah pernah mengalaminya selama dua tahun lebih sebelumnya, tetapi kali ini benar-benar berbeda.Jika dulu pergi dinas ke Rumah sakit merupakan tempat pelarianku untuk menenangkan diri dari perlakuan buruk mas Damar di rumah, kini setelah menikah dengan mas Essa, pulang ke rumah adalah sesuatu yang kunanti-nantikan. Karena di sana aku benar-benar m