All Chapters of Menantu Kaya Dipuja, Menantu Miskin Dihina: Chapter 211 - Chapter 220

224 Chapters

Bab 102

“Nggak usah, Dek,” jawab Toni lembut, tersenyum menatap istrinya. Nayla juga membalas senyuman itu.“Juwariah nggak serius mau minta maaf, nyatanya nggak ada ke sini lagi,” celetuk ibu, kemudian meniup pelan kopinya dan menyeruputnya dengan pelan. Menikmati enaknya rasa kopi bikinan menantunya.“Tunggu aja, Bu. Tapi, Rasti yakin, Mbak Ria pasti akan ke sini lagi,” jawab Rasti dengan nada lembut.Riko terdiam, kalau membahas Juwariah dia terdiam. Nggak mau ikut andil. Karena dia malu dan menyesal, kenapa dulu dia bisa jatuh cinta dengan Juwariah. Karena nafsu saja. Tak di pungkiri memang Juwariah mempunyai paras yang cantik.“Perutnya udah besar, lo, bentar lagi lahiran itu,” ucap Ibu. Belum mau memberika maaf, tapi suka juga membahas Juwariah.“Iya, Bu, kasihan hamil nggak ada suaminya,” ucap Rasti. Kalau mendengar kata hamil, membuat hati Nayla gimana gitu. Merasa nggak adil rasanya. Dia yang ingin merasakan hamil, agar bisa menjadi wanita seutuhnya, tapi semua itu nggak akan mungkin
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

Bab 103

Suasana pagi panti sangat menyenangkan. Semua repot dan sibuk dengan tugannya masing-masing. Sesuai jadwalnya, ada yang harus bantu masak-masak, ada juga yang jadwalnya bersih-bersih.Lika mengamati anak-anak itu, menjalani hidup di dunia ini tanpa orang tua. Mereka tertawa lepas, seakan tak ada bebaan. Berlari-lari dengan tawa yang di raut wajah mereka. Nggak tahu masalah hati, mungkin anak-anak itu juga sedih. Tapi, tak mereka nampakkan. Itu membuat Lika merasa sangat beruntung sekali hidup di dunia ini. Dengan di dampingi ke dua orang tuanya yang masih sangat utuh.“Hai,” terdengar suara laki-laki, kemudian Lika juga meraskan ada yang menepuk pundaknya pelan. Lika langsung menoleh ke asal suara itu. Lika sedikit terkejut mengetahui siapa yang menyapanya.“Hai,” sapa Lika dengan senyum di paksakannya. ‘Halim?’ lirih Lika dalam hati, ‘sepagi ini sudah di panti?’ tanya Lika dalam hati.“Boleh kenalan?” tanyanya. Lika melipat keningnya. ‘Ngimpi nggak sih aku ini? jangan-jangan ngimpi l
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 104

Malik sudah berada di rumah Tante Lexa. Sedangkan Lika masih bersiap-siap. Sedangkan di dalam ada Halim yang masih berbincang dengan buleknya.“Assalamualaikum,” salam Malik seraya mengetuk pintu.“Waalaikum salam,” jawab Tante Lexa dengan anda agak meninggi, “ada tamu, bentar, ya, Bulek buka pintu dulu,” ucap Tante Lexa lagi.“Iya, Bulek,” jawab Halim seraya mengangguk. Tante Lexa langung beranjak dan melangkah menuju pintu.“Eh, Lik, tumben pagi-pagi udah nyampai sini, masuk!!” ucap Tante Lexa setelah membukakan pintu. Kemudian mempersilahkan Malik masuk. Halim yang mendengar buleknua memanggil nama Malik, langsung mengerutkan kening. ‘Malik? Kebetulan dia ke sini,’ ucap Halim dalam hatinya.“Iya, Tante, makasih,” sahut Malik, belum menanggapi ucapan Tante Lexa.“Ada Halim juga di sini,” ucap Tante Lexa. Halim beranjak dari duduknya.“Hay, Bro!! Apa kabar?” Halim menyalami Malik dulu.“Kabar baik, Bro. Lama nggak ketemu,” sahut Malik menanggapi ucapan Halim.“Iya, udah lama kita ngg
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 105

[Bagaimana kabarnya Lika, sehat?] tanya Bu Dokter itu mengawali basa basi. [Masih sering mual aja, Bu,] jawab Lika. Ya, dari awal terdengar wajar.[Biasa, namanya juga maag] jawab Dokter itu. [Tapi karena maag saya kambuh, jadi alasan buat saya kalau saya hamil, biar nggak jadi di cerai sama suami saya,] jawab Lika. Membuat semua mata mendelik saat mendengarnya. Apalagi Lika. Dia terlihat sangat pucat.[Tapi, Lika. Cepat atau lambat pasti akan ketahuan, kalau kamu berbohong,] jawab Dokter itu mengingatkan.[Bu, dokter tenang saja, itu sudah saya pikirkan matang-matang, yang terpenting sekarang suami saya nggak akan menggugat saya,] sahut Lika terdengar sangat percaya.[Tapi, saran saya, kamu harus hati-hati, karena cepat atau lambat akan ketahuan, jadi menurut saya kamu lebih baik jujur,] sahut dokter itu masih berusaha mengingatkan.[Ok, Bu. terimakasih untuk tespeck dua garisnya kemarin,] ucap Lika.[Itu punya pasien, ngomong-ngomong untuk apa kamu memintanya?] tanya dokter itu.[
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 106

“Aku menyesal mengenalkan kamu kepada Mas Toni, Lika! Aku kira kamu perempuan baik, hingga aku memutuskan untuk mengenalkanmu dengan Mas Toni,” suara Naila terdengar serak dan bergetar. Dengan air mata yang terus berjatuhan. Wajahnya sangat pucat dengan rambut terurai sedikit berantakkan. Lika masih terdiam, dengan memegangi pipi yang habis di tampar oleh Naila.“Aku mencoba mengalah, karena aku merasa nggak pantas untuknya, kamu yang sudah mendapatkannya, menyia-nyiakannya begitu saja. Aku benar-benar menyesal mengenalmu!” ucap Naila lagi, memegang dada mengatur nafasnya. “Naila aku benci kamu!!!” teriak Lika ingin mendorong Naila. Seraya kilat Toni, memasang punggung untuk Naila. Aku seret Lika sebisanya. Agar dia tak menyentuh Naila. Nggak tahu apa jadinya kalau Naila, sampai kena dorongan Lika.“Cukup Lika, Naila tak bersalah, kamu yang bersalah!!!” bentakku ke Lika.“Orang seperti mu tidak bisa mengerti kesalahanmu! Orang sepertimu hanya bisa menyalahkan orang lain!” sungut Mas
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 107

“Alhamdulillah udah sampai Jogja lagi,” ucap Tante Nova kepada kakaknya. Orang Tua Lika. “Iya, alhamdulillah,” jawab Bu Santi. Adiknya tersenyum, kemudian membantu memasukkan tas yang mereka bawa.Pak Samsul dan Bu Santi menyalamani ibunya. Nenek Rumana. Kemudian Nenek Rumana mengusap kepala mereka dengan penuh kasih sayang.“Sehat, Bu?” tanya Pak Samsul kepada ibunya. “Alhamdulillah sehat,” jawab Nenek Rumana.“Alhamdulillah,” sahut Pak Samsul. Kemudian mereka duduk di kursi. Tante Nova menyiapkan teh untuk kakak kandung dan iparnya.“Kalian udah yakin mau menjemput Lika?” tanya Nenek Rumana. Pak Samsul mendesah.“Yakin, Bu. saya juga nggak mau lama-lama menghukum Lika. Kata Bu Lexa dia juga sudah banyak berubah,” jawab Pak Samsul. Terdengar suara dia yang lelah, karena perjalanan jauh.“Iya, Bu. Biar dia bisa segera kerja lagi. Terlalu lama dia menganggur, takutnya ilmunya pada ilang,” sahut mamanya Lika. Nenek Rumana mendesah. “Iya, kasihan ilmunya mubadzir terlalu lama di anggu
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 108

“Bulek, Lika emang pacar Malik, ya?” tanya Halim kepada Tante Lexa. Seketika yang di tanya langsung mengerutkan kening. Mengambil toples yang dekat dengannya.“Bulek juga nggak tahu mereka pacaran apa nggak, yang Bulek tahu mereka dekat,” jawab Tante Lexa seraya membukan dan mengambil camilan dalam toplek. Kemudian mengunyahnya.“Owh,” sahut Halim lirih. Pikirannya masih kemana-mana.“Kenapa?” tanya Tante Lexa serara memandang Halim.“Nggak, sih, Bulek. Cuma pengen kenal Lika lebih saja, itupun kelau mereka beneran nggak pacaran, ya! kalau mereka pacaran aku nggak mau merusak hubungan orang,” jawab Halim. Tante Lexa mendesah dia bisa menebak apa yang di pikirkan oleh Halim.“Mereka aja jalan pakae kaos couple gitu, ya, mungkin ada hubungan lebih,” sahut Tante Laxa. Halim terdiam, mengingat kembali mereka menggunakan baju apa. “Iya, juga, ya, Bulek,” ucap Malik. Tante Lexa tersenyum seraya menggelengkan kepala.“Bukannya kamu suka cewek berhijab?” tanya Tante Lexa. Halim tersenyum. Ya
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 109

“Bu, maafkan Ria!” ucap Ria seraya menunduk. Ya, hari ini Juwariah menemui mertua Rasti lagi. Masih di dampingi oleh Bulek Arum.Ibunya Riko terdiam. Hatinya masih sakit dengan perbuatannya di masa lalu. Masih belum mau memandang wajah Juwariah. Menurut dia, terlalu dalam Juwariah membuat luka. Hingga menyebabkan hancurnya rumah tangga anaknya, karena ide-ide konyolnya.“Bu, tolong maafkan keponakan saya!” ucap Bulek Arum juga angkat bicara. Dia kasihan dengan keponakannya. Mertua Rasti kemudian menatap pandang ke Bulek Arum.“Lidah saya mungkin bisa memaafkan! Tapi, hati saya masih sakit atas kejahatan Ria di masa lalu. Tak semudah itu memaafkan,” sahut mertua Rasti. Membuat bulek Arum mendesah. Ria yang bersangkutan masih menunduk, air matanya berjatuhan. Dia menyadari kalau dirinya memang salah.“Bu, Ria mengaku dan Ria akui kalau Ria memang salah. Ria mau memperbaiki ini semua. Ria mau memperbaiki diri, makanya Ria meminta maaf sama kalian semua,” ucap Ria. Hatinya sudah nggak ter
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 110

“Lika nomornya, kok, aktif, ya?” tanya Pak Samsul kepada istrinya. “Paling ngedrop hapenya,” jawab istrinya santai. Pak Samsul kemudian duduk di kursi. Tak berselang lama, istrinya menghampiri seraya membawakan secangkir Kopi manis. “Ini kopinya, Pa!” ucap istrinya seraya meletakkan di atas meja.“Makasih, Ma,” jawab Pak Samsul. Istrinya tersenyum.“Sama-sama,” jawabnya kemudian duduk. “Nova kemana, Bu?” tanya Pak Samsul kepada ibunya. Kemudian Nenek Rumana juga ikut mendekat dan bergabung bersama anak dan menantunya.“Ke loundrynya,” jawab Nenek Rumana seraya duduk di kursi. Pak Samsul kemudian mengambil kopi yang di buatkan istrinya. Meniupnya pelan dan menyeruputnya.“Alhamdulillah senang melihat Nova sudah bisa mandiri. Udah punya usaha juga,” sahut Pak Samsul setelah meletakkan kopinya di meja.“Iya, Ibu juga senang melihat kemajuan Nova. Cuma dari segi asmara dia kurang beruntung,” jawab Nenek Rumana.“Biarkan, Bu. Nova perempuan baik, insyaallah kalau menikah lagi, juga akan
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

Bab 111

[Owh jadi mereka kakak beradik, donatur panti Bu Lexa, orang-orang baik, ya] sahut mamanya Lika.[Alhamdulillah, Lika di sini berteman dengan orang-orang baik dan tulus, Bu. Nggak usah khawatir. Saya juga kenal betuk siapa Malik dan Mahira. Sekarang aja ini Lika lagi keluar sama Malik. Katanya untuk pertemuan yang terakhir. Mumpung Lika masih di sini. Dan ternyata benar, kalian sudah di Jogja dan besok akan menjemput Lika,] jelas Bu Lexa panjang.[Lagi keluar sama Malik?] tanya mamanya Likas seraya mengerutkan kening.[Santai, Bu. Saya percama sama Malik seratus persen. Dia anaknya baik, nggak akan neko-neko sama Lika. Lagian Lika sama Malik itu temenan dari SMP] Jelas Bu Lexa lagi, untuk menenangkan hati orang tua Lika.[Owh, saya percaya dengan Bu Lexa. Kalau Bu Lexa yakin kalau Malik itu baik, berarti dia memang baik,] jawab mamanya Lika. Bu Lexa tersenyum.[Yasudah, Bu. sampai sini dulu obrolannya. Insyaallah kami besok ke rumah Bu Lexa,] ucap mamanya Lika lagi, ingin pamit memati
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status