Mbak Zahra begitu memanjakan kedua anak yang ada dalam dekapannya. Memberikan semua yang terbaik, walau pun terkadang terkesan berlebihan. Sedangkan putra pertamanya hidup menderita di rumah ini. Bekerja membanting tulang hanya demi bertahan hidup."Iwan mana, Bu?" tanyaku. Aku memberanikan diri bertanya, karena sedari tadi aku tak melihat batang hidung anak itu."Iwan sedang di belakang, Bu. Menimba air. Maklum Bu, rumah ini tak memiliki kamar mandi, jadi harus mandi di sungai. Sedangkan saya yang sakit-sakitan tak mampu untuk ke sungai," jelas Ibu Iwan."Apa? Sungai?" "Ia sungai, Bu. Ada di belakang rumah Ini." jawabnya. Air mataku kembali berembun. Sesak rasa hatiku melihat kondisinya yang harus hidup di tempat seperti ini.Bertanya juga percuma, karena alasannya pun aku sudah mengetahuinya. Uang!. Namun, aku tak sanggup melihat keponakanku hidup di tempat seperti ini. Aku harus membawa mereka pindah dari sini."Ehh ... ada tamu. Bu Zalia, kok, bisa ada di sini, Bu?" Iwan masuk k
Last Updated : 2022-07-03 Read more