All Chapters of Menantu Kaya Dipuja, Menantu Miskin Dihina: Chapter 191 - Chapter 200

224 Chapters

Bab 82

“Assalamualaikum,” Bulek Arum mengucap salam lagi.“Waalaikum salam,” barulah terdengar jawaban salam dari dalam. “Alhamdulillah di jawab juga akhirnya,” ucap Bulek Arum. Tak selang lama mertua Rasti keluar dan mendekat ke arah mereka. Juwariah tertunduk nggak berani melihat wajahnya. Jantungnya semakin kuat saja berdegub. Mertua Rasti terkejut juga saat tahu siapa tamunya. Mantan pacar anak sulungnya. Wajahnya langsung berubah menjadi suram. “Bu,” sapa Bulek Arum mengulurkan tangannya. Bersalaman. Ibu Riko mau menerima salam dari Bulek Arum. Karena memang nggak ada masalah sama Bulek Arum. Matanya melirik ke Juwariah dengan sadis.“Silahkan masuk, Bu!” Ibu Riko mempersilahkan tamunya. Hatinya panas juga saat melihat Ria berani datang ke rumahnya. Karena selama ini, dia dan Lika yang mempengaruhi otaknya, meracuni terus hatinya, agar membenci Rasti dengan berbagai alasannya. Menjelek-jelekkan Rasti dengan ucapan yang di tambah-tambahin. Ternyata tujuannya ingin mengambil hati Riko
Read more

Bab 83

“Saya tahu saya salah, Bu. Tapi tolong maafkan saya,” ucap Juwariah memberanikan diri, untuk ngomong lagi meminta maaf. Tapi masih belum berani memandang wajah perempuan yang masih menatapnya penuh kebencian itu.“Mulut mungkin bisa bilang memaafkan. Tapi, hati masih sakit jika mengingat semuanya Ria. Sampai saya harus membenci menantu saya yang paling baik hatinya. Sampai saya harus memaki menantu saya. Sampai pernah saya mau mengusirnya, menghasut Riko untuk menceraikannya. Semua karena hasutanmu. Semua karena racun yang kamu berikan untuk membenci Rasti,” sungut ibunya Riko seraya menatapnya dengan mendelik.Air mata Ria semakin tak bisa di kendalikan. Masih menunduk dan semakin menunduk. Dia hanya bisa memainkan ke dua tangannya. Meremas-remas ujung bajunya. Hingga terlihat kusut.Bulek Arum sendiri hatinya juga berdegub. Tapi dia juga bisa menduga kalau ini akan terjadi. Walau tak kenal akrab, tapi dia sedikit tahu bagaimana karakter mertua Rasti ini.“Tapi, Sang Maha Pengasih me
Read more

Bab 84

“Udah, Bu, tadi masak sambal udang,” sahut Rasti, seraya ikut duduk di meja makan.“Ini ibu masak gulai ayam,” sahut Ibu. Rasti tersenyum. Kemudian mengambil gelas dan menuangkan air putih dari teko ke gelas yang dia ambil.Rasti nggak mau mengganggu ibunya makan. Karena dia melihat mertuanya lagi asyik dan lahap banget makannya. Benar-benar seperti orang kelaparan. Terkuras tenaga dia habisa marah-marah dengan Juwariah.Ibu beranjak, menuju ke wastafel. Telah selesai makannya. Kemudian cuci tangan dan minum. “Alhamdulillah, nikmat sekali,” celetuk Ibu, seraya mengusap bibirnya dengan tisue. Rasti tersenyum. Ibu memang seperti itu, kalau lagi enak nafsu makannya, sampai tambuh berkali-kali. Tapi, kalau lagi nggak enak makan, mungkin sehari cuma makan sekali.“Tadi Ria barusan ke sini, berani banget dia ke sini,” ucap Ibu. Rasti mendesah. Semenjak dia menyadari kalau Rasti ini memang benar-benar baik, dia selalu menceritakan apapun kejadian yang dia alami kepada Rasti. Sudah tak terli
Read more

Bab 85

“Lik, kita ini mau kemana, sih?” tanya Lika kepada Malik, mereka sudah di mobil dan sudah lumayan lama di dalam mobil, tapi Lika belum tahu mau tujuannya kemana.“Bentar lagi sampai, sabar,” jawab Malik. Seraya melirik Lika dengan mengerlingkan sebelah matanya.“Kumat genitnya,” jawab Lika. Malik tersenyum mendengar ucapan Lika.“Siapa juga yang genit,” sahut Malik.“Lik, kemarin kata Tante Lexa aku akan segera di jemput Mama dan Papa, jadi mungkin sebentar lagi aku pergi dari panti,” ucap Lika.“Nah, kitakan baru baikan, masak kamu mau pergi,” jawab Malik. “Ya, gimana lagi! Aku ingin nurut dengan orang tuaku, Lik. Aku nggak mau melawan lagi,” jawab Lika. Malik mendesah. “Padahal udah mulai nyaman, eh, di saat mulai nyaman malah kamu bilang mau pergi,” ucap Malik membuat hati Lika gusar dengan ucapan Malik.Dia juga merasakan hal yang sama dengan Malik. Dia sudah mulai nyaman berada di panti. Sudah mulai berdamai dengan Malik. Sudah merasa punya teman, tapi malah mau di jemput sama
Read more

Bab 86

“Kamu bisa aja,” jawab Lika. Malik akhirnya membuka matanya. Kemudian memandang Lika. mata mereka saling beradu.“Iya, beneran, aku nggak mau berantem lagi sama kamu,” Malik mengulang lagi kata itu. Semakin membuat pipi Lika memerah.“Sama, Lik, aku juga nggak mau musuhan lagi sama kamu, udah tua ini,” sahut Lika. Akhirnya mereka sama-sama melepaskan tawanya.Hari ini mereka menikmati indahnya suasana pantai Parang Tritis. Dari lari-larian di pinggiran pantai, kayak anak kecil rebutan mainan, sampai siram-siraman air. Mereka terlihat bahagia banget. Bikin cemburu orang yang melihatnya.Mereka bermain dengan air. Basah kuyup baju mereka. Sampai Lika menggigil dan bibirnya terlihat pucat.“Kita beli baju, ya? masuk angin nanti,” ucap Malik. Lika mengangguk. Mereka sama-sama kedinginan. Memeluk tubuh masing-masing dengan tangan. Berusaha menghangatkan tubuh. Di tambah hembusan angin semakin membuat dingin.“Iya,” sahut Lika pasrah saja, nyatanya memang benar-benar dingin. Kalau nggak bel
Read more

Bab 87

“Ehem, kembaran bajunya,” ledek Tante Lexa saat kami baru saja sampai rumah. Tante Lexa kebetulan lagi menyiram bunga. Udah sore juga. Seharian main sama Malik seru juga. Sampai lupa waktu.“Habis dari Parang Tritis tante, main air basah kuyub, akhirnya beli,” jelas Lika seraya melirik Malik.“Seru, ya! makan dulu yok!” jawab dan perintah Tante Lexa kepada Lika dan Malik. “Udah, Tante. Kami udah makan sebelum pulang. Malik langsung pulang saja,” jawab Malik sopan. “Iya, Tante kami udah makan,” Lika juga ikut membalas ucapan Tante Lexa. “Beneran langsung pulang, Lik? Udah puas jalan-jalan sama Likanya?” ledek Tante Lexa. Malik tersipu malu di ledekin Tante Lexa.“Iya, Tante, Malik lansgung pulang saja,” sahut Malik.“Beneran?” Tante Lexa masih suka meledek Malik. Secara wajahnya memerah. Begitu juga dengan Lika. “Iya, Tante, Malik permisi dulu,” pamit Malik ke Tante Lexa. Di jawab Anggukkan oleh Tante Lexa.“Lika, aku pamit pulang dulu, ya?” Malik juga pamit ke Lika. “Iya, Hati-ha
Read more

Bab 88

“Magda kenapa kamu lebih memilih dia, dari pada aku yang benar-benar tulus mencintaimu?” lirih Malik. Hatinya sakit saat melihat wanita yang pernah dia cintai, seakan tak di hargai suaminya. “Aku ikhlas, kalau kamu nggak salah pilih. Semoga kamu bahagia dan semoga ini hanya perasaanku saja,” ucap Malik lagi. Perasaan Malik, Magda tertekan hidup dengan suaminya. Entah punya masalah apa sebelumnya, hingga Magda mendua. Meninggalkannya. Dan sampai detik ini, nama Magda belum sepunuhnya hilang dari hatinya.“Malik, kenapa kamu susah melupakan Magda? Padahal dia sudah jelas-jelas menyakitimu. Dia juga sudah menikah memiliki anak kembar. Move On Malik. Kamu pasti bisa melupakannya,” ucap Malik menyemangati dirinya sendiri. Kemudian dia beranjak dari kamarnya dan beranjak ke kamar mandi. Mebersihkan badan biar fresh........[Lika, gimana di panti betah?] tanya Mamanya dari seberang. [Betah, Ma] sahut Lika. [Papamu udah mendapatkan puskesmas baru untuk kamu kerja lagi, secepatnya kami je
Read more

Bab 89

“Mas, kok, aku kepikiran Lika, ya,” ucap Naila kepada suaminya. Toni. Seketika Toni mengerutkan keningnya.“Kenapa kepikiran Lika?” tanya Toni. Nayla mendesah.“Penasaran saja, bagaimana keadaannya, secara dia pernah menjadi teman terdekatku,” jawab Nayla. Nayla kesal sama Lika, tapi dia juga kasihan dengan Lika. Karena dia sebenarnya adalah korban dari ide busuk Juwariah. Cuma Lika juga salah. Kenapa dia mau. Harusnya nggak usah mau. Itu yang ada di pikiran Nayla.“Nggak usah mikirin Lika, Mas tahu Lika itu gimana, dia pasti udah dapat laki-laki lain,” jawab Toni santai. berbaring di sebelah istrinya.“Iya, Sih, Mas. Dia juga cantik dan berpendidikan, pasti banyak yang mau dengannya,” jawab Nayla, seraya memandang ke arah suaminya.“Udahlah nggak usah bahas Lika, udah bukan urusan Mas lagi,” ucap Toni kepada istrinnya.“Maaf,” sahut Nayla, seraya mengerucutkan bibirnya.“Kenapa minta maaf? Kamu nggak ada salah,” sahut Toni manis sekali kepada istrinya. Nayla tersenyum. Merasa sangat
Read more

Bab 90

Dia juga merasa, kalau selama ini Toni sudah banyak membantunya. Sudah sangat baik kepadanya. Jadi dia ingin adik iparnya ini bahagia dengan wanita yang dia cintai. Walau harus memberikan anaknya untuk kebahagiaan mereka. Karena dia sangat yakin, mereka bisa merawat dan menjaga anaknya dengan baik. Mungkin jauh lebih baik darinya.“Aku terharu melihat pengorbananmu, Dek. Sampai segitunya kamu memikirkan kebahagian adikku,” sahut Riko.“Sudahlah, Mas. Aku ikhlas, karena aku yakin, kalau kita berbuat baik, insyallah kebaikan akan selalu menghampiri kita. Dan besok anak kita juga akan di baiki orang,” jawab Rasti. “Iya, dek, aku juga percaya itu,” jawab Riko. Kemudian tangannya mengelus perut istrinya.“Sayang, maafkan kami, jika kamu lahir nanti, harus kami kasihkan ke Om dan Tante kamu. Karena kami sudah terlanjur janji. Semoga kelak, saat kamu dewasa, tidak membenci kami,” ucap Riko, masih mengelus perut istrinya, kemudian menciumnya.Rasti meneteskan air mata, ketika suaminya berkat
Read more

Bab 91

“Kamu kenapa, Lik?” tanya Tante Lexa kepada Lika. Dia perhatikan dari tadi Lika mondar mandir nggak jelas. Karena dari itu membuat Tante Lexa penasaran. Apa yang dia pikirkan?“Tante, Lika boleh minta tolong?” tanya Lika balik. Tante Lexa mengerutkan keningnya. Seraya menatap Lika dengan tatapan tajam. Lika memainkan ujung-ujung jarinya.“Duduk dulu! Mau minta tolong apa?” perintah dan tanya Tante Lexa lagi. Kemudian Lika menuruti perintah Tante Lexa untuk duduk. Mereka duduk bersandingan. Terlihat Lika lagi mendesah. Mengatur hatinya yang merasa nggak enak sebenarnya, mau ngomong ke Tante Lexa.“Hai, minta tolong apa, Sayang?” tanya Tante Lexa lagi, karena dari tadi Lika diam saja. Dan hanya sibuk dengan hatinya.“Ini Tante, haduh gimana cara ngomongnya, ya? Lika malu dan nggak enak sama Tante,” jawab Lika bingung dengan apa yang mau di katakan. Tante Lexa terdiam. Kemudian tersenyum mendengar jawaban dari Lika. “Jangan merasa nggak enak gitu sama Tante. Kalau Tante bisa membantu, p
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status