All Chapters of Pembalasan dari Istri yang Tersakiti: Chapter 71 - Chapter 80

150 Chapters

Bab 71. Pak Danu Datang

Tanpa Arini tahu, Pak Danu menyusulnya ke pesta Arman. Beliau mengamati dari samping, tepat di tempat pemandu acara berada. Semua tamu undangan tanpa terkecuali menoleh ke arah sumber suara. "Papa!" pekik Sarah. Tangannya menutup mulut karena terkejut. "Mas Danu!" Ibu Wati juga tidak kalah terkejutnya. Pak Danu berjalan ke arah Arini. Setelah dekat, Arini menghampiri Pak Danu dan mencium punggung tangan papa kandungnya itu. Sarah dan Ibu Wati saling berpandangan ketika melihat hal itu.  "Oh ... jadi ini alasan Papa tidak hadir di pernikahanku? Karena perempuan j*Lang ini telah merayu Papa?" seru Sarah. Amarah memenuhi dadanya ketika mendapati papa tirinya kenal dengan Arini. "Apa?! Mas Danu ada hubungan apa dengan Arini?" Ibu Wati menghampiri suaminya itu dan memukuli dada Pak Danu. "Gak nyangka aku, Mbak ... ternyata setelah pergi dari rumah, kamu jadi
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Bab 72. Kejadian Tak Terduga

"Papa bohong! Gak mungkin anak gemb*l ini anak Papa! Sejak kapan Papa punya anak perempuan?" teriakan Sarah makin tak terkendali. Tangannya berusaha mencengkeram tangan Arini. Namun, berhasil dicegah oleh Joni. "Jangan menutupi aibmu dengan alibi kalau dia anakmu, Mas! Mengaku saja sekarang!" ucap Ibu Wati geram.  Pak Danu menyunggingkan senyuman. Merasa menyesal telah menikahi ular berwujud manusia itu. "Tunggu saja, aku akan menceraikanmu secepatnya!" ucap Pak Danu sebelum berlalu. Ibu Wati terpaku mendengar kata cerai. Namun segera dia tersadar dan mengejar Pak Danu. "Tolong jangan ceraikan aku, Mas! Tolong!" pinta Ibu Wati memelas. Beliau bersimpuh di kaki Pak Danu. "Bu ... jangan jatuhkan harga dirimu, Bu! Bangun, Bu!" Sarah membantu Ibunya untuk berdiri. "Biarkan saja kalau Papa memang mau menceraikan Ibu. Sarah tidak yakin kalau Arini itu anak kan
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Bab 73. Ke Dokter

Tak bisa diungkapkan lagi kebahagiaan yang Indah rasakan. Sahabatnya sudah bertemu dengan orang tua kandungnya. Terlebih lagi, ternyata orang tua kandung Arini juga merupakan teman dari papa mertuanya.Selama di Bali, Pak Danu dan Arini banyak menghabiskan waktu berdua untuk bercerita tentang siapa Arini sebenarnya dan kenapa bisa mereka berpisah. Sedangkan Indah, dia memilih untuk beristirahat di dalam kamar. Rasa sakit dan lelah yang teramat sangat mendera tubuhnya. Namun, Indah berusaha untuk menutupi itu dari suami dan juga Arini. Indah tak mau membuat semua orang yang ada disekitarnya khawatir akan kondisinya.Beberapa waktu sebelumnya, Indah merasakan sakit yang teramat sangat pada area perutnya. Rasanya seperti tertusuk ratusan jarum dan bagai dihantam batu yang besar. Bahkan, untuk berjalan saja rasanya Indah tak mampu."Kenapa semakin lama semakin terasa sakit seperti ini, ya?" tanya Indah pada dirinya sendiri. Saat itu dirinya tengah berada di dalam ruang kerjanya.Saat itu
last updateLast Updated : 2022-08-29
Read more

Bab 74. Pemeriksaan Lengkap

Saat tiba giliran Indah, dia langsung dipersilahkan masuk oleh perawat pendamping dokter. Sebelumnya, Indah sudah menyerahkan kertas yang diberi dokter umum kepada perawat yang memeriksa tensi dan juga berat badan. "Mohon maaf, Ibu Indah ... bersediakah Ibu Indah melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyakit yang Ibu derita?" Dokter Enny langsung pada pokok inti permasalahan. "Memang ada hal serius yang menimpa saya, Dok?" tanya Indah. Raut wajahnya terlihat sangat khawatir. "Kami belum bisa memastikan, Bu. Maka dari itu, jika Ibu bersedia, kami akan memastikannya terlebih dahulu sebelum memberitahu pada Ibu," jelas Dokter Enny. "Kalau begitu, saya ikut saran Dokter saja!" jawab Indah pasrah. Hari itu juga Indah melakukan serangkaian pemeriksaan yang melelahkan. Indah pun sampai rumah sudah malam.  "Kamu dari mana, Sayang? Dari tadi Mas hub
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

Bab 75. Kondisi Indah

Dokter Enny menyarankan untuk kemoterapi. Namun, Indah masih berpikir untuk melakukannya. Saat itu Indah masih fokus pada pekerjaan dan juga masalah Arini. Jadi, Indah memilih menunda pengobatan sampai hasil tes DNA Pak Danu dan Arini keluar. *****Setelah hasil tes DNA keluar, Indah dan Pak Danu berencana memberi kejutan pada Arini. Indah mengusulkan untuk memberinya kejutan di Bali, agar lebih berkesan. Dengan sedikit berbohong, akhirnya Arini mau menerima ajakannya untuk berlibur ke Bali. Suaminya pun juga turut ikut serta. Di Bali mereka bersenang-senang. Namun, karena kondisi Indah yang saat itu sedang tidak baik, membuat Arini dan Firman curiga kepadanya. Sekali lagi Indah berbohong dan mereka pun percaya. Sampai pada akhirnya, kejutan untuk Arini berjalan dengan lancar dan berakhir dengan kebahagiaan. Sepulangnya dari Bali, kondisi Indah semakin drop. Tiba-tiba Indah pingsan saat akan m
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

Bab 76. Setia Mendampingi

Indah merasa tidak memiliki semangat hidup lagi. Harapannya untuk memberikan keturunan pada suaminya telah pupus. Kalau pun kankernya sembuh, belum tentu pula dia bisa hamil seperti perempuan-perempuan lain. Firman tak tahan melihat kesedihan istrinya. Hampir setiap hari Firman mencoba menghibur dan menyemangati Indah. Tanpa Indah sadari, Firman mencari dokter yang bisa membantu istrinya itu. "Apa ada peluang istri saya sembuh, Dok?" tanya Firman saat menemui Dokter Agung—dokter senior di rumah sakit tempat dia bekerja. "Saya tidak bisa memastikannya, Dok. Tapi ... kita bisa mengusahakan agar kankernya tidak menyebar lebih luas lagi. Tentu saja itu juga harus dari kemauan pasien sendiri untuk sembuh," jelas Dokter Agung. "Semangat dari keluarga dekat dan juga tekad dalam diri pasien itu, pengaruhnya sangat besar," tambah Dokter Agung. "Saran saya, Istri Dokter Firman segera
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Bab 77. Quality Time

Malam itu pun mereka makan malam bersama. Bukan restoran mewah yang mereka pilih, melainkan lesehan kaki lima yang rasa masakannya tidak kalah enak dari restoran-restoran ternama. Selama makan, pandangan Firman tak pernah lepas dari Indah. Dalam hatinya bertekad, tak akan meninggalkan wanita yang dicintainya itu apapun yang terjadi. "Jangan dilihatin terus begitu, Mas! Malu!" protes Indah uang yang menyadari sikap suaminya itu. "Kenapa malu? Emang gak boleh, Mas ngelihatin istri sendiri?" keluh Firman. Indah pun tertawa kecil melihat bibir Firman yang sedikit lebih maju karena merajuk. "Kamu itu memang gak pernah berubah, Mas!" kata Indah. Mereka pun melanjutkan makan dalam suasana yang bahagia. *****Akhir pekan pun tiba. Firman dan Indah sudah bersiap untuk liburan di salah satu tempat wisata di satu kota yang sama dengan tempat tinggal mereka.  
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Bab 78. Permintaan Indah

"Aku hanya mencintaimu! Dan selamanya akan tetap begitu! Istri satu, yaitu kamu! Tak akan pernah ada yang lain! Titik!" sambung Firman.  "Tapi Mas ... sakit Indah parah dan juga tak ada lagi harapan untuk kita mendapat keturunan, Mas!" iba Indah. "Indah mohon, Mas! Turuti kemauan Indah ini," tambah Indah. "Gak! Gak akan pernah!" Firman tetap pada pendiriannya. Baginya, menikah itu satu untuk selamanya. Istrinya masih hidup, jadi tidak mungkin dia bisa menikah lagi. "Please, Mas!" Indah terus saja memohon pada Firman. Helaan nafas berat terdengar dari mulut Firman. "Baiklah! Mas akan turuti keinginanmu, asalkan ..." ucap Firman menggantung. "Asalkan apa, Mas?" tanya Indah. "Asalkan kamu mau mengikuti kemoterapi!" kata Firman. Indah yang mendengar itu menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu, Mas juga tak akan menuru
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Bab 79. Rasa Syukur

Arini masih tak percaya kalau dia anak pengusaha dan pebisnis sukses seperti Pak Danu. Entah nasib baik dari mana hingga akhirnya membawanya sampai di sini. Tak henti-hentinya Arini mensyukuri nikmat Allah SWT yang diberikan kepadanya.Pak Danu—papa kandungnya—meminta Arini untuk langsung tinggal bersama dirinya. Arini tahu kalau Pak Danu itu papa tirinya Sarah. Namun, Beliau sudah sedikit banyak menjelaskan status mereka. Arini pun baru tahu juga kalau sebenarnya, Ibu Wati dulunya hanya pembantu di rumah Pak Danu."Pa, tapi mana Arini jangan diganti, ya? Semoga Papa tidak keberatan, karena nama ini pemberian Bapak dan Emak. Tanpa Beliau berdua, mungkin Arini sekarang tidak akan ada di depan Papa," mohon Arini. Sebelumnya, Pak Danu berencana untuk mengubah nama Arini dengan namanya saat kecil dulu, Alea.Pak Danu tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang gak apa-apa! Kamu masih hidup dan sehat seperti ini saja, Papa sudah sangat bersyukur!" "Alhamdulillah! Terima kasih, Pa!" ucap Arini
last updateLast Updated : 2022-09-02
Read more

Bab 80. Diminta Kuliah Lagi

Pak Danu dan Arini sekarang berada dalam mobil yang sama. Mereka akan makan siang di restoran milik Pak Danu yang dikelola Sarah. Selain makan siang, Pak Danu juga akan mengenalkan Arini pada semua pegawai di sana. Dan, memberitahukan bahwa Arini yang akan mengambil alih pengelolaan restoran."Nak, sebaiknya kamu ambil kuliah lagi di luar negeri, ya?" tawar Pak Danu pada Arini."Kenapa mesti di luar negeri, Pa? Bukankah di dalam negeri juga banyak universitas-universitas yang bagus?" protes Arini. Arini enggan untuk berpindah negara. Baginya, Indonesia tetaplah tempat ternyaman untuk Arini tinggali."Ya ... itu kalau kamu mau. Kalau kamu maunya kuliah di sini, Papa juga tidak keberatan, Nak," jawab Pak Danu bijak. Arini mengulas senyum pada papanya itu."Alhamdulillah! Iya, Pa ... Arini mau kok kuliah. Tapi, kuliah di sini saja!" kekeh Arini.Anak dan Ayah itu kembali melanjutkan obrolannya dengan sesekali tawa terdengar dari mereka. Orang yang melihatnya pun akan merasa iri dengan ke
last updateLast Updated : 2022-09-02
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status