"Siapa dia?" tanya Mbak Zahra saat melihat kehadiran Iwan. Ia menatap sinis pada bocah yang penampilannya tampak lusuh dan tak terurus."Dia putramu, Mbak!" jawabku. Mata Mbak Zahra kembali melebar. Ia beralih menatapku.Jarinya menunjuk pada Iwan. " Dia putraku? Bagaimana mungkin? Lagi pula anak itu sudah meninggal, kamu jangan mengada-ada, Zalia!" sanggahnya.Aku menggelengkan kepala. "Kamu sudah melihat dengan jelas isi amplop itu Mbak. Kenapa kamu masih menyangkalnya? Sekuat apa pun kamu menyangkalnya, dia adalah putramu Mbak!" "Tidak! Dia bukan anak itu, anak itu sudah mati! Sudah cukup! Jangan pernah bahas soal ini lagi, aku tidak mau Mas Hadi tahu akan hal ini. Atau kamu memang sengaja kan, Zalia?! Kamu mau rumah tanggaku hancur dan membuatku jadi janda sepertimu! Itu sebabnya kamu membongkar semua ini pada Paman. Kamu ingin Paman dan Bibi membenciku. Iya, kan! Jawab!" sungutnya penuh emosi. Aku juga mulai terpancing emosi dengan tuduhan-tuduhan yang ia sematkan padaku."Astag
Last Updated : 2022-07-18 Read more