Semua Bab Pembalasan dari Istri yang Tersakiti: Bab 101 - Bab 110

150 Bab

Bab 101. Luapan Hati Arini

Jadilah hari itu, Arini meluapkan semua yang dia rasa. Bukan untuk membuat Indah hilang semangat, tapi ... justru membangkitkan semangat Indah yang sudah hilang. Indah begitu meresapi apa yang Arini katakan. Betapa egoisnya Indah saat meminta Firman dan Arini menikah! Bukan hanya menyakiti diri Indah sendiri. Tetapi ternyata itu juga menyakiti hati Firman dan juga Arini. "Maafkan aku, ya, Ar! Aku terlalu egois!Aku tidak memikirkan perasaan kalian. Maafkan aku!" Indah menangis tergugu memeluk Arini. Arini mengusap pelan punggung sahabatny itu. Membiarkannya meluapkan semuanya lewat tangisan. Saat isakannya agak reda, baru Arini merenggangkan pelukannya. "Sudah agak baikan? Sekarang kamu tahu, kan, apa yang aku dan Mas Firman rasakan? Jadi stop memikirkan hal itu, ya, Ndah! Kalian berhak bahagia! Dan aku yakin Allah akan menyembuhkanmu, selama kamu mau berusaha," Arini memberi wejangan lagi pada Indah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-14
Baca selengkapnya

Bab 102. Ternyata Rahman

"Pa, kalau Arini punya sopir pribadi sendiri, Papa keberatan gak?" tanya Arini saat mereka selesai makan malam. "Memang Joni kenapa? Kerjanya kurang bagus? tanya balik Pak Danu."Bukan begitu, Pa! Kan Bang Joni biar gak bolak balik jemput Arini atau Papa. Lagian kalau Arini nunggu terlalu lama juga bosen, Pa! Keburu badmood, Pa!" ujar Arini mencari pembenaran. Pak Danu melihat Arini yang merengek seperti anak kecil."Ya sudah, nanti Papa carikan, ya!" kata Pak Danu tersenyum."Gak usah, Pa! Arini udah ada orangnya," ucap Arini sambil memamerkan deretan giginya. Dahi Pak Danu melipat mendengar perkataannya Arini."Kapan kamu mencarinya? Apa orangnya bisa dipercaya?" Pak Danu ragu pada orang pilihan Arini."Papa gak usah khawatir! Arini bisa jamin yang ini bisa dipercaya banget!" Arini mengacungkan kedua jempol pada Pak Danu."Ya sudah ... terserah kamu saja!" Terima kasih, Pa!"*****Hari sebelumnya, Farah benar-benar datang dengan sepupunya yang ingin mencari kerja.Tok! Tok! Tok!"
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

Bab 103. Mulai Kerja

Arini dan Pak Danu pun masuk ke dalam dan bersiap-siap dengan urusannya masing-masing. Hari ini Arini akan mengecek bahan makanan, karena dua hari lagi akan ada yang berpesta di restorannya. "Pa ... Arini berangkat dulu, ya?" kata Arini sambil mencium punggung tangan Pak Danu."Hati-hati di jalan, ya!" balas Pak Danu. Tangannya mengelus pucuk jilbab yang menutupi rambut Arini.Mulai hari ini, Arini memutuskan untuk memakai jilbab. Dirinya ingin semakin mendekatkan diri pada Allah SWT. "Bang Rahman sudah siap? Kita berangkat, ya?" Hari ini penampilan Arini jauh lebih menentramkan hati. Rahman pun sampai tak berkedip dibuatnya.Tadi memang saat keluar Arini memakai jilbab, tapi kali ini ... dengan pakaian dan juga make up tipis, membuatnya semakin mempesona."Bang!" Suara Arini yang sedikit keras membuat Rahman kaget dan gelagapan."Ah i—ya ... maaf, Mbak!" "Jangan banyak ngelamunnya, Bang, entar kesambet s*tan lho!" ujar Arini terkikik. Rahman yang malu, menggaruk kepala yang sebena
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

Bab 104. Bertemu Tuti

Mata Arini tak lepas dari perempuan itu. Semakin dekat dengan keberadaan perempuan itu, Arini semakin yakin kalau perempuan itu adalah Tuti. "Aku yakin itu Tuti! Tapi ... kenapa sekarang dia seperti itu? Wajahnya juga jadi berubah! Kalu bukan karena tompel yang ada di pipinya itu, aku juga tak akan bisa mengenalinya," batin Arini.Tuti memang punya tompel di pipi dengan ukuran yang lumayan besar. Namun, biarpun ada tompel, sebenarnya Tuti wajahnya juga lumayan. Dia hanya salah jalan. Demi agar terlihat seperti selebriti, Tuti rela memasang susuk.Sekarang Tuti sedang merasakan akibat dari perbuatannya. Wajahnya menjadi belang dan juga banyak badannya banyak bekas koreng.Jika mengingat ke belakang, saat Tuti dan Doni mendapatkan musibah, sebenarnya itu adalah peringatan untuk mereka. Beruntung, saat mereka tak tahu harus membayar rumah sakit pakai apa, ada Pak Haji yang membantunya. Tuti dan Doni tak mengenal orang itu. Pak Haji tak sengaja mendengar percakapan petugas kasir saat se
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

Bab 105. Karma Untukmu

"STOP, Mas! Jangan memaksaku!" Tuti memotong kalimat Doni dengan sedikit berteriak.Dan di rumah sakit itulah Doni dan Tuti berpisah. Sudah segala hal Doni lakukan untuk membujuk Tuti. Namun, percuma saja, Tuti belum mendapatkan hidàyah dari Allah.Doni pergi ke alamat yang diberikan oleh Pak Haji. Di sana, dia belajar banyak ilmu agama dan tentu saja lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.Sedangkan Tuti, dia nekat kembali ke kota di mana dulu dia tinggal. Uang yang diberikan Pak Haji pada Doni dibagi dengannya. Jumlahnya memang tidaklah banyak, tapi ... kalau untuk menuju ke kota, masih ada sisa.*****Sudah lama sekali Tuti tidak ke rumah Mbah Gondrong. Keterbatasan dana membuatnya abai akan hal-hal yang harus dia lakukan untuk membuat susuk di wajahnya tetap bekerja dan awet. Suatu ketika, Tuti lupa kalau Mbah Gondrong pernah berpesan jangan sampai makan segala jenis pisanv. Pada saat kembali ke kota, Tuti bekerja di klub malam.Naasnya, saat Tuti sedang menemani sakah satu pelang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

Bab 106. Brutal

Ibu Wati seperti orang kerasukan. Makian dan juga umpatan tak henti-hentinya dia ucapkan untuk Arini. Satpam yang menghalanginya untuk masuk restoran sampai kewalahan."Minggir! Jangan halangi saya masuk ke restoran anak saya! Minggir!" ucap Ibu Wati. Tangannya menyingkirkan dua satpam yang coba menghalanginya."Bu ... tolong jangan buat keributan di sini!" ucap satpam itu.Arini berjalan dengan sangat percaya diri. Tak gentar dirinya menghadapi mantan istri kedua papanya itu. Rahman selalu setia berjalan di belakang Arini. Bersiap-siap untuk segala kemungkinan yang bisa jadi menimpa majikannya itu."Kalian tahu siapa saya? Saya Ibu pemilik restoran ini! Kalian lupa, HAH?!" teriak Ibu Wati."Ada keributan apa ini?" ucap Arini saat sudah ada didekat kerumunan itu. Tepat berdiri dibelakang Ibu Wati, sehingga Ibu Wati tak menyadari kehadiran Arini.Seketika, Ibu Wati menoleh ke belakang. Saat mendapati Arini ada di belakangnya, tangan Ibu Wati reflek menjambak jilbab Arini."Perempuan si
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

Bab 107. Itu Nasibmu

Setelah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari Ibu Ida, Salma dan Bela, Sarah memutuskan untuk tidak peduli lagi dengan keluarga Arman.Arman yang masih sangat dingin padanya menambah keinginannya untuk pergi dari rumah itu. Walaupun Sarah tahu kehidupannya dengan ibunya tidak seperti saat bersama Pak Danu, dia tak peduli.Dia lebih baik menderita bersama ibunya daripada harus jadi budak di rumah suaminya. Cintanya pada Arman memang membutakan segalanya. Hingga tak memikirkan akibat dari semua perbuatannya."Sarah mau ikut Ibu? Boleh, Nak! Boleh sekali," ucap Ibu Wati. Tak mungkin seorang ibu membiarkan anaknya merasa tak nyaman dan hidup menderita."Sarah langsung ke rumah Ibu saja, ya? Ibu juga sekarang mau pulang," sahut Ibu Wati kemudian.Ibu Wati menghapus air matanya dan berjalan mencari tukang ojek untuk pulang ke rumah. Sekarang, untuk naik taksi pun, Ibu Wati berpikir ratusan kali. Uang yang dipunya tidaklah banyak. Harus benar-benar pintar menggunakannya.Satu jam b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

Bab 108. Putusan Sidang

Akhirnya hari itu pun tiba. Hari di mana sidang putusan cerai antara Arman dan Arini. Dengan mengenakam gamis berwarna cream dan jilbab hitam, Arini berangkat ke pengadilan di antar oleh Rahman.Tak perlu ditanya lagi bagaimana perasaan Arini. Jantungnya berdegup cepat dan juga gugup menghinggapi hatinya. Status baru sebagai 'janda' yang akan dia sandang, sudah tinggal beberapa jam lagi.Debaran jantung Arini semakin tak menentu kala menunggu hakim di ruang sidang. Belum tampak Arman, tapi pengacara Arman sudah datang. Beberapa jam sebelumnya, Arman menelepon pengacaranya. Dia mengatakan kalau dia akan sedikit terlambat."Tergugat belum hadir?" tanya hakim ketua."Sedang dalam perjalanan, Pak," jawab pengacara Arman.Sambil menunggu Arman, hakim ketua membuka sidang. Tak berselang lama, Arman tiba di ruang sidang dan sidang pun segera dilanjutkan.Sampailah pada pembacaan putusan pengadilan. Saat hakim membacakan putusan cerai, ada rasa lega dalam hati Arini. Namun berbeda dengan Arma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

Bab 109. Kabar Baik

Rasa lelah menghinggapi bada Arini. Selesai kuliah, Arini ke restoran untuk mengerjakan sesuatu. Sampai di rumah, Arini segera mandi air hangat. Badannya terasa jauh lebih segar setelah itu."Indah apa kabar, ya?" gumam Arini sambil membuat teh hangat di dapur.Sejak Indah terbang ke Jerman, Arini dan Indah baru sekali melakukan komunikasi. Karena kesibukan Arini dan juga Indah di sana, mereka belum sempat bertukar kabar lagi.Gegas Arini mengambil ponsel dari dalam kamar dan kembali lagi ke meja makan. Arini mengetik sebuah pesan dan dikirimkan ke nomor Indah.[Assalammu'alaikum, Indah! Apa kabar?]Sembari menunggu balasan dari Indah, Arini pindah ke ruang keluarga untuk menonton televisi. Tinggal di rumah yang sangat besar seorang diri, kerap membuat Arini merasa kesepian.Setengah jam berlalu, belum ada tanda-tanda Indah membalas pesannya. Jam menunjukkan pukul sembilan malam di Indonesia. Itu artinya, di Jerman sana baru sekitar jam tiga sore. "Mungkin Indah sedang sibuk kali, ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

Bab 110. Pesan Arman

[Arini, maafkan aku! Aku tahu, aku tidak pantas menulis pesan ini untukmu. Terima kasih kamu telah menjadi bagian dalam hidupku selama ini. Terima kasih sudah menemaniku dalam suka maupun duka. Tak pernah terbayangkan olehku, kalau pernikahan kita akan berakhir seperti ini. Aku sungguh sangat menyesal! Tapi ... aku pun tak mau egois dengan memaksamu kembali padaku. Aku bahagia jika kamu bahagia, Arini. Mungkin ini akan menjadi pesan terakhirku untukmu. Aku akan menghilang dari kehidupanmu. Aku berharap dan berdoa, semoga kelak kamu bisa menemukan pendamping hidup yang lebih baik lagi dari aku. Mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafanku selama ini! Semoga kamu bahagia, ya!] Pesan panjang dari Arman membuat Arini meneteskan air mata. Perpisahan memang bukan kehendaknya. Tapi, jika pernikahan ini tetap diteruskan, hati dan jiwanya juga tidak bisa menerima.  Bayangan masa-masa bahagia bersama Arman terlintas saat itu juga. Namun, dengan seg
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status