Bab 95Suatu kerjasama"Yakin mau kerja jadi tukang kebun?" tanya Ali, mungkin memastikan, atau memang mau merendahkan. Entahlah!"Iya, aku yakin," jawabku. Kalau benar-benar tak butuh pekerjaan, aku pun tak mau jadi tukang kebun. Tapi dari pada nanti aku dikejar-kejar Mami Marka lebih baik aku jadi tukang kebun dulu saat ini, tak masalah, yang penting aku dapat uang. "Ok! Sebelumnya kita ngobrol dulu sejenak!" ucapnya. Cukup membuat keningku melipat. "Ok," balasku sok santai. Ya, aku memang berusaha sesantai mungkin. Agar tak terlihat gugup. "Sebenarnya aku tak menawarkan kerjaan tukang kebun untukmu. Kala itu kita ada di warung makan, tak mungkin aku katakan yang sejujurnya di sana, yang penting kamu datang dulu," ucap Ali. Cukup membuatku semakin melipat kening. Karena bingung. "Lalu? Kerjaan apa yang akan kami berikan?" tanyaku penasaran. Dia terlihat mengulas senyum. Senyum yang tak bisa aku artikan. "Ya, aku sengaja menyebut tukang kebun, karena aku juga ingin tahu, kamu se
Read more