Semua Bab Pembalasan dari Istri yang Tersakiti: Bab 81 - Bab 90

150 Bab

Bab 81. Kehidupan Baru Arini

"Ada, Mbak. Mari, silahkan masuk!" ujar pembantu itu."Silahkan duduk, Mbak! Mau minum apa, Mbak?" tanyanya."Terserah, Bi!" jawab Arini. Setelah ART Indah membawakan minuman untuknya, Indah pun turun dari lantai atas. Arini menangkap ada sesuatu yang aneh dari Indah. Wajahnya tidak sesegar dulu."Apa Indah sakit, ya?" batin Arini."Maaf, Ar, sudah buat kamu menunggu!" ucap Indah."Ah gak apa-apa. Aku juga belum lama kok, Ndah," respon Arini."Kamu sakit, Ndah?" tanya Arini. Sedari tadi pandangan Arini tak pernah lepas dari wajah Indah."Enggak, Ar! Kecapekan mungkin. Soalnya dua hari kemarin aku sama Mas Firman liburan bareng, Ar," sahut Indah."Oalah ... pantesan ya kemarin aku telepon gak langsung diangkat! Rupanya sedang pacaran toh," ledek Arini. Indah pun tertawa kecil mendengar ledekan Arini. Tangannya meninju pelan lengan Arini.Mereka berdua terlibat obrolan yang seru. Arini bersemangat menceritakan kehidupan barunya. Tak lupa pula, Arini mengucapkan terima kasih pada Indah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-02
Baca selengkapnya

Bab 82. Kalang Kabut

Kondisi Salma kalang kabut. Raut mukanya menegang setelah menerima pesan dari tetangganya. [Aku lihat suamimu pergi dengan pembantu di rumah ibumu.] Begitu bunyi pesan yang dikirim tetangga sebelah rumah Ibu Ida. Tak lupa pula, sebuah foto dikirimkan pada Salma agar percaya dengan ucapannya. Tanpa pikir panjang, Salma keluar dari hotel tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu. Menggunakan taksi yang ada di depan hotel, Salma bergegas menuju rumahnya.  Sepanjang perjalanan, Salma berusaha menghubungi Doni. Namun, beberapa kali mencoba, nomor Doni selalu tidak aktif. Tak hilang akal, Salma juga menelepon Tuti. Lagi, nomor Tuti pun sama tidak aktif. "Apa benar kalian bersama?" kata Salma dalam hati. Setelah sampai di rumah, Salma langsung masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya. Tempat pertama yang dia tuju adalah lemari. Saat membukanya, tubuh Salma terkulai lemas karena menda
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-03
Baca selengkapnya

Bab 83. Minta Uang Lagi

 Ibu Ida pun berjalan ingin menemui menantu barunya itu. Salma dan Bela mengikuti dari belakang. "Man! Sarah!" Ibu Ida mengetuk pintu kamar Arman. Di dalam kamar, Sarah terduduk di ranjang seorang diri. Arman yang sedari tadi di kamar mandi tak kunjung keluar. "Sarah! Buka pintunya! Ibu mau bicara sebentar," ucap Ibu Ida lagi dengan masih mengetuk pintu kamar Arman. Sarah pun berjalan perlahan dan membuka pintu kamar. Terlihat Ibu Ida, Salma dan Bela di depan pintu. "Ada apa, Bu?" tanya Sarah. "Arman mana?" Ibu Ida celingukan mencari keberadaan Arman. "Dari saat kita sampai di rumah, Mas Arman ada di kamar mandi dan belum keluar sampai sekarang, Bu," jawab Sarah. "Lho ... kamu gak coba ketuk pintu kamar mandinya?" Sarah menggeleng. Karena dia pun masih kelelahan, jadi tak sampai berpikiran sampai sana. "B
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-03
Baca selengkapnya

Bab 84. Kabar Tuti dan Doni

Mereka beramai-ramai membopong tubuh Tuti dan Doni untuk dimasukkan ke dalam pick up. Sampai di UGD, mereka berdua mendapat perawatan dari dokter. Warga yang mengantar menyerahkan sepenuhnya kasus itu pada polisi. Mereka siap memberikan keterangan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Tanpa pendampingan dari siapapun, Tuti dan Doni dirawat. Tuti membutuhkan donor darah beberapa kantung, karena dia kehilangan banyak darah. Luka tusukannya itu mendapat puluhan jahitan.  Sedangkan Doni, tulang rusuknya patah akibat tendangan dan juga injakan dari pelaku. Kondisinya tak kalah miris dari Tuti. Wajahnya lebam penuh dengan luka. Pelaku yang tertangkap berusaha melarikan diri saat polisi akan membawanya. Luka di sekujur wajahnya tak dihiraukan lagi. Entah kekuatan dari mana, dia lari sekuat tenaga. Tembakan peringatan dari polisi tak dipedulikan. Dorrr! Satu tembakan tepat mengenai tubuh p
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-03
Baca selengkapnya

Bab 85. Menemui Firman

Arini pulang dari rumah Indah dengan perasaan hancur. Di saat dirinya bahagia karena bertemu dengan orang tua kandungnya, Indah harus menerima kenyataan pahit dengan kondisinya. Permintaan Indah selalu terngiang di telinga Arini. "Menikah dengan Dokter Firman? Mana mungkin!" batin Arini.Tak ada niat sedikitpun di hati Arini untuk menjadi orang ketiga di rumah tangga sahabatnya itu. Walaupun, Indah sendiri yang memintanya. Masih ada trauma dengan pernikahan yang di dalamnya ada orang ketiga.Tangannya mengambil ponsel yang berada dalam tasnya. Arini mencari informasi tentang kanker dari internet. Mencoba membantu Indah agar penyakitnya itu bisa sembuh.Senyum terkembang di bibir Arini kala membaca ada kemungkinan kanker yang di derita Indah bisa sembuh. "Bang, kita ke rumah sakit ****, ya!" perintah Arini pada sopirnya. Bertemu dengan Firman dan berbicara empat mata harus dia lakukan."Baik, Mbak!" jawab Joni. Ya, Joni ditugaskan oleh Pak Danu untuk mengawal sekaligus menjadi sopir
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-05
Baca selengkapnya

Bab 86. Penjelasan Firman

Kebetulan Arini datang ke tempat kerjanya. Jadi, Firman tak perlu menemuinya. Ada hal penting yang ingin Firman sampaikan kepada Arini."Ada apa? Kenapa kamu sampai repot-repot datang kemari, Ar?" Firman terlihat basa-basi dengan Arini."Langsung aja ya, Mas. Arini mau tanya, apa Mas Firman tahu, Indah sakit?" tanya Arini. Matanya tak lepas menatap Firman. Terdengar helaan nafas berat, sebelum akhirnya Firman mengangguk."Dan Mas gak melakukan apapun?" Arini menggelengkan kepalanya."Bukan begitu, Ar! Kamu tahu sendiri, kan, Indah seperti apa?" Dari nada bicaranya, Firman terlihat putus asa."Maksud, Mas?" Mata Arini memicing melihat Firman. Mukanya menjadi kusut dengan perkataan Arini."Indah mau kemoterapi asalkan —" Firman tak sanggup melanjutkan perkataannya. Berat rasanya mengatakan permintaan Indah pada Arini. "Apa Mas Firman diminta Indah untuk menikahiku? Iya?!" tebak Arini. Arini paham sekali sifat Indah. Sudah pasti Indah melakukan hal itu."Ka—mu sudah tahu?" tanya Firman
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-05
Baca selengkapnya

Bab 87. Pertemuan Tak Terduga

Ketika hendak berbalik, tanpa sengaja Arini melihat seorang wanita yang sangat dia kenal terbaring di ranjang. Posisi ranjang uang dekat dengan pintu, membuat Arini melihatnya dengan sangat jelas. Mata wanita itu terpejam. Matanya membulat dan tubuhnya terasa kaku saat melihat wanita itu. Wanita yang selama ini sangat membencinya dan sering kali menerornya. "Bude Jamilah?!" lirih Arini.Sedikit ragu, Arini melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Masih ada seorang dokter dan dua perawat yang memeriksa Bude Jamilah."Permisi, Dok! Maaf mengganggu! Boleh saya bertanya?" Arini memberanikan diri mendekat. Dokter dan perawat itu langsung menoleh pada Arini."Ya! Ada yang bisa saya bantu?" respon Dokter yang bernama Lukman itu."Kalau boleh tahu, Ibu ini kenapa, Dok?" tanya Arini. Arini melihat wajah dan juga tubuh bagian atas Bude Jamilah seperti terbakar. Wajahnya melepuh sebagian dan tangan serta dadanya juga melepuh."Ada Anda mengenal Ibu ini?" Dokter itu malah bertanya balik pada Arini
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-05
Baca selengkapnya

Bab 88. Arman Sadar

Kehadiran Arini di pesta pernikahannya dengan Sarah, membuat Arman semakin sadar akan kesalahannya di masa itu. Pikirannya tak pernah mengerti, bagaimana bisa dia berpaling dari istrinya itu.Arini yang tak pernah banyak menuntut padanya, yang selalu patuh padanya dan selalu membuatnya bahagia. Namun, Arini yang seperti itu sudah tak ada lagi. Kenangan dan bayangan itu, kini hanya tinggal masa lalu.Sempat terjadi insiden kecil di pestanya itu. Namun, hal itu tak mampu mengalihkan pandangan dan pikirannya pada Arini. Sebuah rahasia besar juga terungkap di hari itu. Arini ternyata anak Pak Danu, yang Arman kira papa kandung Sarah.Biarpun Arman belum pernah bertemu, tapi Ibu Wati pernah sekali video call dengan Beliau saat mereka membicarakan tanggal pernikahan. Arman menatap surat yang Arini berikan. Gugatan cerai dari Arini tidaklah main-main. Dua hari setelah acara pernikahan ini, Arman harus menghadiri sidang pertama."Arini, maafkan aku! Maafkan aku!" batin Arman saat melihat tubu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-07
Baca selengkapnya

Bab 89. Putus Asa

"Man! Buka, Man! Kamu di dalam, kan?" Ibu Ida tetap menggedor-gedor pintu kamar mandi."Sarah, dari tadi Arman begini?" tanya Ibu Ida dengan perasaan khawatir."Sejak kita tiba di rumah, Bu," jawab Sarah enteng."Kenapa kamu gak bilang ke Ibu? Kalau ada apa-apa sama Arman di dalam bagaimana?" bentak Ibu Ida. Sarah menundukkan kepalanya."Bel, cepat cari bantuan ke tetangga buat dobrak pintu ini!" perintah Ibu Ida. Tanpa menjawab, Bela langsung keluar dan mencari bantuan.Tak butuh waktu lama, Bela kembali bersama Pak RT dan juga dua orang warga lainnya. Bela memang langsung ke rumah Pak RT yang kebetulan hanya selisih dua rumah dengan rumahnya."Ada apa, Bu?" tanya Pak RT saat berada di kamar Arman. Terlihat Ibu Ida dan Sarah mondar mandir sambil sesekali memanggil Arman. Sedangkan Salma, dia hanya terpaku dengan tatapan kosong."Tolong dobrak pintu ini, Pak RT! Arman dari tadi ada di dalam tapi tidak mau keluar. Saya sudah coba memanggilnya, tapi tak ada jawaban. Saya takut Arman ken
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-07
Baca selengkapnya

Bab 90. Arman Kenapa?

Sementara itu, Salma dan Bela ada di rumah. Mereka berdua terdiam cukup lama. Hingga ada suara ketukan yang membuat lamunan mereka terpecah.Tok! Tok! Tok!Salma dan Bela beradu pandang. Kedua mencoba menerka siapa yang datang ke rumahnya. Belum juga terjawab, suara gedoran pintu terdengar lagi. Kali ini lebih keras dari sebelumnya, membuat Salma dan Bela ketakutan."Mbak, kamu saja yang lihat!" kata Bela."Mbak takut, Bel. Kamu saja, ya?" jawab Salma."Bela juga takut, Mbak! Mana kita sekarang cuma berdua, kan?!" tutur Bela."Ya sudah kalau begitu, kita diam saja. Nanti orangnya kalau sudah capek pasti akan pergi sendiri," usul Salma. Bela pun mengangguk. Benar saja, tak lama setelah itu, suara gedoran pintu sudah tak terdengar lagi.Ibu Ida dan Sarah terlihat tidak tenang. Wajahnya tegang dan juga hatinya was-was. Tak lama, Dokter yang memeriksa Arman keluar dan menghampiri mereka."Dengan keluarga Pak Arman!" kata Dokter yang bernama Rehan."Ya, Dok! Saya ibunya dan ini istrinya,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status