All Chapters of Pembalasan dari Istri yang Tersakiti: Chapter 111 - Chapter 120

150 Chapters

Bab 111. Perjodohan

 "Iya, ini dia Arini putriku yang kuceritakan tempo hari," jawab Pak Danu. Arini pun menangkupkan kedua tangannya di depan dada untuk menyapa. Tanpa Arini tahu, Pak Danu memang sengaja mengatur pertemuan ini. Sebelumnya, Pak Danu dan Pak Sofyan sudah bertemu. Alasan mereka adalah ingin menjodohkan anak mereka.  Walaupun sebelumnya Arini mengatakan belum siap, tapi bagi Pak Danu tak masalah. Toh ini hanya perkenalan saja. Selanjutnya, biarkan takdir yang berbicara. Awalnya Anjas juga menolak. Tapi karena bujukan Pak Sofyan, akhirnya Anjas mau menemui anak teman papanya. Dengan catatan tak ada paksaan harus menerima perjodohan ini. Anjas sudah duda sejak lama. Istrinya meninggal dunia setelah dua bulan pernikahan mereka. Kecelakaan tunggal merenggut nyawa istrinya. Hal yang masih sangat disesalkan oleh Anjas. Karena, sebelum kecelakaan itu ternyata, istrinya meminta Anjas menemaninya
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Bab 112. Pengobatan Indah

Perjalanan pengobatan Indah selama di Jerman tidaklah mudah. Banyak suka duka yang dilaluinya. Beruntung, Firman selalu ada disampingnya dan mendukung Indah setiap saat. Kadang, rasa bersalah menghinggapi Indah kala mengingat pernah meminta hal konyol dari suaminya itu. Alhamdulillah ... Indah benar-benar tak salah memilih pasangan hidup.  Mungkin saja kalau bukan Firman suaminya, Indah akan ditinggal menikah lagi atau diceraikan. Tapi itu tidak berlaku untuk Firman. Pernikahan baginya hanya sekali seumur hidup, apapun kondisinya. "Mas tahu kamu kuat, Sayang! Kita akan lewati ini bersama, ya?" kata Firman saat Indah akan masuk ke ruang tindakan. Tak ada jawaban dari Firman. Indah hanya bisa menangis. Menangisi takdir yang menimpanya. Kemungkinan hamil pada perempuan yang terkena kanker serviks memang sangatlah kecil.  Karena umumnya terapi kanker serviks ini dilakukan d
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Bab 113. Indah Pulang

Tanpa terasa satu tahun sudah berlalu, minggu lalu Firman sudah menyelesaikan pendidikannya. Rasa haru dan bahagia menyelimuti keduanya. Indah sekarang sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Kepercayaan dirinya mulai tumbuh dan bangkit kembali. Selama satu tahun belakangan ini, Indah mengikuti perkumpulan penyintas kanker di Jerman. Hal-hal positif mereka lakukan di sana. Banyak sekali pelajaran yang bisa Indah ambil dari teman-teman barunya itu. "Aku beruntung punya kamu, Mas! Terima kasih sudah selalu setia menemaniku! I love you," ucap Indah saat mereka berlibur di salah satu wisata di Jerman. Mereka liburan untuk merayakan wisuda Firman dan tentu saja kembalinya Indah ke Indah yang dulu. "Aku yang beruntung punya perempuan hebat di sampingku! I love you too, Sayang!" Firman mengecup kening Indah dan menggenggam tangannya. Setelah puas berjalan-jalan, mereka berdua pulang. Menurut rencana,
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Bab 114. Malu-malu

Sejak saat pertemuan antara Pak Danu dan Pak Sofyan, Anjas jadi lebih sering bertemu dengan Arini. Anjas mengelola kurang lebih lima hotel milik keluarganya. Dia anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Ratih dan sudah menikah. Sekarang tinggal di Belanda ikut suaminya yang bekerja di kedutaan Indonesia di Belanda.   Pertemuan pertamanya dengan Arini meninggalkan kesan yang berbeda untuknya. Jika biasanya perempuan lain yang mengenalnya akan bersikap agresif. Tapi lain dengan Arini. Arini bahkan bersikap membentengi diri untuk tidak terlalu dekat dengan pria.   "Gimana menurutmu Arini, An?" tanya Pak Sofyan setelah mereka pulang dari pertemuan itu.   "Ya ... gak gimana-mana, Pa!" jawab Anjas berbohong. Dia berusaha setenang mungkin menjawab pertanyaan Pak Sofyan. Tak ingin gegabah dalam mengambil keputusan.   Mendengar jawaban dari Anjas, Pak Sofyan menyikut lengan anak laki-lakinya itu.
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Bab 115. Diam-diam Mengagumi

Sontak Arini dan Anjas kaget. Yang awalnya mereka sedang berbincang ringan, mereka secara serempak menoleh ke arah sumber suara.   "Indah?!" lirih Arini. Indah melangkah begitu cepat. Rasa rindu pada Arini sudah menggebu.    Anjas yang tak tahu siapa itu, hanya bisa diam menyaksikan Arini yang tengah di peluk erat oleh Indah. Tampak mata kedua perempuan itu mulai berkaca. Karena tak ingin mengganggu momen mereka, Anjas memberi kode Arini untuk pergi meninggalkan tempat itu.   ***** Arini merenggangkan pelukan Indah. Dia sangat bahagia melihat Indah yang dulu telah kembali. Banyak pertanyaan yang ingin Arini tanyakan pada Indah. Lalu, dia mengajak Indah ke ruangannya.   "Dian, tolong bawakan dua jelas jus alpukat ke ruangan saya, ya?" pinta Arini pada Dian.   "Baik, Bu!"   "Gimana kabarmu, Ndah? Maaf, ya, aku jarang sekali menghubungimu!" ujar Ari
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Bab 116. Keputusan

"Bagaimana para saksi? Sah?" ucap Pak penghulu.   "SAHHHH!!!!" jawab semua orang serempak.   "Alhamdulillah!"   ***** Ya, akhirnya Arini dan Anjas menikah. Bukan hal mudah untuk meluluhkan hati Arini. Kala itu, Pak Sofyan sengaja meminta Pak Danu untuk pulang ke rumah Arini, karena niatan hatinya langsung melamar Arini.   Kedatangan Indah dan Firman juga tak luput dari permintaan Pak Danu. Pak Danu menceritakan semuanya pada Indah dan Firman. Mereka berdua tentu saja antusias, apalagi Indah. Indah memang ingin melihat Arini bahagia.    "Siap, Om! Indah akan dukung niat baik, Om. Asalkan laki-laki itu, laki-laki baik dan bisa jadi imam untuk Arini," ucap Indah kala Pak Danu menelepon.   "Inshaa Allah! Indah do'akan, ya, semoga Arini mau," kata Pak Danu.   Mereka memberikan kejutan untuk Arini. Kejutan yang tak akan pernah Arin
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Bab 117. Pernikahan

"Sebelumnya Arini sangat berterima kasih dengan niat baik Om dan Mas Anjas datang kemari. Suatu kehormatan untuk Arini bisa mendapatkan tempat di hati Om dan Mas Anjas. Tak bisa Arini pungkiri memang Arini mengagumi Mas Anjas. Namun, untuk melangkah lebih jauh lagi, jujur Arini masih merasa trauma."  Arini menjeda kalimatnya sejenak. Terlihat Anjas semakin tegang karena merasa lamarannya akan ditolak. Semua orang yang ada di sana diam dan menunggu kelanjutan ucapan Arini. Arini menata kembali hatinya untuk melanjutkan perkataannya.  "Jika berkenan, maukah Mas Anjas menunggu Arini selama dua minggu? Arini perlu meyakinkan diri terlebih dahulu. Arini tidak mau nantinya akan gagal lagi untuk yang kedua kalinya. Arini berharap, jika pun Arini menikah lagi, itu untuk yang terakhir kalinya."  Ada sedikit harapan untuk Anjas. Anjas pun tak menolak permintaan Arini. Dia juga paham akan trauma yang Arini alami. Dul
last updateLast Updated : 2022-10-16
Read more

Bab 118. Bahagia

Acara demi acara telah selesai dilewati. Nampak sekali rasa lelah mendera di wajah kedua mempelai. Saat ini hanya tersisa keluarga dekat dari Arini dan Anjas.   "Nak Anjas, Bude titip Arini, ya? Jangan biarkan Arini menangis!" pesan Bude Jamilah.   Ya, Bude Jamilah dan Bi Imah hadir di pernikahan kedua Arini. Dia meminta Rahman untuk menjemput keduanya. Bahagia tak terkira tergambar di kedua wajah orang yang sudah Arini anggap orang tua sendiri itu.   "Inshaa Allah, Bude! Anjas akan menjaga Arini segenap jiwa dan raga Anjas!" jawab Anjas mantap. Bude Jamilah dan Bi Imah tersenyum lega.   Selesai acara, Bude Jamilah dan Bi Imah diantar pulang oleh Rahman ke rumah Pak Danu. Karena perjalanan yang cukup jauh, tak mungkin hari itu juga pulang. Maka dari itu, untuk sementara mereka menginap di sana.    Pak Danu tentu saja tak tidur di rumah itu. Dia memilih tidur di hotel. Sedang
last updateLast Updated : 2022-10-16
Read more

Bab 119. Hamil

"Kok Mas Anjas malah ketawa, sih?" Arini merajuk, bibirnya maju beberapa senti. "Kamu lucu banget, tau gak?" Anjas mencubit pipi Arini pelan. Arini memalingkan mukanya yang memerah karena candaan Anjas.  Anjas meraih kedua tangan Arini dan menggenggamnya erat. Lalu, satu tangannya menyentuh dagu dan memutar wajah Arini ke hadapannya. "Arini ... terima kasih telah hadir di hidupku. Aku tak tahu kenapa bisa aku mencintaimu. Tapi yakinlah, kalau cintaku padamu tulus dan tanpa pamrih! Aku berjanji padamu, akan selalu setia mendampingimu sampai akhir hayatku!"  Arini yang melihat ketulusan dari mata Anjas, mendadak menjadi melow. Air matanya tak terbendung. Melihat Arini menangis, Anjas mendekap erat tubuh Arini untuk pertama kalinya. Membiarkan bidadari surganya itu meluapkan semua rasa yang ada di dadanya. "Berjanjilah, ini terakhir kalinya kamu menangis! Aku tak akan memb
last updateLast Updated : 2022-10-16
Read more

Bab 120. Pindah Ke Desa

Arman yang sudah ikhlas dengan perpisahannya, memilih meninggalkan kota yang sudah lama dia tinggali. Meninggalkan semua kenangan dengan Arini. Jika ditanya kemana, Arman juga tak tahu. Mengikuti alur hidup seperti air yang mengalir. Selain itu, alasan Arman pindah dari kota ini adalah untuk membantu penyembuhan depresi Bela. Karena video viralnya dulu, Bela menjadi depresi berat. "Kita mau kemana, Man?" tanya Ibu Ida saat melihat Arman merapikan baju-baju ke dalam tas. "Kita pindah dari kota ini, Bu. Kita mulai hidup yang baru di tempat baru," jawab Arman. "Tapi kemana?" Ibu Ida terlihat sedih ketika mendengar kata pindah. "Arman juga tidak tahu, Bu. Tapi yang jelas, kita harus pergi! Ibu siap-siap juga, ya? Beritahu Mbak Salma juga," sambung Arman. Salma sekarang lebih banyak diam. Memikirkan semua yang terjadi dalam hidupnya. Memikirkan Doni suaminya yang
last updateLast Updated : 2022-10-17
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status