"Sudah, Kamu kerja saja! Tidak usah pikirkan Mbak. Mbak Baik-baik saja, sana! Layani pelanggan!" perintahku padanya. Aku memang merasa sedikit tak enak badan. Tapi jika kubawa tidur, yang ada badanku tambah sakit."Kamu kenapa, Wan. Kenapa melihat Ibu seperti itu?" tanyaku pada Iwan. Aku tak sengaja memergokinya menatapku tajam. Tidak biasanya, bocah ini menatapku seperti itu."Tidak, Bu. Apa Ibu Zalia merasakan yang aneh pada badan, Ibu? Rasa sakit atau sesak, gitu?" mata Iwan menyipit penuh selidik."Iya ... Ibu merasa sendi-sendi Ibu sakit. Lemes. Mungkin karena Ibu kecapekan, mungkin, ya?" ujarku. Iwan mengangguk lalu menghela napas berat. "Ada apa, Iwan?" tanyaku heran. Sekarang aku yang heran dengan sikapnya yang tampak aneh. Sejak aku datang tadi, aku merasakan anak ini memperhatikan gerak-gerikku. Membuatku risih."Tidak apa-apa, Bu. Iwan permisi kebelakang dulu, Bu." pamitnya. Aku mengangguk. "Aneh sekali sikapnya?" gumamku lirih. Aku menyenderkan tubuhku pada penyangga kur
Last Updated : 2022-06-26 Read more