POV ILHAM"Mas bangun! Mas!" Tepukan di pipi terasa menyakitkan. Kasar dan tak berperasaan. Aroma minyak kayu putih tercium di hidungku. Membuka mata perlahan. Kepalaku terasa pusing dan berputar. "I-intan," ucapku tanpa sadar. Bayang-bayang Intan di kelopak mata."Kok, Intan! Aku Rita, istrimu," sungutnya kesal. Terdengar nada cemburu dan ketidak sukanya."Eh, Rita. Aku kenapa?" tanyaku mengernyit heran. Tante Vivi dan anak-anaknya berkumpul di kamarku. Wajah mereka memerah dan muak kepadaku."Kamu nanya sama kami! Kamu itu malam-malam teriak-teriak kayak orang stres. Lihat jam berapa sekarang! Jam empat, Ilham! Kamu bikin orang jadi pusing karena ulahmu," maki tante Vivi dengan bertolak pinggang. Matanya melotot tanpa cela."Iya, ganggu tidur orang aja!" timpal adik iparku. Ia mengerucutkan bibirnya. Kekesalannya dilontarkan kepadaku. Tak menghargai sebagai kakak iparnya."Mas pingsan, tergeletak di lantai. Ponsel, Mas retak," ujar Rita. Ia menyerahkan ponselku yang tak menyala. Ba
Read more