Home / Rumah Tangga / Nafkah yang Disunat Suamiku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Nafkah yang Disunat Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80

133 Chapters

Bab 71

.Kondisiku mulai membaik. Aku bisa beraktifitas dengan normal. Yah, meski sesekali masih terasa nyeri, tapi dengan minum obat dan memperbaiki pola makan, rasanya tak ada lagi keluhan yang berarti.Aku tak lagi menemukan paket misterius, setelah kejadian hari itu. Pun tak pernah melihat keberadaan Mas Mirza di sekitarku aku berharap, ia benar-benar menjauh. Namun, di sisi lain, ada ruang yang kembali kosong di sudut hati. Aku kehilangan dengan sosoknya.Hampir tak percaya jika aku bisa memiliki rasa kehilangan seperti ini. Sudah kubangun benteng sekuat tenaga dan segenap kemampuan, tapi, nyatanya aku tak berhasil juga. Aku harap, perasaan ini tak akan bertahan lama.Hari-hari kujalani seperti biasanya, sibuk di toko dan juga di warung sambil momong kedua anakku. Aku sangat bersyukur, mereka tumbuh sehat, juga mau mengerti kondisi ibunya ini, yang harus berperan ganda. Tak hanya jadi ibu yang penuh kasih sayang, tapi juga sebagai Ayah yang bertugas mencari nafkah
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

Bab 72

Kuaminkan ucapan Pak Hanan. Ada rasa bangga, sebab masakanku diminati oleh karyawan di tempat beliau bekerja."Ya sudah … kami pamit. Besok saya ke sini buat ambil pesanan nasi, sebelum jam istirahat seperti biasa ya, Bu Lisa?" ujar Pak Hanan lagi."Baik Pak.""Bu Lisa, kami pamit, ya, assalamu'alaikum," pamit sang istri."Wa'alaikumsalam," jawabku, lantas melepas kepergian mereka.Pak Hanan terlihat menggandeng istrinya dengan mesra, sambil berbicara entah apa. Lantas keduanya menghilang di balik pintu mobil yang telah ditutup.Entah kenapa aku ikut senang melihat pasangan ini. Istri cantik dan suami tampan, murah hati lagi. Tak jarang kedua anakku dibawakan cemilan saat Pak Hanan mengambil pesanan. Kabarnya, ia tau dengan usaha catering ini dari mengunjungi pameran beberapa waktu yang lalu.Aku mengernyitkan kening saat sang istri kembali ke sini, sementara sang suami sudah tak terlihat lagi."Maaf,
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

Bab 73

"Sah!"Riuh suara para saksi, memenuhi udara di dalam masjid ini. Pun menggetarkan hati, hingga pandanganku terhalang oleh kaca-kaca bening. Mulai saat ini, aku telah resmi menjadi seorang istri dari seorang lelaki bernama Muhammad Mirza. Tanggung jawab atasku telah berpindah pada lelaki yang kini resmi menjadi suami.Tepatnya suami kedua bagiku, sekaligus ayah sambung bagi kedua anakku. Dialah lelaki yang telah berhasil merebut hati anak-anak, lalu hatiku.Setelah mempertimbangkan dan melalui banyak hal, aku akhirnya menerima pinangan Mas Mirza. Juga berdasarkan petunjuk yang kudapat setelah istikharah di sepertiga malam.Dia yang tak pernah lelah meyakinkan, dia yang tak pernah menyerah pada penolakan demi penolakan yang kulakukan. Dia juga yang selalu ada belakangan ini. Tak hanya untukku, tapi juga untuk kedua anakku.Bukan waktu yang sebentar bagiku, untuk bisa membuka hati. Dukungan demi dukungan dari keluarga dan kerabat
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

Bab 74

"Sekarang kamu telah menjadi istriku, saya harap bisa melakukan yang terbaik untukmu. Katakan jika kamu butuh sesuatu, ya?" pintanya, saat kami mulai tinggal di rumah bernuansa abu."Bagaimana dengan usaha cateringku? Bolehkah, aku tetap menjalankannya?" tanyaku ingin tau. Meski kami pernah membahas ini sebelum pernikahan terjadi, aku ingin memastikan sekali lagi, bahwa ia memegang ucapannya."Tidak masalah. Lanjutkanlah apa yang sudah kau mulai dan kau rintis. Aku tetap mendukung. Tapi ingat, jangan memforsir diri, karena aku tak mau, istriku terlalu lelah mencari rupiah, sedangkan aku mampu mencukupi kebutuhannya," ujarnya sungguh-sungguh.Mendengar ucapannya, hatiku diliputi kelegaan luar biasa. Aku menganggap ini sebagai bentuk perhatian dan tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kuucapkan terima kasih atas ketulusannya.Ia telah menjelma sebagai sosok ayah yang dicintai Arsy dan Arkan dalam waktu singkat. Pun menjadi suami yang me
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

Bab 75

POV AriAku pikir, setelah menuruti permintaan Mama, hidupku akan lebih baik.Bagaimana tidak. Selain berwajah cantik, istriku itu juga sangat pandai mencari mitra yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Citra cantik jelita, kulitnya sungguhlah halus dan terawat. Tak ada sedikitpun noda di wajahnya, apalagi jerawat.Tak henti aku mengagumi ciptaan Tuhan yang kini telah halal untuk kusentuh. Ia begitu sempurna dan sangat memanjakan mata. Tak ada rasa bosan sedikit pun untuk sekedar memandangi wajahnya. Kulit yang bersih, hidung tak mancung, tapi juga tak pesek, bibir terbelah, cekungan kecil di kedua pipi, ditambah gigi gingsul, kian menambah manis wajah istriku.Demikian pula dengan masakan yang ia sajikan. Bermacam lauk mulai opor ayam hingga rendang, semua bisa ia kerjakan.Tentu hal ini membuat lidah sangatlah dimanjakan. Tak seperti saat beristri Lisa, yang masakannya selalu dicela Mama, Citra justru mendapat pe
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

Bab 76

"Mau ambil uang di dompet kamu. Gimana, sih, kamu, Ri. Udah Mama bilang mama butuh bayar arisan, nggak banyak kayak biasanya. Cuma dua juta!"Selesai berucap, Mama mulai menggeledah isi dompet. Tapi ada daya, beliau tak menemukan apa pun di sana, kecuali uang dollar yang kusimpan sebagai kenang-kenangan bahwa aku pernah menginjakkan kaki ke negri paman Syam."Kok kosong, Ri? Kamu taruh di mana uang kamu? ATM kamu juga nggak ada, cuma kartu apa ini? Nggak guna!" seru Mama. Dompet ia lemparkan ke kursi.Dihembuskan napas kasar, lantas menatapku tajam. Mau tak mau aku harus menjawab pertanyaan Mama, supaya pintu surgaku tak kian murka."M-maaf, Ma. ATM Ari, dipegang sama Citra. Ari cuma dikasih buat beli bensin dua ratus ribu," jawabku apa adanya. Ah, bahkan baju atasan yang dikenakan oleh istriku jauh lebih mahal dari jatah uang bensinku.Mama kian melotot tajam, seakan tak percaya dengan yang baru saja ia dengar. Pasrah sajalah, pasrah.
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

Bab 77

Perseteruan Mama dan Citra membuatku tak bisa konsentrasi dalam bekerja.Terngiang selalu ucapan Mama yang mengucapkan kata sakti jika aku tak menuruti keinginannya. Durhaka.Satu kata yang bisa membuat nyaliku ciut seketika. Kata yang membuat isi kepala memberi instruksi supaya patuh tanpa tapi, pada beliau yang pernah bertaruh nyawa demi hadirnya aku di alam fana ini.Satu kata yang paling ditakuti, sebab bisa celaka diri ini. Hingga apa pun yang beliau pinta, diri ini berusaha mewujudkan sepenuh hati. Tak peduli meski mengorbankan perasaan istri.Bagiku, Mama lah nomer satu. Pintanya adalah di atas segala pinta. Termasuk besarnya gaji bulananku untuk beliau pegang seutuhnya. Lagi.Demikian halnya Citra, perempuan yang teguh pendirian. Ia tak bergeming sekalipun Mama memaksa hendak kembali mengambil alih kendali keuangan.Disadari atau tidak, aku berada di antara dua wanita keras kepala, yang keduanya berpendirian sam
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 78

Pandanganku teralihkan, dari Budi yang kini berbalik arah untuk kembali ke sini, pada Amran yang duduk di sudut ruang. Memang mejanya di pojokan sih, dia. Tapi, kenapa tuh, si Arman, pakai melotot segala?Aku menaikkan alis, bertanya melalui sorot mata."Lu ngapain teriak-teriak? Lu pikir ini hutan?" tanya Amran beruntun. Ketus sekali.Ia menepuk-nepuk dadanya yang naik turun. Napasnya terlihat memburu."Aduh … sorry bro. Ini, ada perlu sama Budi, mumpung belum jauh dia," jawabku asal. Merasa bersalah juga melihat dia memegang dada dengan wajah dan mata membeliak lebar seperti itu.Hufh, untung saja ia tak punya penyakit jantung. Bisa pingsan dia dengar teriakanku barusan."Iya, Mas, ada perlu sama saya?" tanya Budi yang telah kembali berada di depanku.Memang sigap dia. Baru dipanggil sudah langsung balik aja. Pantas saja dia disayang sama para pekerja, sebab rajin dan juga patuh luar biasa. Diminta ke luar bu
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 79

Seperti rencana kemarin, hari ini aku ijin setengah hari kerja.Semua dilakukan demi kembalinya kartu ATM. Tak kubicarakan ini pada Citra. Inginku biar jadi kejutan saja.Sudah terbayang aku bisa membelanjakan uang sendiri, seperti selama ini. Aku tak mau kelaparan lagi seperti hari kemarin demi menghemat uang dua ratus ribu yang ia berikan untukku.Surat keterangan hilangnya kartu telah kukantongi. Segera saja aku menuju bank yang tak jauh dari kantor polisi.Ternyata benar kata Arman dan Budi, kalau syaratnya lengkap, maka proses pun cepat. Terlebih aku hanya perlu ke customer service, jadi, tak perlu lama menunggu antrian di bangku yang berderet di depan teller.Satpam yang berjaga di depan pintu menunjuk kursi di mana aku akan segera dilayani, setelah mengambil nomer antrian."Ada yang bisa saya bantu, Pak?" sapa sang customer service, yang wajahnya sesaat membuatku teringat pada salah satu pemain FTV. Nadya Almira."Ada, Mbak. Ini, kartu ATM saya hilang," ujarku, dusta. Ini yang k
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more

Bab 80

Kuperhatikan lagi kemasan kotak persegi di atas mejaku, mencari informasi lain yang mungkin terhubung dengan mantan istriku jika benar ini dari catering yang ia kelola.Nah, ketemu juga nomer ponsel yang tertera di bawah tulisan Lisa catering. Deretan angka itu … benar itu nomer Lisa. Ia memang tak pernah mengganti nomernya.Jika demikian, maka keuntungan yang ia dapat pasti lah besar. Sebab karyawan di sini berjumlah ratusan.Ah, Lisa. Jadi kangen kamu, kan, jadinya. Coba dulu kita nggak pisah. Kan Mas Ari bisa ikut mengelola catering kamu. Ikut menikmati hasilnya juga..Rasa rindu, membuatku melajukan sepeda motor ke tempat tinggal mantan istri dan kedua anakku.Sebelum pergi seminggu ke Solo, ingin rasanya bertemu dan bermain dengan kedua anakku meski hanya sebentar.Terlebih lagi, setelah menikmati beberapa kudapan dari catering mantan istriku. Tak pernah menyangka sebelumnya, kalau Lisa yang dulu selalu dicela oleh Mama, kini justru mengembangkan sayap di bidang kuliner.Jika du
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status