"Mau ambil uang di dompet kamu. Gimana, sih, kamu, Ri. Udah Mama bilang mama butuh bayar arisan, nggak banyak kayak biasanya. Cuma dua juta!"Selesai berucap, Mama mulai menggeledah isi dompet. Tapi ada daya, beliau tak menemukan apa pun di sana, kecuali uang dollar yang kusimpan sebagai kenang-kenangan bahwa aku pernah menginjakkan kaki ke negri paman Syam."Kok kosong, Ri? Kamu taruh di mana uang kamu? ATM kamu juga nggak ada, cuma kartu apa ini? Nggak guna!" seru Mama. Dompet ia lemparkan ke kursi.Dihembuskan napas kasar, lantas menatapku tajam. Mau tak mau aku harus menjawab pertanyaan Mama, supaya pintu surgaku tak kian murka."M-maaf, Ma. ATM Ari, dipegang sama Citra. Ari cuma dikasih buat beli bensin dua ratus ribu," jawabku apa adanya. Ah, bahkan baju atasan yang dikenakan oleh istriku jauh lebih mahal dari jatah uang bensinku.Mama kian melotot tajam, seakan tak percaya dengan yang baru saja ia dengar. Pasrah sajalah, pasrah.
Last Updated : 2022-10-31 Read more