Ingin rasanya aku berteriak, untuk meluapkan kekesalan di hati ini. Hati ini terasa sesak dan mendidih. Kenapa mereka sangat bahagia. Sedangkan aku? ah, aku merasa duniaku semakin hancur dan menghitam. Nggak tahu kapan akan terlihat cerah lagi.“Hai, keluar yok, ngobrol sama Mama, Papamu,” ucap Tante Nova yang sudah menggunakan baju tidur.“Lika capek Tante, pengen istirahat, Tante saja yang keluar,” ucapku mencari alasan. Karena aku malas, gabung bersama merak.“Owh, gitu, yaudah, kamu istirahat besok bangun pagi, kita masak, Tante mau keluar dulu, ngobrol dulu bentar sama Mama dan Papamu,” sahut Tante Nova. Aku jawab dengan anggukkan.Besok harus bangun pagi dan masak? Mendengar kata itu saja membuatku sudah terbebani. Setahuku paginya nenek Rumana, masih malam menurutku. Aku terbiasa bangun jam enam, di sini hari bangun jam setengah lima. Mengerjakan semua pekerjaan rumah. Membayangkannya saja aku sudah merasa pusing dan mual.Kembali lagi ke Mas Toni dan Naila. Nggak tahu kenapa,
Baca selengkapnya