"Mas, kamu ngapain?" Tubuhku terpaku melihat sosok pria yang semalam memelukku erat. Aku menatap suamiku berada di dapur, pria berkaos putih dan celana pendek sedang memasak di dapur. Suara mesin cuci terdengar berputar. "Masak buat kalian. Mas mau masak sup ayam, tempe orek dan sambal. Ada kerupuk udang kesukaan kamu." Ia masih sibuk mengaduk sup dalam panci. Aku terdiam sesaat, Mas Anggara begitu sibuk dengan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh wanita. "Aku bantu." Sebagai istri aku tak enak hati. Ia melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan istri-istrinya. Sejak mas Anggara menikah lagi, aku tak pernah menyentuh pekerjaan rumah. Aku memotong tempe berukuran dadu dan mengoreng di kompor satunya lagi. Mas Anggara mengecup keningku lembut. "Maaf merepotkanmu." Ungkapnya begitu tulus, aku merasa tak enak hati. Mungkin karena aku cemburu karena istri kedua mas Anggara bisa hamil sedangkan aku tidak. Padahal, anak itu akan menjadi anakku juga. Semua pekerjaan selesai
Baca selengkapnya