"Kamu kan punya uang, Zalia. Apa salahnya sih kasih Ibu sedikit. Jangan pelit! Lagi pula, Ibu ini juga Ibumu!" Ya Allah! Ya Robbi! Kok bisa Engkau menciptakan manusia bentukan seperti ini. Tak punya urat malu."Nggak ada uang! Apa lagi untuk Ibu. Lagi pula Ibu siapa, cuma mantan mertua! Toh, selama ini Ibu pernah menganggap aku sebagai anak Ibu? Nggak kan! Sudah sana pergi! Atau mau aku panggilkan orang satu kampung untuk menyeret Ibu keluar!" Murkaku. Lagi-lagi ibu tersentak kaget dengan sikapku. "Kamu ngusir Ibu, Za?! Kamu keterlaluan, Zalia!!" sungut Ibu dengan nada yang tak kalah meninggi. "Maaf ya, Bu. Aku bukan Zalia yang dulu lagi. Jika kemarin aku membantu Ibu tidak lebih karena K-A-S-I-H-A-N! Tapi kalau kini, tak akan lagi. Terserah kalian mau jadi gelandangan, mati kelaparan atau apa? Terserah. Aku tak peduli! Lebih baik mati kan, dari pada hidup jadi BENALU!" ujarku kasar. Mata Ibu melotot, bola matanya seakan ingin keluar dengan rahang yang mengeras. Seumur hidupku, b
Huling Na-update : 2022-07-14 Magbasa pa