“Bisa kali, Pak, enggak ngagetin saya!”“Habis si ibu, jalan melamun aja, mikirin siapa, sih?”“Mikirin bapak, sudah sepekan enggak ngapelin saya,” sahutku sekenanya, sebelum akhirnya aku menyesali jawabanku, setelah melihat ekspresi yang Mas Essa tampilkan. Rasain kau, Saf!!================ Aku buru – buru merentangkan tangan ke depan, demi mencegah pergerakan Mas Essa, yang seakan ingin memelukku, namun bukan Mas Essa namanya jika bisa kucegah keinginannya untuk menyentuhku, usahaku seakan sia – sia. Tubuh rampingku dengan sangat mudah masuk ke dalam dekapannya.“Kangen ya, Sayang?”“B aja, sih,”“Yakin?”“Mas, lepasin! enggak enak dilihat orang,” tukasku, mencoba melepaskan dekapannya.“Kenapa?”“Aku janda,” sahutku singkat, seperti ada duri yang menyelinap, saat aku mengatakan hal itu.“Lalu?”“Mas, semua orang tau sekarang kalau aku janda, aku enggak mau disebut janda gatal, karena main peluk – pelukan sama pria lain, bahkan di saat masa iddahku belum selesai,”“Katanya kangen
Last Updated : 2022-08-31 Read more