Bab 38Perasaan Ingin Tahu"Sarapan, Bu! Udah Lita siapkan!" pinta Lita. Aku mengulas senyum. Anak ini memang sangat rajin. Selain rajin, dia juga sangat sopan. "Iya. Emm, Gibran sudah bangun belum?" tanyaku memastikan. Lita menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Sudah, Bu," jawabnya singkat. Kuhela napas ini sejenak."Lagi ngapain dia?" tanyaku lagi. Ingin tahu detail saja. Dari pada diam saja juga. Lita sedikit melipat kening. Mungkin dia sedang mengingat-ingat, Gibran lagi ngapain sekarang. "Olah raga sama Papa," jawab Lita. Mulut ini sedikit aku majukan. "Owh, Ok," balasku."Nampaknya dia betah tinggal di sini, Bi," ucap Lita. Aku manggut-manggut. Karena aku pun merasakan demikian. "Iya, nampaknya memang begitu," balasku. Lita melempar senyum tipis. Syukurlah kalau Gibran betah di sini. Kalau dia mau tinggal di sini bersama Papa, aku setuju-setuju saja. Biar Papa ada temannya juga. Ada Lita sih, tapi kalau ada Gibran, jelas Papa lebih senang. "Kalau gitu saya tunggu di meja
Baca selengkapnya